Inilah Risiko Fatal Akibat Perbedaan Rhesus Ibu dan Janin

waktu baca 3 menit
Minggu, 26 Mei 2024 23:34 0 29 Ilyas

Inilah Risiko Fatal Akibat Perbedaan Rhesus Ibu dan Janin

Kehamilan adalah momen yang membahagiakan bagi setiap pasangan. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah perbedaan rhesus antara ibu dan janin.

Rhesus adalah protein yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Orang dengan rhesus positif memiliki protein ini, sedangkan orang dengan rhesus negatif tidak.

Perbedaan rhesus antara ibu dan janin dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti:

  • Eritroblastosis fetalis: Kondisi ini terjadi ketika ibu dengan rhesus negatif mengandung janin dengan rhesus positif. Sel darah merah janin dapat masuk ke dalam aliran darah ibu, menyebabkan ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.
  • Anemia hemolitik: Kondisi ini terjadi ketika antibodi ibu menyerang sel darah merah janin, menyebabkan kerusakan dan anemia.
  • Hidrops fetalis: Kondisi ini terjadi ketika anemia hemolitik yang parah menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh janin.

Untuk mencegah masalah ini, ibu dengan rhesus negatif akan diberikan suntikan anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah melahirkan.

Suntikan anti-D bekerja dengan cara mencegah ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.

Dengan mendapatkan suntikan anti-D, ibu dengan rhesus negatif dapat mencegah masalah akibat perbedaan rhesus antara ibu dan janin.

Ini Akibatnya Jika Rhesus Ibu Dan Janin Berbeda

Perbedaan rhesus antara ibu dan janin dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti:

  • Eritroblastosis fetalis: Kondisi ini terjadi ketika ibu dengan rhesus negatif mengandung janin dengan rhesus positif.
  • Anemia hemolitik: Kondisi ini terjadi ketika antibodi ibu menyerang sel darah merah janin, menyebabkan kerusakan dan anemia.
  • Hidrops fetalis: Kondisi ini terjadi ketika anemia hemolitik yang parah menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh janin.

Untuk mencegah masalah ini, ibu dengan rhesus negatif akan diberikan suntikan anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah melahirkan.

Suntikan anti-D bekerja dengan cara mencegah ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.

Dengan mendapatkan suntikan anti-D, ibu dengan rhesus negatif dapat mencegah masalah akibat perbedaan rhesus antara ibu dan janin.

Eritroblastosis fetalis

Eritroblastosis fetalis adalah kondisi yang bisa terjadi pada ibu hamil dengan rhesus negatif yang mengandung janin dengan rhesus positif. Kondisi ini terjadi ketika sel darah merah janin masuk ke dalam aliran darah ibu, menyebabkan ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.

Akibatnya, sel darah merah janin dapat rusak dan menyebabkan anemia. Dalam kasus yang parah, eritroblastosis fetalis dapat menyebabkan kematian janin.

Untuk mencegah eritroblastosis fetalis, ibu dengan rhesus negatif akan diberikan suntikan anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah melahirkan.

Suntikan anti-D bekerja dengan cara mencegah ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.

Anemia hemolitik

Anemia hemolitik adalah kondisi yang bisa terjadi pada janin yang ibunya memiliki rhesus negatif dan mengandung janin dengan rhesus positif. Kondisi ini terjadi ketika antibodi ibu menyerang sel darah merah janin, menyebabkan kerusakan dan anemia.

Akibatnya, janin dapat mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat, sehingga tidak dapat membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Dalam kasus yang parah, anemia hemolitik dapat menyebabkan kematian janin.

Untuk mencegah anemia hemolitik, ibu dengan rhesus negatif akan diberikan suntikan anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah melahirkan.

Suntikan anti-D bekerja dengan cara mencegah ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.

Hidrops fetalis

Hidrops fetalis adalah kondisi yang bisa terjadi pada janin yang ibunya memiliki rhesus negatif dan mengandung janin dengan rhesus positif. Kondisi ini terjadi ketika anemia hemolitik yang parah menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh janin.

Akibatnya, janin dapat mengalami pembengkakan pada seluruh tubuh, termasuk kulit, paru-paru, dan hati. Dalam kasus yang parah, hidrops fetalis dapat menyebabkan kematian janin.

Untuk mencegah hidrops fetalis, ibu dengan rhesus negatif akan diberikan suntikan anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah melahirkan.

Suntikan anti-D bekerja dengan cara mencegah ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel darah merah janin.