Ligaponsel.com – Inflasi di Amerika Serikat (AS) ternyata lebih tinggi dari prediksi. Hal ini membuat Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga.
Berdasarkan data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, inflasi pada bulan Januari 2023 mencapai 7,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang sebelumnya memperkirakan inflasi akan berada di level 7,3%.
Kenaikan inflasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kenaikan harga energi dan pangan. Harga bensin, misalnya, naik 20,1% pada Januari 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, harga makanan naik 10,1%.
Tingginya inflasi membuat The Fed semakin hawkish dalam kebijakan moneternya. Powell mengatakan bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi kembali ke target 2%. Ia juga menyatakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada level tinggi untuk beberapa waktu.
Kenaikan suku bunga oleh The Fed diperkirakan akan berdampak pada perekonomian AS. Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Namun, The Fed menilai bahwa menaikkan suku bunga perlu dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Jika inflasi tidak dikendalikan, maka dapat merusak perekonomian dalam jangka panjang.
Inflasi AS Lebih Tinggi dari Prediksi, Jerome Powell Beri Sinyal Tahan Suku Bunga
Inflasi tinggi, The Fed bersikap hawkish, suku bunga naik, pertumbuhan melambat, inflasi terkendali.
Inflasi yang tinggi dapat merusak perekonomian dalam jangka panjang. The Fed berupaya mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Namun, kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi The Fed untuk menyeimbangkan upaya pengendalian inflasi dengan menjaga pertumbuhan ekonomi.