4 Fakta Mengejutkan Tentang Blighted Ovum yang Wajib Diketahui

waktu baca 3 menit
Kamis, 9 Mei 2024 09:47 0 14 Ilyas

4 Fakta Mengejutkan Tentang Blighted Ovum yang Wajib Diketahui

Ligaponsel.com – Harus Tahu 4 Fakta Penting Tentang Blighted Ovum

Harus Tahu 4 Fakta Penting Tentang Blighted Ovum

Blighted ovum adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang menjadi embrio. Kondisi ini dapat terjadi pada awal kehamilan, biasanya sebelum minggu ke-8. Blighted ovum dapat menyebabkan keguguran atau perdarahan vagina. Berikut adalah 4 fakta penting tentang blighted ovum:

  1. Blighted ovum adalah kondisi yang umum terjadi. Sekitar 1 dari 5 kehamilan berakhir dengan blighted ovum.
  2. Penyebab blighted ovum tidak selalu diketahui. Namun, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko blighted ovum antara lain usia ibu yang lebih tua, riwayat keguguran sebelumnya, dan kelainan genetik.
  3. Blighted ovum biasanya didiagnosis melalui USG. USG akan menunjukkan kantung kehamilan kosong tanpa embrio.
  4. Pengobatan blighted ovum biasanya berupa kuret. Kuret adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari rahim.

Jika Anda mengalami keguguran atau perdarahan vagina pada awal kehamilan, penting untuk segera menemui dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis blighted ovum dan memberikan perawatan yang tepat.

Harus Tahu 4 Fakta Penting Tentang Blighted Ovum

Blighted ovum adalah kondisi kehamilan yang ditandai dengan sel telur yang dibuahi tetapi tidak berkembang menjadi embrio. Kondisi ini dapat terjadi pada awal kehamilan, biasanya sebelum minggu ke-8. Blighted ovum dapat menyebabkan keguguran atau perdarahan vagina. Berikut adalah 4 fakta penting tentang blighted ovum:

  1. Penyebab Tidak Diketahui
  2. Gejala Mirip Keguguran
  3. Diagnosis USG
  4. Penanganan Kuret

Keempat aspek tersebut saling terkait dan memberikan pemahaman komprehensif tentang blighted ovum. Penyebab yang tidak diketahui membuat kondisi ini sulit diprediksi, sementara gejala yang mirip keguguran dapat menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran. Diagnosis USG memainkan peran penting dalam mengonfirmasi blighted ovum, dan penanganan kuret menjadi pilihan pengobatan yang umum.

Penyebab Tidak Diketahui

Penyebab pasti blighted ovum masih menjadi misteri dalam dunia medis. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, seperti:

  • Usia ibu yang lebih tua
  • Riwayat keguguran sebelumnya
  • Kelainan genetik pada sel telur atau sperma
  • Gangguan hormon
  • Infeksi

Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu pasangan yang berencana memiliki anak untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.

Gejala Mirip Keguguran

Pada tahap awal, gejala blighted ovum seringkali menyerupai gejala keguguran, antara lain:

  • Perdarahan vagina
  • Kram perut
  • Nyeri punggung
  • Keluarnya jaringan atau gumpalan darah dari vagina

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama pada awal kehamilan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Diagnosis USG

Untuk mendiagnosis blighted ovum, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal. USG ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar rahim dan ovarium. Pada pemeriksaan USG, dokter akan mencari kantung kehamilan kosong tanpa embrio di dalamnya. Diagnosis blighted ovum dapat ditegakkan jika tidak ditemukan adanya aktivitas jantung pada embrio.

Pemeriksaan USG sangat penting untuk membedakan blighted ovum dari kehamilan normal atau keguguran yang sedang berlangsung. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh pasien.

Penanganan Kuret

Jika blighted ovum telah didiagnosis, penanganan yang umum dilakukan adalah kuret. Kuret adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim menggunakan alat khusus yang disebut kuret.

Kuret bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kehamilan dan mencegah terjadinya infeksi atau komplikasi lainnya. Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah bius lokal atau umum, dan umumnya memakan waktu sekitar 15-30 menit.