Ternyata Plasenta Pervia Naikkan Risiko Retensi Plasenta!

waktu baca 4 menit
Minggu, 19 Mei 2024 23:38 0 32 Ilyas

Ternyata Plasenta Pervia Naikkan Risiko Retensi Plasenta!


Ligaponsel.com – Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta menutupi jalan lahir. Ini adalah kondisi yang berbahaya yang dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan bayi. Salah satu komplikasi yang paling umum terjadi adalah retensi plasenta, yaitu ketika plasenta tidak keluar dari rahim setelah bayi lahir. Apakah plasenta previa benar-benar dapat meningkatkan risiko retensi plasenta?

Ya, plasenta previa memang dapat meningkatkan risiko retensi plasenta. Hal ini disebabkan karena plasenta previa dapat menyebabkan rahim berkontraksi secara tidak normal, sehingga menyulitkan plasenta untuk terlepas. Selain itu, plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan, yang dapat membuat rahim sulit berkontraksi dan melepaskan plasenta.

Risiko retensi plasenta pada plasenta previa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut. Semakin parah plasenta previa, semakin tinggi risiko retensi plasenta. Retensi plasenta dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi, perdarahan, dan kerusakan rahim. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan perawatan segera jika Anda mengalami plasenta previa.

Plasenta Previa Tingkatkan Risiko Retensi Plasenta?

Kondisi plasenta previa memang dapat meningkatkan risiko terjadinya retensi plasenta. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain:

  • Kontraksi Abnormal: Plasenta previa dapat menyebabkan rahim berkontraksi secara tidak normal, sehingga menyulitkan plasenta untuk terlepas.
  • Perdarahan Berlebihan: Plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan, yang dapat membuat rahim sulit berkontraksi dan melepaskan plasenta.
  • Plasenta Akreta: Pada kondisi ini, plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan.
  • Riwayat Retensi Plasenta: Ibu yang pernah mengalami retensi plasenta sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.
  • Operasi Caesar: Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar berisiko lebih tinggi mengalami retensi plasenta.

Retensi plasenta dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi, perdarahan, dan kerusakan rahim. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan perawatan segera jika Anda mengalami plasenta previa atau gejala retensi plasenta, seperti perdarahan setelah melahirkan atau kontraksi yang tidak kunjung berhenti.

Kontraksi Abnormal

Bayangkan rahim sebagai balon yang berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada plasenta previa, plasenta menutupi jalan keluar rahim, seperti sumbat pada botol. Ketika rahim mencoba berkontraksi, plasenta menghalangi jalannya, sehingga rahim tidak dapat berkontraksi secara efektif dan mengeluarkan plasenta.

Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perdarahan hebat dan infeksi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dengan plasenta previa untuk mendapatkan perawatan medis segera untuk mencegah komplikasi tersebut.

Perdarahan Berlebihan

Bayangkan sebuah keran air yang terus mengalir deras. Pada plasenta previa, plasenta menutupi jalan lahir seperti spons yang menyerap air. Ketika rahim berkontraksi, plasenta yang menutupi jalan lahir tersebut menyerap darah, sehingga rahim kesulitan berkontraksi dan melepaskan plasenta.

Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti anemia dan syok. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dengan plasenta previa untuk mendapatkan perawatan medis segera untuk mencegah komplikasi tersebut.

Plasenta Akreta

Bayangkan plasenta sebagai akar pohon yang menancap kuat ke dalam tanah. Pada plasenta akreta, akar-akar tersebut (vili korialis) tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, sehingga sulit untuk dicabut. Akibatnya, plasenta sulit terlepas setelah bayi lahir, sehingga meningkatkan risiko retensi plasenta.

Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perdarahan hebat dan kerusakan rahim. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dengan plasenta akreta untuk mendapatkan perawatan medis segera untuk mencegah komplikasi tersebut.

Riwayat Retensi Plasenta

Bukan rahasia lagi bahwa plasenta previa dapat meningkatkan risiko retensi plasenta. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan setelah bayi lahir. Akibatnya, ibu berisiko mengalami komplikasi serius, seperti perdarahan hebat dan infeksi.

Salah satu faktor risiko utama retensi plasenta pada ibu dengan plasenta previa adalah riwayat retensi plasenta sebelumnya. Artinya, jika seorang ibu pernah mengalami retensi plasenta pada kehamilan sebelumnya, ia berisiko lebih tinggi mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan pada dinding rahim akibat kehamilan sebelumnya, serta adanya jaringan parut atau perlengketan pada rahim. Jaringan parut atau perlengketan ini dapat membuat plasenta lebih sulit terlepas setelah bayi lahir.

Operasi Caesar: Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar berisiko lebih tinggi mengalami retensi plasenta.

Melahirkan dengan operasi caesar juga dapat meningkatkan risiko retensi plasenta. Hal ini karena pada operasi caesar, rahim diinsisi (dipotong) untuk mengeluarkan bayi. Insisi ini dapat menyebabkan jaringan parut atau perlengketan pada rahim, yang dapat membuat plasenta lebih sulit terlepas setelah bayi lahir.

Oleh karena itu, penting bagi ibu yang melahirkan dengan operasi caesar untuk mendapatkan perawatan medis segera jika mengalami gejala retensi plasenta, seperti perdarahan setelah melahirkan atau kontraksi yang tidak kunjung berhenti.