Industri Sepatu Indonesia Bakal Tamat? Yongki Komaladi Ramalkan Akan Ada PHK Massal

waktu baca 4 menit
Jumat, 17 Mei 2024 00:38 0 10 Uni

Industri Sepatu Indonesia Bakal Tamat? Yongki Komaladi Ramalkan Akan Ada PHK Massal

Ligaponsel.com – Yongki Komaladi Ramal Merek Lain Bakal Tutup Pabrik Susul Sepatu Bata

Pakar sepatu nasional Yongki Komaladi meramalkan, bakal ada merek sepatu lain yang akan menutup pabriknya menyusul Sepatu Bata. Menurut Yongki, merek sepatu yang akan tutup itu adalah merek sepatu yang selama ini mengandalkan pasar ekspor.

“Pasar ekspor sedang lesu. Banyak pabrik sepatu yang sudah tutup. Dan, saya yakin akan ada lagi yang tutup,” ujar Yongki saat dihubungi kumparan, Selasa (30/8).

Yongki mengatakan, merek sepatu yang mengandalkan pasar ekspor akan kesulitan bersaing dengan merek sepatu dari negara lain, seperti Tiongkok dan Vietnam. Sebab, kedua negara tersebut memiliki biaya produksi yang lebih murah.

“Sepatu dari Tiongkok dan Vietnam itu harganya lebih murah. Jadi, merek sepatu kita kalah bersaing,” jelas Yongki.

Selain itu, Yongki juga menyebut bahwa pandemi COVID-19 telah memperburuk kondisi industri sepatu di Indonesia. Sebab, banyak orang yang mengurangi belanja mereka untuk membeli sepatu.

“Orang-orang sekarang lebih memilih untuk membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya daripada membeli sepatu,” kata Yongki.

Yongki berharap, pemerintah bisa membantu industri sepatu di Indonesia dengan memberikan insentif atau keringanan pajak. Sehingga, industri sepatu di Indonesia bisa tetap bertahan di tengah persaingan global.

Yongki Komaladi Ramal Merek Lain Bakal Tutup Pabrik Susul Sepatu Bata

Pakar sepatu nasional, Yongki Komaladi, meramalkan bahwa akan ada merek sepatu lain yang akan menutup pabriknya menyusul Sepatu Bata. Ramalan ini didasarkan pada beberapa aspek penting, yaitu:

  1. Pasar ekspor lesu
  2. Persaingan ketat
  3. Biaya produksi tinggi
  4. Pandemi COVID-19
  5. Kurangnya insentif pemerintah

Aspek-aspek tersebut saling terkait dan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri sepatu di Indonesia. Pasar ekspor yang lesu membuat permintaan sepatu menurun, sementara persaingan yang ketat dari merek sepatu luar negeri yang memiliki biaya produksi lebih murah semakin memperburuk keadaan. Pandemi COVID-19 juga berdampak negatif pada industri sepatu, karena banyak orang mengurangi pengeluaran mereka untuk membeli sepatu.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu memberikan insentif atau keringanan pajak kepada industri sepatu. Hal ini diharapkan dapat membantu industri sepatu di Indonesia untuk tetap bertahan di tengah persaingan global.

Pasar ekspor lesu

Salah satu faktor yang menyebabkan merek sepatu di Indonesia tutup pabrik adalah lesunya pasar ekspor. Hal ini dikarenakan banyak negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan permintaan sepatu, sehingga pabrik sepatu di Indonesia kewalahan memenuhi pesanan.

Selain itu, persaingan dari merek sepatu luar negeri yang lebih murah juga semakin ketat. Akibatnya, merek sepatu Indonesia kesulitan bersaing di pasar global.

Persaingan ketat

Persaingan di industri sepatu semakin ketat, terutama dari merek-merek sepatu luar negeri yang memiliki biaya produksi lebih murah. Akibatnya, merek sepatu Indonesia semakin kesulitan bersaing di pasar global. Beberapa merek sepatu Indonesia bahkan terpaksa menutup pabriknya karena tidak mampu bersaing dengan merek-merek sepatu luar negeri.

Biaya produksi tinggi

Salah satu faktor yang menyebabkan merek sepatu di Indonesia tutup pabrik adalah biaya produksi yang tinggi. Hal ini dikarenakan bahan baku dan tenaga kerja di Indonesia mahal. Akibatnya, merek sepatu Indonesia kesulitan bersaing dengan merek sepatu luar negeri yang memiliki biaya produksi lebih murah.

Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap industri sepatu di Indonesia. Akibat pandemi ini, permintaan sepatu menurun drastis karena banyak orang mengurangi pengeluaran mereka. Hal ini menyebabkan banyak pabrik sepatu tutup atau mengurangi produksinya.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga menyebabkan terganggunya rantai pasokan global. Hal ini menyebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku dan komponen sepatu, sehingga semakin memperburuk kondisi industri sepatu di Indonesia.

Kurangnya insentif pemerintah

Pemerintah Indonesia dinilai kurang memberikan insentif kepada industri sepatu. Padahal, insentif seperti keringanan pajak atau subsidi bahan baku dapat membantu industri sepatu Indonesia bersaing dengan merek sepatu luar negeri.

Akibat kurangnya insentif pemerintah, banyak merek sepatu Indonesia yang kesulitan bertahan hidup. Bahkan, beberapa merek sepatu terpaksa menutup pabriknya karena tidak mampu bersaing dengan merek sepatu luar negeri.