Ligaponsel.com – Anoreksia nervosa adalah gangguan makan serius yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan yang ekstrem, ketakutan akan kenaikan berat badan, dan gangguan citra tubuh. Gangguan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental seseorang, bahkan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang rentan mengalami anoreksia nervosa, di antaranya:
- Riwayat keluarga: Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat anoreksia nervosa lebih berisiko mengalami gangguan ini sendiri.
- Sifat kepribadian: Orang yang perfeksionis, memiliki harga diri rendah, dan cenderung cemas lebih rentan mengalami anoreksia nervosa.
- Tekanan sosial: Tekanan untuk menjadi kurus dari media sosial, teman sebaya, atau keluarga dapat memicu anoreksia nervosa pada orang yang rentan.
- Trauma: Pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual atau fisik, dapat meningkatkan risiko anoreksia nervosa.
- Gangguan mental lainnya: Orang yang memiliki gangguan mental lain, seperti depresi atau gangguan kecemasan, lebih berisiko mengalami anoreksia nervosa.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala anoreksia nervosa, penting untuk mencari bantuan profesional segera. Perawatan dini dapat membantu meningkatkan peluang pemulihan dan mencegah komplikasi serius.
Sumber:
- National Institute of Mental Health
- National Eating Disorders Association
5 Hal Yang Rentan Membuat Seseorang Mengidap Anoreksia Nervosa
Apakah kamu tahu apa saja yang bisa membuat seseorang rentan mengalami anoreksia nervosa? Yuk, simak 5 hal berikut ini:
- Riwayat keluarga
- Sifat perfeksionis
- Tekanan sosial
- Trauma
- Gangguan mental lainnya
Kelima hal tersebut dapat menjadi faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan mengalami anoreksia nervosa. Oleh karena itu, penting untuk menyadari faktor-faktor risiko ini dan mencari bantuan jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan gejala anoreksia nervosa.
Riwayat keluarga
Kalau kamu punya anggota keluarga yang pernah mengalami anoreksia nervosa, kamu lebih berisiko untuk mengalami gangguan ini juga. Soalnya, gen juga bisa berperan dalam perkembangan anoreksia nervosa.
Tapi tenang aja, bukan berarti kalau kamu punya riwayat keluarga anoreksia nervosa, kamu pasti akan mengalaminya juga. Risiko ini hanya lebih tinggi aja dibandingkan orang yang nggak punya riwayat keluarga anoreksia nervosa.
Sifat perfeksionis
Kamu yang perfeksionis, hati-hati ya! Soalnya, sifat perfeksionis bisa bikin kamu lebih rentan mengalami anoreksia nervosa. Soalnya, orang perfeksionis biasanya punya standar yang tinggi banget buat diri sendiri, termasuk soal berat badan dan penampilan fisik.
Nah, kalau standar yang tinggi ini nggak tercapai, orang perfeksionis bisa jadi stres dan kecewa banget. Akibatnya, mereka bisa jadi membatasi makan sebagai cara untuk mengontrol berat badan dan penampilan mereka.
Tekanan sosial
Di era media sosial kayak sekarang ini, tekanan buat tampil kurus dan cantik makin besar aja. Orang-orang berlomba-lomba memamerkan foto-foto mereka dengan tubuh yang ideal di Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya.
Nah, tekanan sosial ini bisa bikin orang-orang yang rentan, seperti remaja perempuan, jadi merasa nggak percaya diri sama tubuh mereka sendiri. Mereka bisa jadi merasa gendut dan jelek, meskipun sebenarnya nggak. Akibatnya, mereka bisa jadi membatasi makan atau bahkan melakukan diet ketat yang nggak sehat demi bisa tampil kurus dan cantik sesuai standar sosial.
Trauma
Trauma, seperti pelecehan seksual atau fisik, bisa bikin seseorang lebih rentan mengalami anoreksia nervosa. Soalnya, trauma bisa bikin seseorang merasa kehilangan kendali atas tubuh dan hidupnya sendiri.
Nah, membatasi makan bisa jadi cara mereka buat ngerasa punya kendali lagi atas tubuh dan hidup mereka. Mereka bisa jadi merasa kalau mereka bisa mengontrol makanan yang masuk ke tubuh mereka, mereka bisa mengontrol aspek lain dalam hidup mereka juga.
Gangguan mental lainnya
Orang yang punya gangguan mental lainnya, seperti depresi atau gangguan kecemasan, lebih berisiko buat ngalamin anoreksia nervosa. Soalnya, gangguan mental ini bisa bikin seseorang ngerasa putus asa, nggak berharga, dan nggak punya harapan.
Nah, membatasi makan bisa jadi cara mereka buat ngalihin perhatian dari masalah emosional mereka. Mereka bisa jadi ngerasa kalau mereka bisa ngontrol makanan yang masuk ke tubuh mereka, mereka bisa ngontrol emosi mereka juga.