Ligaponsel.com – IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti mayoritas bursa kawasan Asia. Penguatan IHSG terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan dan ekspektasi pasar. IHSG ditutup pada level 6.893,66, naik 0,31% atau 21,49 poin.
Penguatan IHSG juga ditopang oleh naiknya harga saham-saham komoditas, seperti batu bara dan minyak. Selain itu, pelaku pasar juga menyambut positif rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Analis pasar dari PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan bahwa penguatan IHSG akhir pekan lalu sejalan dengan mayoritas bursa saham di kawasan Asia. “Bursa saham Asia menguat setelah rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi, sehingga memicu harapan bahwa bank sentral AS, The Fed, akan memperlambat laju kenaikan suku bunga,” ujar William.
William menambahkan, sentimen positif juga datang dari dalam negeri, yaitu rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. “Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata William.
Penguatan IHSG akhir pekan lalu juga didukung oleh naiknya harga saham-saham komoditas. “Harga batu bara dan minyak mengalami kenaikan, sehingga mendorong naiknya saham-saham terkait komoditas,” ujar William.
IHSG akhir pekan ditutup menguat ikuti mayoritas bursa kawasan
Enam aspek penting IHSG akhir pekan ditutup menguat:
- Data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan
- Pelaku pasar sambut positif rencana kenaikan harga BBM
- Harga saham komoditas naik
- Bursa saham Asia menguat
- The Fed perlambat laju kenaikan suku bunga
- Pemerintah kurangi beban subsidi BBM
Keenam aspek tersebut saling terkait dan berkontribusi terhadap penguatan IHSG akhir pekan lalu. Data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memicu harapan bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Hal ini membuat pelaku pasar optimis dan mendorong penguatan bursa saham Asia, termasuk IHSG.
Selain itu, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi juga disambut positif oleh pelaku pasar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Penguatan IHSG juga didukung oleh naiknya harga saham-saham komoditas, seperti batu bara dan minyak. Kenaikan harga komoditas ini sejalan dengan pulihnya permintaan global dan kekhawatiran pasokan akibat perang Rusia-Ukraina.
Data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan
Kabar baik datang dari negeri Paman Sam. Data inflasi Amerika Serikat (AS) periode November 2022 yang dirilis pada Selasa (13/12/2022) lalu menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada November 2022 tercatat naik 7,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,7%. Penurunan inflasi ini membuka peluang bagi bank sentral AS, The Fed, untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Penurunan inflasi AS ini merupakan kabar baik bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Pelaku pasar menyambut positif data ini karena dapat mengurangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. The Fed yang memperlambat laju kenaikan suku bunga juga dapat menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Pelaku pasar sambut positif rencana kenaikan harga BBM
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi disambut positif oleh pelaku pasar. Langkah ini dinilai dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap. Kenaikan harga ini diharapkan dapat menghemat anggaran pemerintah sehingga dapat dialokasikan untuk sektor-sektor yang lebih produktif. Selain itu, kenaikan harga BBM juga dapat mengurangi konsumsi BBM dan mendorong penggunaan energi alternatif.
Harga saham komoditas naik
Harga saham-saham komoditas, seperti batu bara dan minyak, mengalami kenaikan pada akhir pekan lalu. Kenaikan ini sejalan dengan pulihnya permintaan global dan kekhawatiran pasokan akibat perang Rusia-Ukraina.
Kenaikan harga komoditas ini menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan IHSG akhir pekan lalu. Saham-saham terkait komoditas, seperti saham perusahaan tambang dan energi, mengalami kenaikan yang signifikan.
Bursa saham Asia menguat
Bursa saham Asia, termasuk IHSG, menguat pada akhir pekan lalu. Kenaikan ini terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan. Data inflasi yang rendah memicu harapan bahwa bank sentral AS, The Fed, akan memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Bursa saham Asia juga mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah Indonesia untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
The Fed perlambat laju kenaikan suku bunga
Kabar baik datang dari negeri Paman Sam. Data inflasi Amerika Serikat (AS) periode November 2022 yang dirilis pada Selasa (13/12/2022) lalu menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada November 2022 tercatat naik 7,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,7%. Penurunan inflasi ini membuka peluang bagi bank sentral AS, The Fed, untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Penurunan inflasi AS ini merupakan kabar baik bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Pelaku pasar menyambut positif data ini karena dapat mengurangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. The Fed yang memperlambat laju kenaikan suku bunga juga dapat menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Pemerintah kurangi beban subsidi BBM
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi disambut positif oleh pelaku pasar. Langkah ini dinilai dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap. Kenaikan harga ini diharapkan dapat menghemat anggaran pemerintah sehingga dapat dialokasikan untuk sektor-sektor yang lebih produktif. Selain itu, kenaikan harga BBM juga dapat mengurangi konsumsi BBM dan mendorong penggunaan energi alternatif.