Demensia dan Alzheimer: Penyakit Lansia yang Berbeda

waktu baca 6 menit
Senin, 13 Mei 2024 16:42 0 5 Jeremy

Demensia dan Alzheimer: Penyakit Lansia yang Berbeda

Ligaponsel.com – Yuk, kenalan dengan demensia dan alzheimer, dua penyakit yang rentan menyerang lansia. Meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip, ternyata ada perbedaan di antara keduanya. Apa saja itu? Keep scrolling!

Baik demensia maupun alzheimer sama-sama merupakan penyakit yang menyerang fungsi kognitif seseorang, seperti daya ingat, berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah. Bedanya, demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif yang disebabkan oleh berbagai faktor, sementara alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum, yang disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di otak.

Nah, berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara demensia dan alzheimer:

  • Penyebab: Demensia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit Alzheimer, stroke, cedera kepala, dan infeksi. Sementara itu, alzheimer selalu disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di otak.
  • Gejala: Gejala demensia bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya. Namun, gejala umum demensia meliputi:

    • Hilangnya ingatan
    • Kesulitan berpikir dan memecahkan masalah
    • Perubahan perilaku
    • Kesulitan bahasa

    Sementara itu, gejala alzheimer biasanya berkembang secara bertahap dan meliputi:

    • Hilangnya ingatan jangka pendek
    • Kesulitan menemukan kata-kata yang tepat
    • Kesulitan melakukan tugas-tugas sehari-hari
    • Perubahan perilaku dan kepribadian
  • Perkembangan: Demensia dapat berkembang dengan cepat atau perlahan, tergantung pada penyebabnya. Sementara itu, alzheimer biasanya berkembang secara bertahap, dengan gejala yang semakin memburuk seiring waktu.
  • Pengobatan: Tidak ada obat untuk demensia atau alzheimer, tetapi ada beberapa pengobatan yang dapat membantu mengelola gejala. Pengobatan untuk demensia tergantung pada penyebabnya, sementara pengobatan untuk alzheimer bertujuan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mengelola gejala.

Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala demensia atau alzheimer, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

Beda Demensia Dan Alzheimer Penyakit Yang Rentan Menyerang Lansia

Yuk, kenalan dengan dua penyakit yang rentan menyerang lansia, yaitu demensia dan alzheimer. Keduanya sama-sama menyerang fungsi kognitif, tapi ada beberapa perbedaan penting yang perlu kamu tahu. Apa saja itu?

Berikut ini adalah 6 aspek kunci yang membedakan demensia dan alzheimer:

  1. Penyebab: Demensia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, sedangkan alzheimer selalu disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di otak.
  2. Gejala: Gejala demensia bervariasi tergantung penyebabnya, sementara gejala alzheimer biasanya berkembang bertahap dan semakin memburuk seiring waktu.
  3. Perkembangan: Demensia dapat berkembang cepat atau lambat, sedangkan alzheimer biasanya berkembang secara bertahap.
  4. Pengobatan: Tidak ada obat untuk demensia atau alzheimer, tetapi ada pengobatan yang dapat membantu mengelola gejala.
  5. Dampak: Demensia dan alzheimer dapat berdampak signifikan pada kehidupan penderita dan keluarganya.
  6. Pencegahan: Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia atau alzheimer, ada beberapa faktor risiko yang dapat dikurangi.

Memahami perbedaan antara demensia dan alzheimer sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala demensia atau alzheimer, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang optimal.

Penyebab

Demensia, si penyakit pikiran yang menyerang lansia, bisa punya banyak biang keladi. Bisa karena stroke yang bikin aliran darah ke otak tersumbat, cedera kepala yang bikin otak terguncang, infeksi yang bikin otak meradang, atau bahkan penyakit Alzheimer yang bikin protein abnormal menggumpal di otak.

Nah, kalau Alzheimer, dia punya biang keladi khusus, yaitu penumpukan protein abnormal di otak. Protein ini namanya beta-amiloid, dan dia suka banget kumpul-kumpul kayak anak tongkrongan. Lama-lama, kumpul-kumpulnya jadi makin banyak dan menggumpal, bikin jalur komunikasi di otak jadi macet. Akibatnya, pikiran jadi kacau deh!

Gejala

Demensia itu kayak bunglon, gejalanya bisa beda-beda tergantung penyebabnya. Kalau penyebabnya stroke, gejalanya bisa berupa kelumpuhan di salah satu sisi tubuh. Kalau penyebabnya infeksi, gejalanya bisa berupa demam dan sakit kepala. Nah, kalau penyebabnya penyakit Alzheimer, gejalanya biasanya muncul perlahan-lahan dan makin parah seiring waktu.

Alzheimer itu kayak pencuri ingatan. Dia suka nyuri ingatan kita sedikit demi sedikit. Awalnya, kita mungkin cuma lupa naruh kunci atau lupa nama teman. Tapi lama-lama, ingatan kita bisa hilang lebih banyak. Kita bisa lupa cara pulang ke rumah, lupa cara makan, bahkan lupa siapa diri kita sendiri. Alzheimer itu penyakit yang kejam, tapi kita harus tetap semangat melawannya!

Perkembangan

Demensia itu kayak mobil balap, bisa ngebut atau pelan-pelan, tergantung penyebabnya. Kalau penyebabnya stroke, demensianya bisa langsung ngebut, bikin pikiran kita langsung rusak parah. Tapi kalau penyebabnya penyakit Alzheimer, demensianya jalannya pelan-pelan, kayak keong. Pikiran kita akan rusak sedikit demi sedikit, sampai akhirnya tidak bisa jalan sama sekali.

Alzheimer itu ibarat perampok yang masuk ke rumah kita diam-diam. Dia nggak langsung ngacak-ngacak semua barang, tapi dia ambil barang kita sedikit demi sedikit. Lama-lama, barang kita habis, rumah kita kosong, dan kita jadi nggak bisa hidup normal lagi. Alzheimer itu penyakit yang menakutkan, tapi kita harus tetap semangat melawannya!

Pengobatan

Buat yang kena demensia atau alzheimer, obatnya belum ada. Tapi tenang, masih ada pengobatan yang bisa bantu ngurangin gejalanya. Pengobatannya beda-beda, tergantung penyebab demensianya. Kalau penyebabnya stroke, pengobatannya ya buat ngobatin strokenya. Kalau penyebabnya infeksi, pengobatannya ya buat ngobatin infeksinya.

Nah, kalau alzheimer, pengobatannya fokus buat ngelambatin perkembangan penyakitnya dan ngurangin gejalanya. Ada obat-obatan yang bisa bantu nguatin memori dan daya pikir. Ada juga terapi yang bisa bantu ngurangin gejala perilaku, kayak kegelisahan dan agresi.

Dampak

Demensia dan alzheimer itu kayak badai yang datang menerjang kehidupan. Nggak cuma penderita yang kena imbasnya, tapi juga keluarganya. Penderita demensia dan alzheimer bisa jadi lupa cara makan, lupa cara mandi, bahkan lupa siapa keluarganya sendiri. Mereka jadi butuh bantuan orang lain untuk semua hal, dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar.

Keluarga penderita demensia dan alzheimer juga nggak kalah repotnya. Mereka harus sabar-sabar ngurusin penderita, ngingetin mereka makan, ngingetin mereka minum obat, dan ngingetin mereka siapa keluarganya. Belum lagi kalau penderita demensia dan alzheimer ngamuk-ngamuk atau ngelantur ngomongnya. Keluarga harus kuat-kuat mental dan fisik nghadapin semua itu.

Tapi di balik semua kesulitan itu, demensia dan alzheimer juga bisa ngajarin kita banyak hal. Kita jadi lebih menghargai arti keluarga, arti kesehatan, dan arti kebersamaan. Kita juga jadi lebih sabar dan lebih ikhlas dalam menghadapi cobaan hidup.

Pencegahan

Penyakit demensia dan alzheimer memang menakutkan, tapi kita bisa mengurangi risikonya dengan melakukan gaya hidup sehat. Rajin olahraga, makan makanan bergizi, dan cukup tidur bisa bantu menjaga kesehatan otak kita. Hindari juga rokok dan alkohol, karena dua benda itu bisa merusak otak.

Selain itu, kita juga bisa melatih otak kita dengan cara belajar hal-hal baru, membaca buku, atau bermain game asah otak. Otak itu kayak otot, kalau nggak dilatih, dia akan lemah. Jadi, latih terus otak kita agar tetap sehat dan kuat!