Kupas Tuntas: Rahasia Memilih Investasi Tepat dan Menguntungkan

waktu baca 4 menit
Minggu, 12 Mei 2024 07:00 0 43 Gildan

Kupas Tuntas: Rahasia Memilih Investasi Tepat dan Menguntungkan

Ligaponsel.com – Pengertian, Jenis, dan Tips Memilihnya

Securities atau efek adalah bukti kepemilikan atau utang suatu perusahaan. Efek dapat diterbitkan oleh perusahaan publik atau swasta, dan dapat diperjualbelikan di pasar modal. Jenis-jenis efek yang umum diperdagangkan antara lain saham, obligasi, reksa dana, dan ETF.

Dalam memilih efek, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

  • Jenis efek
  • Tujuan investasi
  • Profil risiko
  • Kondisi pasar

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Anda dapat memilih efek yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi Anda.

Securities

Securities: bukti kepemilikan atau utang perusahaan.

Jenis-jenis securities:

  • Saham: kepemilikan perusahaan.
  • Obligasi: utang perusahaan.
  • Reksa dana: kumpulan saham dan obligasi.
  • ETF: kumpulan saham yang diperdagangkan seperti saham.

Tips memilih securities:

  • Tujuan investasi: jangka pendek atau panjang.
  • Profil risiko: tinggi, sedang, atau rendah.
  • Kondisi pasar: naik atau turun.

Dengan memahami aspek-aspek ini, kamu bisa memilih securities yang tepat untuk kebutuhan investasimu.

Saham: Kepemilikan Perusahaan

Bayangin kamu punya saham sebuah perusahaan, itu artinya kamu punya secuil kepemilikan di perusahaan tersebut. Mirip kayak kamu punya warung kopi, dan kamu punya sahamnya. Nah, saham ini bisa kamu jual atau beli di pasar modal, kayak Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kalau perusahaan yang kamu punya sahamnya lagi untung, kamu bisa dapet dividen, semacam bagi hasil dari keuntungan perusahaan. Tapi ingat ya, saham itu juga bisa turun harganya, apalagi kalau perusahaan lagi rugi. Jadi, sebelum beli saham, pastikan kamu udah ngerti seluk-beluk perusahaan yang mau kamu beli sahamnya.

Obligasi: Utang Perusahaan

Kalau saham itu kayak punya warung kopi, obligasi itu kayak kamu minjemin duit ke perusahaan. Perusahaan yang butuh duit buat modal usaha bisa ngeluarin obligasi, dan kamu bisa beli obligasi itu. Sebagai gantinya, perusahaan bakal ngasih kamu bunga atau kupon secara berkala, dan pas obligasinya jatuh tempo, kamu bakal dapet duit pokok yang kamu pinjemin.

Obligasi biasanya punya risiko lebih rendah daripada saham, karena kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi bakal diutamakan dapet duitnya sebelum pemegang saham. Tapi, return atau keuntungan dari obligasi juga biasanya lebih kecil daripada saham.

Reksa dana: kumpulan saham dan obligasi.

Bingung mau pilih saham atau obligasi? Tenang, ada reksa dana! Reksa dana itu kayak kumpulan saham dan obligasi yang dikelola sama manajer investasi. Jadi, kamu tinggal beli reksa dana, nanti manajer investasinya yang bakal memilihkan saham dan obligasi yang tepat buat kamu.

Reksa dana punya banyak keuntungan, salah satunya diversifikasi. Dengan reksa dana, uang kamu nggak cuma ditaruh di satu jenis investasi, tapi disebar ke banyak saham dan obligasi. Jadi, risikonya lebih kecil kalau salah satu investasi lagi turun.

ETF: Kumpulan Saham yang Diperdagangkan Kayak Saham

ETF itu kayak semacam keranjang belanja yang isinya saham-saham pilihan. Jadi, kamu bisa beli ETF ini kayak beli saham biasa di bursa efek. Bedanya, dengan beli ETF, kamu langsung dapet sekumpulan saham sekaligus, jadi nggak perlu beli satu-satu.

ETF cocok banget buat kamu yang pengen investasi tapi bingung milih saham mana. Soalnya, manajer investasi yang bakal milihin saham-saham terbaik buat ditaruh di ETF tersebut.

Tujuan investasi: jangka pendek atau panjang.

Mau investasi buat jangka pendek atau panjang? Tentuin dulu tujuan investasi kamu sebelum pilih jenis efek yang tepat.

Kalau buat jangka pendek, efek yang cocok biasanya yang likuid dan punya risiko rendah, kayak deposito atau obligasi jangka pendek.

Sementara kalau buat jangka panjang, saham atau reksa dana bisa jadi pilihan yang menarik karena punya potensi return yang lebih tinggi.

Profil risiko: tinggi, sedang, atau rendah.

Setiap investasi punya risiko, dan tiap orang punya toleransi risiko yang beda-beda. Ada yang berani ambil risiko tinggi dengan harapan untung gede, ada juga yang lebih kalem dan pilih risiko rendah.

Kalau kamu tipe yang berani ambil risiko, saham atau investasi high yield bisa jadi pilihan. Tapi kalau kamu lebih kalem, obligasi atau reksa dana konservatif mungkin lebih cocok.

Kondisi pasar: naik atau turun.

Lagi musim saham naik atau lagi koreksi? Kondisi pasar juga perlu kamu perhatikan sebelum pilih efek.

Kalau pasar lagi naik, saham atau reksa dana saham bisa jadi pilihan yang menarik. Tapi kalau pasar lagi koreksi, obligasi atau reksa dana pendapatan tetap bisa jadi pilihan yang lebih aman.