Emas Terus Meroket, Ada Apa dengan Tiongkok?

waktu baca 5 menit
Jumat, 17 Mei 2024 10:21 0 9 Bayu

Emas Terus Meroket, Ada Apa dengan Tiongkok?

Emas Terus Meroket, Ada Apa dengan Tiongkok?

Ligaponsel.com – Emas terus rally setelah data Tiongkok yang kuat

Harga emas terus menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (21/2), setelah data ekonomi Tiongkok yang kuat meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan di negara konsumen logam mulia terbesar di dunia itu.

Data dari Biro Statistik Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara itu tumbuh 3% pada tahun 2022, lebih tinggi dari perkiraan 2,8%. Pertumbuhan PDB kuartal IV-2022 juga lebih tinggi dari perkiraan, yakni sebesar 2,9%.

Data ekonomi Tiongkok yang kuat meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan emas di negara tersebut. Emas banyak digunakan dalam perhiasan, investasi, dan sebagai aset safe haven.

Selain data ekonomi Tiongkok, penguatan dolar AS juga mendukung harga emas. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Analis dari Kitco Metals mengatakan, “Harga emas mendapat dukungan dari data ekonomi Tiongkok yang kuat dan penguatan dolar AS. Ekspektasi pemulihan permintaan di Tiongkok meningkatkan sentimen positif di pasar emas.”

Harga emas diperkirakan akan terus menguat dalam jangka pendek. Namun, analis memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dapat membatasi kenaikan harga emas.

Emas Terus Rally Setelah Data Tiongkok yang Kuat

Harga emas terus menguat setelah data ekonomi Tiongkok yang kuat dirilis. Data tersebut meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan emas di negara konsumen logam mulia terbesar di dunia itu.

Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan terkait dengan penguatan harga emas ini antara lain:

  • Data Ekonomi Tiongkok Kuat: Pertumbuhan PDB Tiongkok sebesar 3% pada tahun 2022 dan 2,9% pada kuartal IV-2022 menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat.
  • Ekspektasi Pemulihan Permintaan: Data ekonomi Tiongkok yang kuat meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan emas di negara tersebut.
  • Penguatan Dolar AS: Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendukung harga emas.
  • Kenaikan Suku Bunga The Fed: Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dapat membatasi kenaikan harga emas.
  • Sentimen Pasar Positif: Ekspektasi pemulihan permintaan di Tiongkok dan penguatan dolar AS menciptakan sentimen positif di pasar emas.

Secara keseluruhan, penguatan harga emas didukung oleh data ekonomi Tiongkok yang kuat, ekspektasi pemulihan permintaan, dan penguatan dolar AS. Namun, kenaikan suku bunga oleh The Fed dapat membatasi kenaikan harga emas.

Data Ekonomi Tiongkok Kuat: Pertumbuhan PDB Tiongkok sebesar 3% pada tahun 2022 dan 2,9% pada kuartal IV-2022 menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat.

Wuah, ekonomi Tiongkok lagi bagus banget nih! PDB-nya tumbuh 3% di tahun 2022, dan 2,9% di kuartal IV-2022. Artinya, ekonomi Tiongkok lagi jalan kenceng banget.

Nah, kenapa ini penting banget buat harga emas? Soalnya, Tiongkok itu negara yang paling banyak pakai emas di dunia. Jadi, kalau ekonomi Tiongkok bagus, biasanya permintaan emas juga ikut naik. Makanya, pas data ekonomi Tiongkok dirilis dan ternyata bagus, harga emas langsung naik deh.

Ekspektasi Pemulihan Permintaan: Data ekonomi Tiongkok yang kuat meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan emas di negara tersebut.

Kalau ekonomi Tiongkok lagi bagus, biasanya permintaan emas juga ikut naik. Soalnya, orang-orang di Tiongkok suka banget beli emas, baik buat perhiasan, investasi, atau buat disimpan aja. Nah, makanya pas data ekonomi Tiongkok dirilis dan ternyata bagus, langsung deh pada berekspektasi permintaan emas juga bakal naik. Alhasil, harga emas pun ikut naik.

Contohnya nih, pas Tiongkok ngeluarin data PDB yang bagus, harga emas langsung naik. Soalnya, orang-orang pada mikir, “Wah, ekonomi Tiongkok lagi bagus nih, berarti permintaan emas pasti bakal naik juga.” Dan benar aja, harga emas langsung naik.

Penguatan Dolar AS: Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendukung harga emas.

Selain data ekonomi Tiongkok yang kuat, penguatan dolar AS juga ikut mendorong naiknya harga emas. Soalnya, kalau dolar AS lagi kuat, harga emas jadi lebih mahal buat orang-orang yang pakai mata uang selain dolar AS.

Contohnya nih, kalau nilai tukar dolar AS naik terhadap rupiah, maka harga emas di Indonesia jadi lebih mahal. Soalnya, orang Indonesia harus pakai lebih banyak rupiah buat beli emas yang harganya pakai dolar AS.

Nah, karena dolar AS lagi kuat belakangan ini, harga emas jadi ikut naik deh.

Kenaikan Suku Bunga The Fed: Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dapat membatasi kenaikan harga emas.

Nah, di tengah kabar baik soal ekonomi Tiongkok dan dolar AS yang kuat, ada satu kabar yang bisa bikin harga emas turun nih, yaitu kenaikan suku bunga The Fed.

The Fed itu bank sentral Amerika Serikat, dan mereka punya kebijakan untuk mengatur suku bunga. Nah, kalau suku bunga naik, biasanya orang-orang jadi lebih tertarik buat nabung duitnya di bank, karena bunganya lebih tinggi. Akibatnya, permintaan emas bisa turun, dan harga emas pun bisa ikut turun.

Jadi, kalau The Fed naikkan suku bunga, kita harus siap-siap harga emas bisa turun ya.

Sentimen Pasar Positif: Ekspektasi pemulihan permintaan di Tiongkok dan penguatan dolar AS menciptakan sentimen positif di pasar emas.

Harga emas terus menguat setelah data ekonomi Tiongkok yang kuat dirilis. Data tersebut meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan emas di negara konsumen logam mulia terbesar di dunia itu.

Selain data ekonomi Tiongkok, penguatan dolar AS juga mendukung harga emas. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.