Ligaponsel.com – Siapa sangka ternyata kata “bajingan” yang kerap diucapkan sebagai makian, sebenarnya adalah sebuah nama profesi? Ya, di masa lalu, bajingan merupakan sebutan bagi orang-orang yang bertugas mengawal jenazah dan mengurus pemakaman.
Namun, seiring berjalannya waktu, kata “bajingan” mengalami pergeseran makna. Kini, kata tersebut lebih dikenal sebagai ungkapan makian yang ditujukan kepada orang yang berperilaku buruk atau tidak menyenangkan.
Lalu, bagaimana bisa kata “bajingan” yang awalnya merujuk pada sebuah profesi mulia, berubah menjadi makian? Ada beberapa teori yang menjelaskan hal ini.
- Salah satu teori menyebutkan bahwa perubahan makna ini terjadi karena adanya kesalahpahaman. Dahulu, bajingan bertugas menjaga jenazah dan mengurus pemakaman, namun mereka juga sering terlibat dalam aktivitas yang kurang baik, seperti mencuri harta benda orang yang meninggal. Hal ini kemudian membuat masyarakat memandang bajingan sebagai orang-orang yang tidak bisa dipercaya dan tidak terhormat.
- Teori lainnya menyebutkan bahwa perubahan makna ini terjadi karena pengaruh budaya. Di beberapa daerah, bajingan memang dianggap sebagai profesi yang tidak terhormat. Hal ini karena mereka sering dikaitkan dengan kematian dan kesedihan. Akibatnya, kata “bajingan” pun menjadi tabu dan tidak pantas diucapkan.
Apa pun alasannya, saat ini kata “bajingan” sudah menjadi salah satu makian yang paling umum digunakan di Indonesia. Kata ini bisa diucapkan dalam berbagai situasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kata ini termasuk kata yang kasar dan tidak pantas diucapkan di sembarang tempat.
Bajingan Ternyata Nama Sebuah Profesi, Tapi Kenapa Sering Diucapkan sebagai Makian?
Siapa sangka kata “bajingan” yang kerap diucapkan sebagai makian, sebenarnya adalah sebuah nama profesi? Ya, di masa lalu, bajingan merupakan sebutan bagi orang-orang yang bertugas mengawal jenazah dan mengurus pemakaman. Lalu, bagaimana bisa kata “bajingan” yang awalnya merujuk pada sebuah profesi mulia, berubah menjadi makian? Berikut adalah 4 aspek penting yang perlu kita ketahui:
- Profesi Mulia: Dahulu, bajingan adalah profesi yang dihormati karena tugasnya mengawal jenazah dan mengurus pemakaman.
- Kesalahpahaman: Seiring waktu, bajingan mulai dikaitkan dengan aktivitas yang kurang baik, seperti mencuri harta benda orang yang meninggal.
- Pengaruh Budaya: Di beberapa daerah, bajingan dianggap sebagai profesi yang tidak terhormat karena dikaitkan dengan kematian dan kesedihan.
- Makna Negatif: Akibat kesalahpahaman dan pengaruh budaya, kata “bajingan” pun berubah menjadi makian yang digunakan untuk menyebut orang yang berperilaku buruk.
Kesimpulannya, perubahan makna kata “bajingan” dari sebuah profesi mulia menjadi makian merupakan hasil dari kesalahpahaman, pengaruh budaya, dan persepsi masyarakat yang negatif. Kata ini pun menjadi pengingat bahwa kata-kata dapat berubah makna seiring waktu, dan kita harus berhati-hati dalam menggunakannya.
Profesi Mulia
Siapa sangka di balik kata “bajingan” yang kerap kita dengar sebagai makian, ternyata tersimpan sejarah panjang sebagai sebuah profesi mulia? Dahulu, bajingan bertugas mengawal jenazah dan mengurus segala keperluan pemakaman. Mereka adalah sosok penting yang memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan lancar dan khidmat.
Namun seiring waktu, makna kata “bajingan” mengalami pergeseran. Kata ini mulai dikaitkan dengan hal-hal negatif, seperti perilaku buruk dan tidak terpuji. Lalu, bagaimana bisa kata yang awalnya merujuk pada profesi mulia tersebut berubah menjadi makian? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri lebih dalam perjalanan sejarah dan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan makna kata “bajingan”.
Kesalahpahaman: Seiring waktu, bajingan mulai dikaitkan dengan aktivitas yang kurang baik, seperti mencuri harta benda orang yang meninggal.
Ironis memang, seiring berjalannya waktu, profesi mulia bajingan justru mengalami pergeseran makna. Mereka yang awalnya dihormati karena tugasnya yang sakral, justru mulai dikaitkan dengan tindakan tidak terpuji, seperti mencuri harta benda orang yang meninggal.
Kesalahpahaman ini diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan makna kata bajingan. Masyarakat yang kecewa dengan perilaku buruk oknum bajingan tersebut, secara tidak langsung menggeneralisasi seluruh profesi bajingan sebagai orang-orang yang tidak bisa dipercaya.
Pengaruh Budaya: Di beberapa daerah, bajingan dianggap sebagai profesi yang tidak terhormat karena dikaitkan dengan kematian dan kesedihan.
Selain kesalahpahaman, pengaruh budaya juga berperan dalam perubahan makna kata “bajingan”. Di beberapa daerah, profesi bajingan dipandang sebelah mata karena erat kaitannya dengan kematian dan kesedihan.
Masyarakat di daerah tersebut menganggap bahwa bajingan membawa aura negatif dan berhubungan dengan hal-hal yang tabu. Akibatnya, profesi bajingan pun menjadi termarginalkan dan dianggap tidak layak untuk dihormati.
Makna Negatif
Miris memang, pergeseran makna kata “bajingan” telah membelokkannya jauh dari akarnya yang mulia. Kata yang dulunya disematkan kepada mereka yang menjalankan tugas sakral, kini justru menjadi cercaan yang dilekatkan pada mereka yang berperilaku tidak terpuji.