Mitos atau Fakta: Epilepsi Menular Lewat Air Liur?

waktu baca 2 menit
Sabtu, 18 Mei 2024 22:27 0 56 Ilyas

Mitos atau Fakta: Epilepsi Menular Lewat Air Liur?

Ligaponsel.com – Apakah Epilepsi Bisa Menular Lewat Air Liur?

Epilepsi adalah gangguan neurologis yang menyebabkan kejang berulang. Kejang terjadi ketika ada aktivitas listrik abnormal di otak. Epilepsi bukanlah penyakit menular dan tidak dapat ditularkan melalui air liur atau kontak fisik lainnya.

Penyebab pasti epilepsi tidak diketahui, tetapi beberapa faktor risiko termasuk riwayat keluarga epilepsi, cedera kepala, dan stroke. Epilepsi dapat diobati dengan obat-obatan atau pembedahan.

Apakah Epilepsi Bisa Menular Lewat Air Liur

Epilepsi tidak menular lewat air liur, tapi bisa disebabkan oleh faktor genetik, cedera otak, atau stroke.

Kejang epilepsi terjadi karena aktivitas listrik abnormal di otak. Gejalanya bisa berupa:

  • Kejang tonik-klonik (kejang grand mal)
  • Kejang absans (petit mal)
  • Mioklonik
  • Tonik
  • Klonik

Epilepsi dapat diobati dengan obat-obatan atau pembedahan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala epilepsi.

Kejang tonik-klonik (kejang grand mal)

Jenis kejang ini adalah yang paling umum dan biasanya ditandai dengan:

  • Kehilangan kesadaran
  • Kejang otot yang kaku dan berirama
  • Hilangnya kontrol kandung kemih atau usus

Kejang tonik-klonik biasanya berlangsung selama beberapa menit dan dapat menyebabkan kelelahan atau sakit kepala setelahnya.

Kejang absans (petit mal)

Kejang absans adalah jenis kejang yang lebih ringan dan biasanya terjadi pada anak-anak. Gejalanya bisa berupa:

  • Tatapan kosong selama beberapa detik
  • Gerakan mengedipkan mata atau mengunyah
  • Hilangnya kesadaran sementara

Kejang absans biasanya berlangsung selama beberapa detik dan tidak menyebabkan kelelahan atau sakit kepala setelahnya.

Mioklonik

Kejang mioklonik adalah jenis kejang yang menyebabkan gerakan otot yang cepat dan tidak disengaja. Gerakan ini biasanya terjadi pada lengan, kaki, atau wajah.

Kejang mioklonik dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan dengan jenis kejang lainnya. Kejang ini biasanya berlangsung selama beberapa detik dan tidak menyebabkan hilangnya kesadaran.

Tonik

Kejang tonik menyebabkan otot menjadi kaku dan tegang. Kejang ini biasanya terjadi pada lengan, kaki, atau tubuh.

Kejang tonik dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan dengan jenis kejang lainnya. Kejang ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan dapat menyebabkan nyeri otot atau kelemahan setelahnya.

Klonik

Kejang klonik menyebabkan otot berkedut atau bergetar. Kejang ini biasanya terjadi pada lengan, kaki, atau wajah.

Kejang klonik dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan dengan jenis kejang lainnya. Kejang ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan dapat menyebabkan kelemahan otot atau nyeri setelahnya.