Saham SMGR Runtuh 36%, Terendah Sejak 2010! Apa Sebabnya?

waktu baca 3 menit
Jumat, 17 Mei 2024 10:44 0 7 Bayu

Saham SMGR Runtuh 36%, Terendah Sejak 2010! Apa Sebabnya?

Saham SMGR Runtuh 36%, Terendah Sejak 2010! Apa Sebabnya?

Ligaponsel.com – Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencetak rekor terendah sejak 2010. Pada perdagangan Rabu (14/9/2022), saham SMGR ditutup di level Rp 6.625, anjlok 36% dibandingkan dengan harga penutupan pada 2010 yang sebesar Rp 10.300.

Anjloknya saham SMGR ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Penurunan permintaan semen akibat lesunya sektor properti.
  • Meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan bakar dan bahan baku.
  • Persaingan yang semakin ketat di industri semen.

Pelemahan saham SMGR ini juga diperparah oleh aksi jual investor asing. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa investor asing telah menjual saham SMGR senilai Rp 1,5 triliun dalam sebulan terakhir.

Analis menilai, saham SMGR masih berpotensi untuk turun lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor negatif yang masih membayangi industri semen. Oleh karena itu, investor disarankan untuk berhati-hati dalam berinvestasi pada saham SMGR.

Cetak Rekor Terendah Sejak 2010, Saham SMGR Anjlok 36%

Saham SMGR mencetak rekor terendah sejak 2010. Anjlok 36% sejak penutupan 2010.

Penyebab anjloknya saham SMGR:

  • Penurunan permintaan semen
  • Meningkatnya biaya produksi
  • Persaingan industri semen
  • Aksi jual investor asing

Analis menilai saham SMGR masih berpotensi turun. Investor disarankan berhati-hati.

Penyebab Anjloknya Saham SMGR

Saham SMGR anjlok 36% sejak 2010. Penyebabnya beragam, mulai dari penurunan permintaan semen hingga aksi jual investor asing. Mari kita bahas satu per satu:

  • Penurunan Permintaan Semen: Lesunya sektor properti berdampak pada turunnya permintaan semen. Akibatnya, penjualan SMGR menurun dan berimbas pada kinerja keuangan perusahaan.
  • Meningkatnya Biaya Produksi: Kenaikan harga bahan bakar dan bahan baku membuat biaya produksi SMGR meningkat. Hal ini semakin menekan margin keuntungan perusahaan.
  • Persaingan Industri Semen: Industri semen semakin kompetitif dengan kehadiran pemain-pemain baru. Persaingan ini membuat SMGR harus bersaing ketat untuk mendapatkan pangsa pasar.
  • Aksi Jual Investor Asing: Investor asing banyak yang menjual saham SMGR dalam sebulan terakhir. Hal ini memperparah penurunan harga saham SMGR.

Meningkatnya Biaya Produksi

Selain penurunan permintaan semen, meningkatnya biaya produksi juga menjadi biang kerok anjloknya saham SMGR. Kenaikan harga bahan bakar dan bahan baku membuat SMGR harus merogoh kocek lebih dalam untuk memproduksi semen. Hal ini tentu saja berdampak negatif pada margin keuntungan perusahaan.

Sebagai contoh, pada tahun 2022, harga batu bara sebagai bahan bakar utama pabrik semen naik signifikan. Kenaikan harga batu bara ini membuat biaya produksi SMGR meningkat. Akibatnya, laba bersih SMGR pada tahun 2022 turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

Persaingan industri semen

Persaingan di industri semen kian memanas. Bermunculannya pemain-pemain baru membuat SMGR harus bekerja keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Beberapa pemain baru yang meramaikan industri semen antara lain:

  • Semen Baturaja
  • Semen Bosowa
  • Semen Conch

Persaingan yang ketat ini membuat SMGR harus lebih kreatif dalam memasarkan produknya. SMGR juga harus terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Aksi jual investor asing

Saham SMGR juga tertekan oleh aksi jual investor asing. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa investor asing telah menjual saham SMGR senilai Rp 1,5 triliun dalam sebulan terakhir.

Aksi jual investor asing ini terjadi karena kekhawatiran mereka terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang melambat. Selain itu, investor asing juga khawatir dengan persaingan ketat di industri semen Indonesia.