Ligaponsel.com – Kenali 6 Faktor Risiko Fibromyalgia
Fibromyalgia adalah kondisi kronis yang menyebabkan nyeri otot, kelelahan, dan nyeri tekan. Penyebab fibromyalgia tidak diketahui, tetapi faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup diperkirakan berperan.
Ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena fibromyalgia, antara lain:
- Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin terkena fibromyalgia dibandingkan pria.
- Usia: Fibromyalgia paling sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun.
- Riwayat keluarga: Orang yang memiliki anggota keluarga dengan fibromyalgia lebih mungkin terkena kondisi ini.
- Trauma: Kejadian traumatis, seperti kecelakaan mobil atau pelecehan fisik, dapat meningkatkan risiko fibromyalgia.
- Infeksi: Beberapa infeksi, seperti flu atau virus Epstein-Barr, dapat memicu fibromyalgia.
- Stres: Stres kronis dapat memperburuk gejala fibromyalgia.
Jika Anda mengalami gejala fibromyalgia, penting untuk menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan. Tidak ada obat untuk fibromyalgia, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Kenali 6 Faktor Risiko Fibromyalgia
Fibromyalgia adalah penyakit yang menyebabkan nyeri otot dan kelelahan. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fibromyalgia, di antaranya:
- Jenis kelamin: Wanita lebih berisiko terkena fibromyalgia dibandingkan pria.
- Usia: Fibromyalgia paling sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun.
- Riwayat keluarga: Orang yang memiliki anggota keluarga dengan fibromyalgia lebih mungkin terkena kondisi ini.
- Trauma: Kejadian traumatis, seperti kecelakaan mobil atau pelecehan fisik, dapat meningkatkan risiko fibromyalgia.
- Infeksi: Beberapa infeksi, seperti flu atau virus Epstein-Barr, dapat memicu fibromyalgia.
Memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu kita mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau mengelola fibromyalgia. Misalnya, jika seseorang memiliki riwayat keluarga fibromyalgia, mereka mungkin perlu lebih memperhatikan gejala-gejala kondisi tersebut dan mencari pengobatan lebih dini.
Jenis kelamin
Kenapa ya wanita lebih berisiko terkena fibromyalgia dibandingkan pria? Ternyata, hormon berperan penting dalam hal ini. Hormon estrogen, yang banyak ditemukan pada wanita, memiliki efek anti-inflamasi. Sedangkan hormon testosteron, yang lebih banyak ditemukan pada pria, memiliki efek sebaliknya.
Ketika kadar estrogen menurun, seperti saat menopause, wanita menjadi lebih rentan terhadap peradangan. Hal ini dapat meningkatkan risiko fibromyalgia, yang merupakan kondisi peradangan kronis.
Usia
Kenapa ya fibromyalgia paling sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun? Ternyata, seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami perubahan. Tulang dan otot kita menjadi lebih lemah, dan sistem kekebalan tubuh kita tidak sekuat dulu.
Perubahan-perubahan ini dapat membuat kita lebih rentan terhadap nyeri dan peradangan. Selain itu, orang dewasa berusia 30 dan 50 tahun seringkali mengalami banyak stres dalam hidup mereka, seperti pekerjaan, keluarga, dan keuangan. Stres dapat memperburuk gejala fibromyalgia.
Riwayat keluarga
Kalau kamu punya anggota keluarga yang kena fibromyalgia, kamu harus lebih waspada, karena kamu punya risiko lebih besar untuk kena juga. Kok bisa gitu?
Fibromyalgia itu diduga ada hubungannya dengan gen. Jadi, kalau ada anggota keluarga yang kena, kemungkinan besar kamu juga punya gen yang sama yang bikin kamu rentan kena fibromyalgia.
Trauma: Kejadian traumatis, seperti kecelakaan mobil atau pelecehan fisik, dapat meningkatkan risiko fibromyalgia.
Selain faktor-faktor di atas, trauma juga dapat meningkatkan risiko fibromyalgia. Trauma dapat menyebabkan peradangan di tubuh, yang dapat memicu atau memperburuk gejala fibromyalgia.
Jika kamu pernah mengalami trauma, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapi dapat membantu kamu mengatasi trauma dan mengurangi risiko mengembangkan fibromyalgia.
Infeksi
Tahukah kamu kalau infeksi tertentu bisa meningkatkan risiko fibromyalgia? Ya, infeksi seperti flu atau virus Epstein-Barr bisa memicu kondisi ini.
Kenapa bisa begitu? Infeksi-infeksi ini dapat menyebabkan peradangan di tubuh, yang dapat merusak jaringan dan menyebabkan nyeri. Selain itu, infeksi juga dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang jaringan sehat, yang dapat menyebabkan fibromyalgia.