Ligaponsel.com – Hati-hati! Batuk rejan bisa menimbulkan 2 komplikasi ini.
Batuk rejan merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini sangat menular dan dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak.
Menurut WHO, batuk rejan dapat menimbulkan dua komplikasi utama, yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan ensefalopati (radang otak). Pneumonia merupakan komplikasi paling umum dari batuk rejan, dan dapat terjadi pada 10-20% kasus. Sedangkan ensefalopati merupakan komplikasi yang lebih jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Selain dua komplikasi utama tersebut, batuk rejan juga dapat menimbulkan komplikasi lain, seperti:
- Otitis media (infeksi telinga)
- Bronkitis (radang saluran udara)
- Kejang
- Gangguan pertumbuhan
Oleh karena itu, penting untuk segera melakukan vaksinasi batuk rejan untuk mencegah terjadinya komplikasi serius. Vaksin batuk rejan biasanya diberikan dalam kombinasi dengan vaksin difteri dan tetanus (DPT).
Hati Hati Batuk Rejan Bisa Timbulkan 2 Komplikasi Ini
Batuk rejan memang penyakit ringan, tapi jangan salah! Batuk rejan bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak. Komplikasi ini bisa menyerang paru-paru dan otak.
Berikut 6 aspek penting tentang komplikasi batuk rejan yang perlu kamu ketahui:
- Pneumonia (radang paru-paru)
- Ensefalopati (radang otak)
- Otitis media (infeksi telinga)
- Bronkitis (radang saluran udara)
- Kejang
- Gangguan pertumbuhan
Komplikasi batuk rejan bisa dicegah dengan vaksinasi. Vaksin batuk rejan biasanya diberikan dalam kombinasi dengan vaksin difteri dan tetanus (DPT). Jadi, jangan ragu untuk segera vaksinasi batuk rejan, ya!
Pneumonia (radang paru-paru)
Pneumonia adalah komplikasi batuk rejan yang paling umum. Penyakit ini terjadi ketika bakteri penyebab batuk rejan menginfeksi paru-paru dan menyebabkan peradangan. Pneumonia dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada.
Pneumonia bisa sangat berbahaya, terutama pada bayi dan anak-anak. Pada kasus yang parah, pneumonia dapat menyebabkan kematian.
Ensefalopati (radang otak)
Ensefalopati adalah komplikasi batuk rejan yang jarang terjadi, tetapi sangat berbahaya. Penyakit ini terjadi ketika bakteri penyebab batuk rejan menginfeksi otak dan menyebabkan peradangan.
Ensefalopati dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, muntah, kejang, dan gangguan kesadaran. Pada kasus yang parah, ensefalopati dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, bahkan kematian.
Ensefalopati paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun, orang dewasa juga dapat terkena ensefalopati akibat batuk rejan.
Otitis media (infeksi telinga)
Otitis media adalah infeksi pada telinga tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi ini dapat terjadi pada satu atau kedua telinga, dan biasanya menyerang anak-anak. Gejala otitis media meliputi nyeri telinga, demam, dan gangguan pendengaran.
Batuk rejan dapat meningkatkan risiko otitis media, karena bakteri penyebab batuk rejan dapat menyebar ke telinga tengah melalui saluran Eustachius. Otitis media akibat batuk rejan biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi batuk rejan.
Bronkitis (radang saluran udara)
Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara (bronkus) yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Gejala bronkitis meliputi batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada.
Batuk rejan dapat meningkatkan risiko bronkitis, karena bakteri penyebab batuk rejan dapat menginfeksi saluran udara dan menyebabkan peradangan.
Kejang
Kejang merupakan gangguan fungsi otak yang ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali. Kejang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya infeksi bakteri atau virus.
Batuk rejan dapat meningkatkan risiko kejang, terutama pada bayi dan anak-anak. Bakteri penyebab batuk rejan dapat menghasilkan racun yang dapat merusak otak dan memicu kejang.
Gangguan pertumbuhan
Batuk rejan yang parah dan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak. Hal ini terjadi karena infeksi batuk rejan dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan penurunan nafsu makan.
Gangguan pertumbuhan akibat batuk rejan dapat menyebabkan anak menjadi lebih pendek dan kurus dibandingkan teman-temannya. Selain itu, gangguan pertumbuhan juga dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif dan motorik anak.