Penutupan IHSG: Menguat Mengikuti Bursa Asia dan Global
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (15/2/2023), mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG naik 0,67% atau 46,28 poin ke level 6.946,97.
Penguatan IHSG sejalan dengan bursa saham Asia yang mayoritas ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,63%, Hang Seng Hong Kong naik 0,73%, dan KOSPI Korea Selatan naik 0,85%. Bursa saham Eropa juga dibuka menguat, dengan indeks FTSE 100 Inggris naik 0,38%, DAX Jerman naik 0,45%, dan CAC 40 Prancis naik 0,52%.
Penguatan bursa saham global didorong oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap pelambatan laju kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (Fed). Pelaku pasar berharap Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya, lebih rendah dari kenaikan sebesar 50 basis poin pada pertemuan sebelumnya.
Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis pada Selasa (14/2/2023) menunjukkan penurunan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Januari 2023 tercatat turun menjadi 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5% yoy.
Penurunan inflasi tersebut menambah ekspektasi pasar bahwa Fed akan bersikap lebih dovish dalam menaikkan suku bunga. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk IHSG.
IHSG ditutup menguat ikuti bursa kawasan Asia dan global
IHSG menguat mengikuti bursa saham Asia dan global.
Enam aspek penting yang mempengaruhi penguatan IHSG:
- Ekspektasi pelambatan kenaikan suku bunga oleh The Fed
- Penurunan inflasi di AS
- Penguatan bursa saham Asia
- Penguatan bursa saham Eropa
- Sentimen positif pelaku pasar
- Data ekonomi AS yang mendukung
Penguatan IHSG merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Ekspektasi Pelambatan Kenaikan Suku Bunga oleh The Fed
Ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS, The Fed, akan memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Pelaku pasar berharap The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya, lebih rendah dari kenaikan 50 basis poin pada pertemuan sebelumnya.
Ekspektasi ini didasarkan pada data ekonomi AS yang menunjukkan penurunan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Januari 2023 tercatat turun menjadi 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5% yoy.
Pelambatan laju kenaikan suku bunga oleh The Fed memberikan sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk IHSG.
Penurunan inflasi di AS
Penurunan inflasi di AS menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan IHSG.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Januari 2023 tercatat turun menjadi 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5% yoy.
Penurunan inflasi ini memberikan harapan bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, sehingga memberikan sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk IHSG.
Penguatan bursa saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar ditutup menguat pada Rabu (15/2/2023), mengikuti penguatan bursa saham global. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,63%, Hang Seng Hong Kong naik 0,73%, dan KOSPI Korea Selatan naik 0,85%.
Penguatan bursa saham Asia memberikan sentimen positif bagi IHSG, sehingga turut mendorong penguatan indeks saham Indonesia tersebut.
Penguatan bursa saham Eropa
Selain bursa saham Asia, bursa saham Eropa juga dibuka menguat pada Rabu (15/2/2023). Indeks FTSE 100 Inggris naik 0,38%, DAX Jerman naik 0,45%, dan CAC 40 Prancis naik 0,52%.
Penguatan bursa saham Eropa memberikan sentimen positif bagi IHSG, sehingga turut mendorong penguatan indeks saham Indonesia tersebut.
Sentimen Positif Pelaku Pasar
Salah satu faktor yang mendorong penguatan IHSG adalah sentimen positif pelaku pasar. Pelaku pasar optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang, sehingga mereka bersedia untuk membeli saham.
Sentimen positif ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: penurunan inflasi di AS, ekspektasi pelambatan kenaikan suku bunga oleh The Fed, dan penguatan bursa saham global.
Data ekonomi AS yang mendukung
Penguatan IHSG juga didukung oleh data ekonomi AS yang dirilis pada Selasa (14/2/2023), yang menunjukkan penurunan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Januari 2023 tercatat turun menjadi 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5% yoy.
Penurunan inflasi tersebut menambah ekspektasi pasar bahwa Fed akan bersikap lebih dovish dalam menaikkan suku bunga. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk IHSG.