Ligaponsel.com – Tradisi Sedekah Gunung, sebuah ritual yang telah dilaksanakan selama ratusan tahun oleh Suku Jerieng di Bangka.
Suku Jerieng percaya bahwa Gunung Maras merupakan tempat bersemayamnya para leluhur mereka, sehingga mereka mengadakan upacara Sedekah Gunung sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas berkah yang telah mereka terima.
Upacara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Safar, yang merupakan bulan kedua dalam kalender Islam. Ritual ini dimulai dengan menyiapkan sesaji yang terdiri dari makanan tradisional, seperti ketupat, lemang, dan dodol. Sesaji ini kemudian diarak ke puncak Gunung Maras dan diletakkan di sebuah altar yang telah disediakan.
Setelah sesaji diletakkan, para tetua adat akan memimpin doa dan memanjatkan harapan-harapan mereka kepada para leluhur. Upacara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian tradisional, seperti tari-tarian dan musik daerah.
Tradisi Sedekah Gunung ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya Suku Jerieng, tetapi juga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat luar. Setiap tahunnya, banyak wisatawan yang datang ke Bangka untuk menyaksikan langsung upacara ini.
Suku Jerieng Bangka Gelar Tradisi Sedekah Gunung yang Bertahan Ratusan Tahun
Tradisi Sedekah Gunung, ritual penghormatan Suku Jerieng kepada leluhur di Gunung Maras, Bangka.
Lima aspek penting tradisi ini:
- Penghormatan leluhur
- Ratusan tahun
- Bulan Safar
- Sesaji tradisional
- Kesenian daerah
Tradisi ini tidak hanya menjaga hubungan spiritual dengan leluhur, tetapi juga menjadi daya tarik wisata dan bagian penting budaya Suku Jerieng.
Penghormatan Leluhur
Bagi Suku Jerieng, Gunung Maras adalah tempat bersemayam para leluhur mereka. Tradisi Sedekah Gunung merupakan salah satu cara mereka untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada leluhur atas berkah yang telah mereka terima.
Ratusan Tahun
Tradisi Sedekah Gunung telah dilaksanakan selama ratusan tahun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Suku Jerieng. Ritual ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi, menunjukkan ikatan kuat antara Suku Jerieng dengan leluhur mereka.
Bulan Safar
Pelaksanaan Sedekah Gunung biasanya dilakukan pada bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Islam. Bulan ini dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk mengadakan upacara penghormatan kepada leluhur.
Sesaji Tradisional
Salah satu bagian penting dari Sedekah Gunung adalah menyiapkan sesaji. Sesaji ini terdiri dari makanan tradisional, seperti ketupat, lemang, dan dodol. Sesaji ini dipercaya sebagai bentuk persembahan kepada para leluhur.
Kesenian Daerah
Selain sesaji, Sedekah Gunung juga dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian daerah. Tari-tarian dan musik tradisional mengiringi upacara ini, menambah suasana sakral dan khidmat.
Ratusan Tahun
Sobat pembaca yang budiman, tahukah kalian bahwa di Bangka terdapat sebuah suku yang masih memegang teguh tradisi leluhurnya yang sudah berusia ratusan tahun? Mereka adalah Suku Jerieng, yang setiap tahunnya menggelar sebuah upacara adat yang sakral bernama Sedekah Gunung.
Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual biasa, namun memiliki makna yang sangat dalam bagi Suku Jerieng. Melalui Sedekah Gunung, mereka mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan kepada para leluhur yang telah bersemayam di Gunung Maras.
Bulan Safar
Dalam tradisi Suku Jerieng, bulan Safar dipercaya memiliki makna yang khusus. Bulan ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menggelar upacara Sedekah Gunung. Masyarakat Suku Jerieng meyakini bahwa pada bulan Safar, para leluhur mereka akan turun dari Gunung Maras untuk menerima sesaji yang dipersembahkan.
Sesaji tradisional
Dalam tradisi Sedekah Gunung, sesaji memiliki peran yang sangat penting. Sesaji yang dipersembahkan kepada para leluhur terdiri dari berbagai macam makanan tradisional, seperti ketupat, lemang, dan dodol. Makanan-makanan ini dipercaya sebagai makanan kesukaan para leluhur, sehingga diharapkan dapat membuat mereka senang dan memberikan berkah kepada masyarakat Suku Jerieng.
Selain makanan, sesaji juga dilengkapi dengan berbagai macam hasil bumi, seperti buah-buahan dan sayuran. Hasil bumi ini merupakan simbol rasa syukur masyarakat Suku Jerieng atas segala rezeki yang telah mereka terima dari alam.
Kesenian daerah
Dalam upacara Sedekah Gunung, kesenian daerah memegang peranan penting. Pertunjukan tari-tarian dan musik tradisional mengiringi jalannya upacara, menambah suasana sakral dan khidmat.
Salah satu tarian yang sering ditampilkan dalam Sedekah Gunung adalah Tari Campak. Tarian ini dibawakan oleh para penari perempuan, dengan gerakan-gerakan yang lincah dan energik. Tarian Campak dipercaya sebagai tarian yang dapat menolak bala dan membawa keberuntungan bagi masyarakat Suku Jerieng.
Selain Tari Campak, ada juga pertunjukan musik tradisional yang mengiringi Sedekah Gunung. Musik yang dimainkan biasanya menggunakan alat-alat musik tradisional, seperti gong, gendang, dan serunai. Irama musik yang ditampilkan biasanya bertempo cepat dan semangat, sesuai dengan suasana upacara yang meriah.