Waspadai Alergi Telur pada Anak, Kenali Gejala & Lakukan 4 Tes Ini!

waktu baca 4 menit
Minggu, 19 Mei 2024 08:57 0 22 Jeremy

Waspadai Alergi Telur pada Anak, Kenali Gejala & Lakukan 4 Tes Ini!

Ligaponsel.com – Alergi telur adalah salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada anak-anak. Gejala alergi telur bisa sangat bervariasi, dari ringan seperti ruam kulit hingga parah seperti anafilaksis. Jika Anda menduga anak Anda alergi telur, penting untuk melakukan tes untuk memastikannya.

Ada beberapa jenis tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis alergi telur. Empat tes yang paling umum adalah:

  1. Tes tusuk kulit. Ini adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis alergi telur. Tes ini melibatkan menusuk kulit dengan jarum kecil yang dilapisi alergen telur. Jika anak Anda alergi telur, kulitnya akan menjadi merah dan gatal di tempat suntikan.
  2. Tes darah. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar antibodi IgE dalam darah. Antibodi IgE adalah antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap alergen. Jika anak Anda alergi telur, kadar antibodi IgE akan tinggi.
  3. Tes tempel. Tes tempel melibatkan menempelkan plester yang mengandung alergen telur pada kulit anak Anda selama 24 hingga 48 jam. Jika anak Anda alergi telur, kulitnya akan menjadi merah dan gatal di tempat plester ditempelkan.
  4. Tes provokasi oral. Tes provokasi oral melibatkan pemberian makanan yang mengandung telur kepada anak Anda dalam jumlah kecil yang terkontrol. Tes ini hanya dilakukan jika tes lain tidak meyakinkan atau jika anak Anda memiliki gejala alergi telur yang parah.

Jika Anda menduga anak Anda alergi telur, penting untuk membawanya ke dokter untuk melakukan tes. Tes-tes ini dapat membantu memastikan apakah anak Anda alergi telur atau tidak, dan jika demikian, tingkat keparahan alerginya. Mengetahui apakah anak Anda alergi telur sangat penting untuk mencegah reaksi alergi di masa mendatang.

Curiga Anak Kena Alergi Telur Cari Tahu Dengan 4 Tes Ini

Alergi telur adalah kondisi yang bisa dialami anak-anak. Gejalanya bisa ringan atau berat, bahkan bisa mengancam jiwa. Jika orang tua curiga anaknya alergi telur, ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk memastikannya.

Berikut adalah 4 tes untuk mendiagnosis alergi telur pada anak:

  1. Tes tusuk kulit
  2. Tes darah
  3. Tes tempel
  4. Tes provokasi oral

Pemilihan tes akan disesuaikan dengan kondisi dan gejala anak. Dokter akan merekomendasikan tes yang paling tepat dan memberikan penjelasan mengenai cara pelaksanaan dan interpretasi hasilnya.

Jika hasil tes menunjukkan anak alergi telur, orang tua perlu menghindari memberikan makanan yang mengandung telur kepada anak. Hal ini penting untuk mencegah reaksi alergi yang bisa berbahaya.

Tes tusuk kulit

Tes tusuk kulit adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis alergi telur pada anak. Tes ini dilakukan dengan menusuk kulit anak dengan jarum kecil yang dilapisi alergen telur. Jika anak alergi telur, kulitnya akan menjadi merah dan gatal di tempat suntikan.

Tes tusuk kulit adalah tes yang cepat dan mudah dilakukan. Tes ini juga relatif murah dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, tes tusuk kulit tidak selalu akurat, terutama pada anak kecil. Jika hasil tes tusuk kulit negatif, tetapi anak masih menunjukkan gejala alergi telur, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lain untuk memastikannya.

Tes darah

Tes darah adalah tes lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis alergi telur pada anak. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari anak dan mengujinya untuk mengetahui kadar antibodi IgE yang spesifik terhadap telur. Antibodi IgE adalah antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap alergen. Jika anak alergi telur, kadar antibodi IgE akan tinggi.

Tes darah adalah tes yang akurat dan dapat diandalkan. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keparahan alergi telur. Namun, tes darah lebih mahal dan lebih invasif dibandingkan tes tusuk kulit.

Tes tempel

Tes tempel adalah tes yang dilakukan dengan menempelkan plester yang mengandung alergen telur pada kulit anak selama 24 hingga 48 jam. Jika anak alergi telur, kulitnya akan menjadi merah dan gatal di tempat plester ditempelkan.

Tes tempel adalah tes yang mudah dilakukan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, tes tempel kurang akurat dibandingkan tes tusuk kulit dan tes darah. Tes tempel biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi hasil tes tusuk kulit atau tes darah yang positif.

Tes provokasi oral

Tes provokasi oral adalah tes yang dilakukan dengan memberikan makanan yang mengandung telur kepada anak dalam jumlah kecil yang terkontrol. Tes ini hanya dilakukan jika tes lain tidak meyakinkan atau jika anak memiliki gejala alergi telur yang parah.

Tes provokasi oral adalah tes yang paling akurat untuk mendiagnosis alergi telur. Namun, tes ini juga paling berisiko karena dapat memicu reaksi alergi yang parah. Oleh karena itu, tes provokasi oral hanya dilakukan di bawah pengawasan dokter yang ahli dalam alergi.