Ligaponsel.com – 5 Alasan Bisnis UMKM-mu Sulit Maju
Membangun dan mengembangkan bisnis UMKM memang tidak selalu mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah kesulitan untuk maju dan berkembang. Nah, berikut ini adalah 5 alasan mengapa bisnis UMKM-mu mungkin sulit untuk maju:
- Kurangnya Modal: Modal merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan bisnis. Tanpa modal yang cukup, bisnis akan kesulitan untuk berkembang dan bersaing dengan kompetitor.
- Manajemen yang Buruk: Manajemen yang buruk dapat menyebabkan banyak masalah dalam bisnis, seperti pengambilan keputusan yang salah, pemborosan sumber daya, dan rendahnya motivasi karyawan.
- Pemasaran yang Tidak Efektif: Pemasaran sangat penting untuk mempromosikan bisnis dan menarik pelanggan. Jika pemasaran yang dilakukan tidak efektif, maka bisnis akan kesulitan untuk mendapatkan pelanggan dan meningkatkan penjualan.
- Persaingan yang Ketat: Persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat. Jika bisnis tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka akan sulit untuk bersaing dan bertahan di pasar.
- Faktor Eksternal: Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, bencana alam, dan perubahan peraturan pemerintah juga dapat mempengaruhi perkembangan bisnis UMKM.
Jika bisnis UMKM-mu mengalami kesulitan untuk maju, maka penting untuk mengidentifikasi alasannya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, bisnis UMKM-mu akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berkembang dan sukses.
5 Alasan Bisnis UMKM-mu Sulit Maju
Banyak faktor yang memengaruhi kemajuan bisnis UMKM. Berikut adalah 9 aspek penting yang perlu diperhatikan:
- Modal terbatas
- Manajemen buruk
- Pemasaran tidak efektif
- Persaingan ketat
- Faktor eksternal
- Kurang inovasi
- Pelayanan buruk
- Lokasi tidak strategis
- Sumber daya manusia tidak kompeten
Aspek-aspek ini saling terkait dan dapat memengaruhi satu sama lain. Misalnya, manajemen yang buruk dapat menyebabkan pemasaran yang tidak efektif, yang pada akhirnya berdampak pada penjualan. Demikian pula, persaingan yang ketat dapat memaksa bisnis untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya agar tetap bertahan di pasar.
Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, pelaku UMKM perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bisnisnya dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, bisnis UMKM akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berkembang dan sukses.
Modal terbatas
Modal adalah bahan bakar yang menggerakkan bisnis UMKM. Tanpa modal yang cukup, sulit untuk mengembangkan usaha, membeli peralatan, dan memasarkan produk atau jasa. Ibarat mobil yang kehabisan bensin, bisnis yang kekurangan modal akan kesulitan melaju kencang.
Contohnya, seorang pengusaha kuliner ingin membuka kedai makan. Namun, karena modalnya terbatas, ia hanya bisa menyewa tempat yang kecil dan sederhana. Akibatnya, kapasitas kedai terbatas dan tidak bisa menampung banyak pelanggan. Hal ini berdampak pada pendapatan yang juga terbatas.
Untuk mengatasi masalah ini, pelaku UMKM perlu kreatif mencari sumber modal. Selain pinjaman dari bank atau koperasi, pelaku UMKM bisa memanfaatkan program pemerintah atau mencari investor.
Manajemen Buruk
Manajemen yang buruk bisa membuat bisnis UMKM jalan di tempat, bahkan mundur. Ibarat kapal tanpa nahkoda, bisnis yang dikelola dengan buruk akan terombang-ambing tanpa arah yang jelas.
Contohnya, seorang pengusaha konveksi memiliki banyak karyawan yang terampil. Namun, karena manajemennya buruk, koordinasi antar karyawan tidak berjalan lancar. Akibatnya, banyak pesanan pelanggan yang tertunda dan kualitas produk pun menurun. Hal ini menyebabkan pelanggan kecewa dan beralih ke konveksi lain.
Untuk mengatasi masalah ini, pelaku UMKM perlu belajar manajemen bisnis. Pelaku UMKM bisa mengikuti pelatihan atau kursus manajemen, atau berkonsultasi dengan ahli manajemen.
Pemasaran tidak efektif
Pemasaran ibarat bensin bagi mobil, membuat UMKM melaju kencang. Tanpa pemasaran yang efektif, UMKM bak kehilangan arah, tak dikenal pelanggan.
Contohnya, seorang pengusaha kuliner punya bakso terenak sejagat. Tapi karena pemasarannya kurang greget, orang-orang tidak tahu kelezatannya. Akibatnya, warungnya sepi pelanggan dan bakso terenaknya pun tak dilirik.
Solusinya, UMKM harus kreatif memasarkan produknya. Manfaatkan media sosial, buat konten menarik, dan jalin kerjasama dengan influencer.
Persaingan ketat
Persaingan dalam dunia bisnis bak gelanggang tinju, di mana UMKM bertarung memperebutkan hati pelanggan. Kalau UMKM tidak punya jurus andalan, bisa-bisa KO duluan.
Contohnya, di pasar tradisional, banyak pedagang yang menjual sayuran. Agar bisa menang bersaing, seorang pedagang harus punya sayuran yang segar, harga yang miring, dan pelayanan yang ramah. Kalau tidak, pelanggan bisa lari ke lapak sebelah yang menawarkan hal yang sama.
Faktor eksternal
Bisnis UMKM juga bisa terhambat oleh faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi, bencana alam, atau perubahan peraturan pemerintah. Ibarat kapal yang diterjang badai, faktor eksternal bisa membuat UMKM oleng dan kehilangan arah.
Contohnya, saat pandemi COVID-19, banyak UMKM yang terpaksa tutup karena kebijakan pembatasan sosial. Akibatnya, pendapatan mereka menurun drastis dan banyak karyawan yang dirumahkan. Butuh waktu dan usaha ekstra bagi UMKM untuk bangkit kembali setelah diterpa badai pandemi.
Kurang Inovasi
Inovasi adalah kunci sukses di dunia bisnis yang terus berkembang. UMKM yang tidak mau berinovasi akan tertinggal oleh kompetitornya.
Contohnya, di era digital seperti sekarang ini, UMKM yang masih mengandalkan cara-cara tradisional dalam pemasaran akan kesulitan bersaing dengan UMKM yang sudah memanfaatkan teknologi digital.
Pelayanan Buruk
Pelayanan yang buruk bisa bikin pelanggan kabur seketika. Ibarat kata pepatah, “Ada gula ada semut”, pelayanan yang baik akan menarik pelanggan datang lagi dan lagi.
Contohnya, di sebuah warung makan, pelanggan yang tidak dilayani dengan ramah dan makanan yang datangnya lama bisa bikin pelanggan kapok untuk balik lagi.
Lokasi tidak strategis
Lokasi bisnis yang tidak strategis bisa bikin pelanggan malas datang. Ibarat kata pepatah, “Jauh di mata, jauh di hati”, lokasi yang jauh dari keramaian atau akses transportasi yang susah bisa bikin pelanggan ogah mampir.
Contohnya, sebuah toko kelontong yang berada di gang sempit dan jauh dari jalan raya. Pelanggan jadi malas belanja karena susah dijangkau. Akibatnya, toko jadi sepi pembeli dan omzet pun merosot.
Sumber daya manusia tidak kompeten
Memiliki karyawan yang kompeten sangat penting bagi kemajuan bisnis UMKM. Karyawan yang tidak kompeten bisa menghambat produktivitas dan kualitas kerja, sehingga berdampak buruk pada bisnis.
Contohnya, sebuah perusahaan jasa desain grafis yang karyawannya tidak menguasai software desain dengan baik. Akibatnya, hasil desain yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan klien dan perusahaan pun kehilangan pelanggan.