Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan: 10 Rahasia yang Menakjubkan!

waktu baca 5 menit
Selasa, 14 Mei 2024 18:57 0 31 Fatimah

Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan: 10 Rahasia yang Menakjubkan!

Ligaponsel.com – Alat musik tradisional Sumatera Selatan sangat beragam dan memiliki kekayaan budaya yang mendalam. Salah satu yang terkenal adalah Burdah, alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan kulit kambing.

Burdah memiliki bentuk seperti gendang kecil dengan diameter sekitar 20-30 cm dan tinggi sekitar 15-20 cm. Bagian tengahnya dilapisi kulit kambing yang direntangkan dan dikencangkan dengan tali. Burdah dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik.

Selain Burdah, masih banyak lagi alat musik tradisional Sumatera Selatan yang menarik untuk dibahas. Berikut 10 contoh alat musik tradisional Sumatera Selatan yang perlu kamu ketahui:

  1. Burdah
  2. Kompang
  3. Rebana
  4. Gambus
  5. Serunai
  6. Saluang
  7. Kecapi
  8. Suling
  9. Talempong
  10. Djembe

Alat-alat musik tradisional ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sumatera Selatan. Burdah, misalnya, sering digunakan untuk mengiringi tari tradisional dan upacara adat. Sedangkan alat musik lainnya, seperti Kompang dan Rebana, sering dimainkan untuk mengiringi musik dangdut dan Melayu.

Keberagaman alat musik tradisional Sumatera Selatan menjadi bukti kekayaan budaya yang dimiliki oleh provinsi ini. Alat-alat musik ini tidak hanya berfungsi sebagai pengiring musik, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

10 Contoh Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan, Tahu Burdah?

Yuk, kenalan dengan alat musik tradisional Sumatera Selatan yang beragam dan punya ciri khas tersendiri!

Lima aspek penting yang perlu kamu tahu:

  1. Jenis Alat Musik: Beragam, ada pukul, tiup, dan petik
  2. Bahan Pembuatan: Kayu, kulit hewan, bambu
  3. Fungsi: Mengiringi tari, upacara adat, musik dangdut
  4. Keunikan: Bentuk, suara, dan cara memainkannya khas Sumatera Selatan
  5. Nilai Budaya: Punya sejarah dan makna penting bagi masyarakat

Kelima aspek ini saling terkait dan membentuk kekayaan budaya musik tradisional Sumatera Selatan. Misalnya, Burdah yang terbuat dari kayu dan kulit kambing (bahan pembuatan) berfungsi mengiringi tari tradisional (fungsi) dan memiliki bentuk serta suara yang khas (keunikan).

Selain Burdah, alat musik lain seperti Kompang dan Gambus juga memiliki keunikan tersendiri. Kompang, dengan bentuknya yang bulat dan berdiameter besar, menghasilkan suara yang menggelegar. Sedangkan Gambus, alat musik petik berdawai enam, punya suara yang merdu dan sering digunakan dalam musik Melayu.

Alat-alat musik tradisional Sumatera Selatan ini tidak hanya menghibur, tapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Mereka adalah warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Jenis Alat Musik

Alat musik tradisional Sumatera Selatan itu macam-macam, lho! Ada yang dipukul, ditiup, sampai dipetik. Wah, seru banget, ya?

Contohnya, kalau alat musik pukul ada Burdah dan Kompang. Bentuknya bulat kayak gendang, tapi ukurannya beda-beda. Nah, kalau alat musik tiup ada Serunai dan Saluang. Bentuknya panjang dan terbuat dari kayu. Suara yang dihasilkan juga khas banget, bikin merinding!

Terakhir, ada alat musik petik seperti Gambus dan Kecapi. Bentuknya seperti gitar, tapi senarnya lebih banyak. Suara yang dihasilkan juga merdu dan bikin adem hati.

Bahan Pembuatan

Alat musik tradisional Sumatera Selatan dibuat dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, seperti kayu, kulit hewan, dan bambu. Kayu digunakan untuk membuat badan alat musik, seperti Burdah dan Kompang. Kulit hewan, biasanya kulit kambing, digunakan untuk membuat bagian yang dipukul atau ditiup, seperti pada Burdah dan Serunai. Sedangkan bambu digunakan untuk membuat alat musik tiup seperti Saluang.

Penggunaan bahan-bahan alami ini tidak hanya memberikan ciri khas tersendiri pada alat musik Sumatera Selatan, tetapi juga menunjukkan kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Fungsi

Alat musik tradisional Sumatera Selatan punya banyak fungsi, lho! Nggak cuma buat hiburan, tapi juga dipakai buat mengiringi tari-tarian tradisional dan upacara adat.

Burdah, misalnya, sering banget dipakai buat ngiringin Tari Gending Sriwijaya. Suara pukulannya yang khas bikin suasana tari makin semangat dan hidup.

Selain itu, alat musik tradisional Sumatera Selatan juga sering dipakai buat ngiringin musik dangdut. Kompang dan Gambus adalah dua contoh alat musik yang sering banget kamu denger di lagu-lagu dangdut.

Keunikan

Alat musik tradisional Sumatera Selatan itu punya ciri khas tersendiri yang membuatnya beda dari alat musik daerah lain di Indonesia. Bentuknya yang unik, suara yang dihasilkan, sampai cara memainkannya, semua punya ciri khas yang bikin alat musik ini spesial.

Burdah, misalnya, punya bentuk yang bulat kayak gendang tapi ukurannya lebih kecil. Bagian tengahnya dilapisi kulit kambing yang direntangkan dan dikencangkan dengan tali. Nah, keunikan Burdah terletak pada cara memainkannya yang dipukul pakai tangan atau stik, dan menghasilkan suara “dum” yang khas.

Nilai Budaya

Alat musik tradisional Sumatera Selatan nggak cuma sekadar alat musik biasa. Di balik setiap alat musik, ada sejarah dan makna penting yang melekat bagi masyarakat Sumatera Selatan.

Burdah, misalnya, nggak cuma alat musik pengiring tari. Tapi juga punya makna simbolis sebagai alat komunikasi antara manusia dan roh halus. Konon, suara Burdah yang khas dipercaya bisa mengundang roh halus untuk hadir dalam upacara adat.

Selain itu, alat musik tradisional Sumatera Selatan juga menjadi simbol identitas budaya masyarakat setempat. Kompang, misalnya, sering diidentikkan dengan kebudayaan Melayu yang kental di Sumatera Selatan. Sedangkan Gambus sering dikaitkan dengan musik dangdut yang populer di kalangan masyarakat Sumatera Selatan.

Nilai budaya yang terkandung dalam alat musik tradisional Sumatera Selatan inilah yang membuatnya tetap lestari dan dijaga oleh masyarakat setempat. Alat musik ini nggak cuma jadi hiburan, tapi juga jadi bagian penting dari identitas dan kebudayaan masyarakat Sumatera Selatan.