Waspada! Pola Asuh Orang Tua Bisa Picu Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak

waktu baca 4 menit
Senin, 20 Mei 2024 15:23 0 11 Ilyas

Waspada! Pola Asuh Orang Tua Bisa Picu Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak


Ligaponsel.com – Orangtua Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik Pada Anak

Gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan akan kekaguman, dan kurangnya empati. NPD dapat berkembang pada anak-anak dan remaja, dan orang tua dapat memainkan peran dalam perkembangannya.

Berikut adalah beberapa cara orang tua dapat berpotensi memunculkan NPD pada anak-anak mereka:

  • Terlalu memanjakan anak. Orang tua yang terlalu memanjakan anak-anak mereka dapat membuat mereka merasa berhak dan lebih penting dari orang lain.
  • Terlalu kritis. Orang tua yang terlalu kritis terhadap anak-anak mereka dapat membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak dicintai.
  • Tidak konsisten. Orang tua yang tidak konsisten dalam pengasuhan anak-anak mereka dapat membuat mereka merasa bingung dan tidak aman.
  • Tidak memberikan batasan yang jelas. Orang tua yang tidak memberikan batasan yang jelas kepada anak-anak mereka dapat membuat mereka merasa tidak terkendali dan tidak bertanggung jawab.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak yang mengalami pola pengasuhan ini akan mengembangkan NPD. Namun, pola pengasuhan ini dapat meningkatkan risiko perkembangan NPD.

Jika Anda khawatir anak Anda mungkin mengembangkan NPD, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapi dapat membantu anak-anak mempelajari cara mengelola gejala NPD mereka dan mengembangkan hubungan yang sehat.

Sumber:

  • Mayo Clinic
  • NIMH

Orangtua Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik Pada Anak

Apakah Ayah Bunda tahu? Ternyata pola asuh orang tua dapat memengaruhi kesehatan mental anak, lho! Salah satunya adalah Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD). Kenali 6 aspek penting yang perlu diperhatikan:

  1. Manjakan Berlebihan
  2. Kritik Destruktif
  3. Pengasuhan Tidak Konsisten
  4. Batas Tidak Jelas
  5. Kurang Perhatian
  6. Manipulasi Emosional

Aspek-aspek ini saling berkaitan dan dapat membentuk pola asuh yang tidak sehat. Misalnya, orang tua yang terlalu memanjakan anak dapat membuat mereka merasa superior dan berhak mendapatkan perlakuan khusus. Sementara itu, orang tua yang terlalu kritis dapat membuat anak merasa tidak berharga dan minder.

Penting untuk diingat bahwa pola asuh yang sehat melibatkan keseimbangan antara kasih sayang, disiplin, dan bimbingan yang jelas. Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang sehat dan memiliki harga diri yang positif.

Manjakan Berlebihan

Orang tua yang terlalu memanjakan anak berisiko membuat mereka merasa lebih penting dari orang lain. Anak-anak ini mungkin terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau, dan mereka mungkin kesulitan menerima “tidak” sebagai jawaban.

Akibatnya, anak-anak yang terlalu dimanjakan mungkin mengembangkan rasa entitlement dan superioritas. Mereka mungkin merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus dan mungkin memandang rendah orang lain yang mereka anggap di bawah mereka.

Kritik Destruktif

Orang tua yang sering melontarkan kritik destruktif kepada anak berisiko membuat mereka merasa tidak berharga dan minder. Anak-anak ini mungkin merasa bahwa mereka tidak pernah bisa berbuat cukup baik, dan mereka mungkin mulai meragukan kemampuan mereka sendiri.

Akibatnya, anak-anak yang sering dikritik mungkin mengembangkan rasa inferioritas dan minder. Mereka mungkin merasa tidak layak dicintai atau dihargai, dan mereka mungkin menarik diri dari orang lain karena takut dihakimi.

Pengasuhan Tidak Konsisten

Orang tua yang tidak konsisten dalam pengasuhan anak berisiko membuat mereka merasa bingung dan tidak aman. Anak-anak ini mungkin tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang tua mereka.

Akibatnya, anak-anak yang mengalami pengasuhan yang tidak konsisten mungkin mengembangkan rasa tidak aman dan kecemasan. Mereka mungkin merasa sulit untuk membentuk hubungan yang sehat, dan mereka mungkin berjuang untuk mengatur emosi mereka.

Batas Tidak Jelas

Orang tua yang tidak memberikan batasan yang jelas kepada anak berisiko membuat mereka merasa tidak terkendali dan tidak bertanggung jawab. Anak-anak ini mungkin tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mungkin merasa bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Akibatnya, anak-anak yang tidak memiliki batasan yang jelas mungkin mengembangkan rasa impulsif dan tidak disiplin. Mereka mungkin sulit mengendalikan perilaku mereka, dan mereka mungkin membuat keputusan yang buruk.

Kurang Perhatian

Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya berisiko mengembangkan gangguan kepribadian narsistik. Mereka mungkin merasa tidak dicintai atau dihargai, dan mereka mungkin berusaha menarik perhatian dengan cara yang tidak sehat.

Akibatnya, anak-anak yang kurang perhatian mungkin mengembangkan rasa kekosongan dan ketidakamanan. Mereka mungkin merasa sulit untuk membentuk hubungan yang sehat, dan mereka mungkin berjuang untuk mengatur emosi mereka.

Manipulasi Emosional

Orang tua yang menggunakan manipulasi emosional untuk mengendalikan anak-anak mereka berisiko membuat mereka merasa bersalah, malu, atau takut. Anak-anak ini mungkin merasa bahwa mereka tidak bisa melakukan apa pun dengan benar, dan mereka mungkin selalu berusaha untuk menyenangkan orang tuanya.

Akibatnya, anak-anak yang mengalami manipulasi emosional mungkin mengembangkan rasa rendah diri dan ketergantungan. Mereka mungkin merasa tidak mampu membuat keputusan sendiri, dan mereka mungkin berjuang untuk membentuk hubungan yang sehat.