asing obral saham, net buy 2024 jebol?

waktu baca 5 menit
Rabu, 15 Mei 2024 20:22 0 9 Silvy

asing obral saham, net buy 2024 jebol?

Ligaponsel.com – Asing Obral Saham Ini, Net Buy 2024 Jebol!

Saham-saham emiten teknologi mengalami aksi jual besar-besaran oleh investor asing. Hal ini terlihat dari data net buy asing yang terus menurun. Pada tahun 2021, net buy asing mencapai Rp 83,2 triliun. Namun, pada tahun 2022, net buy asing hanya mencapai Rp 36,7 triliun. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana net buy asing hanya mencapai Rp 10,5 triliun.

Salah satu saham yang mengalami aksi jual besar-besaran oleh investor asing adalah GOTO (GOTO). Pada tahun 2021, GOTO mencatatkan net buy asing sebesar Rp 15,1 triliun. Namun, pada tahun 2022, net buy asing GOTO hanya mencapai Rp 5,2 triliun. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana net buy asing GOTO hanya mencapai Rp 1,3 triliun.

Aksi jual besar-besaran oleh investor asing ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Kenaikan suku bunga ini membuat investor asing lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk dolar daripada berinvestasi di saham-saham emiten teknologi. Kedua, kekhawatiran akan resesi global. Kekhawatiran ini membuat investor asing lebih berhati-hati dalam berinvestasi di saham-saham emiten teknologi.

Penurunan net buy asing ini tentu saja berdampak negatif pada harga saham-saham emiten teknologi. GOTO, misalnya, mengalami penurunan harga saham yang cukup signifikan. Pada tahun 2021, harga saham GOTO mencapai Rp 420 per saham. Namun, pada tahun 2022, harga saham GOTO turun menjadi Rp 150 per saham. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana harga saham GOTO hanya mencapai Rp 100 per saham.

Meski mengalami aksi jual besar-besaran oleh investor asing, saham-saham emiten teknologi masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Hal ini karena emiten-emiten teknologi tersebut memiliki bisnis yang solid dan prospek pertumbuhan yang cerah. Oleh karena itu, investor yang berminat untuk berinvestasi di saham-saham emiten teknologi disarankan untuk sabar dan tidak terpengaruh oleh aksi jual besar-besaran oleh investor asing.

Asing Obral Saham Ini, Net Buy 2024 Jebol!

Lima Aspek Penting

  1. Penjualan saham besar-besaran oleh investor asing
  2. Penurunan net buy asing
  3. Dampak negatif pada harga saham
  4. Potensi pertumbuhan saham teknologi
  5. Rekomendasi investasi yang sabar

Aksi obral saham ini menunjukkan kekhawatiran investor asing terhadap kondisi ekonomi global. Penurunan net buy asing berdampak pada penurunan harga saham, terutama saham teknologi. Namun, saham teknologi masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi karena didukung oleh bisnis yang solid. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap sabar dan tidak terpengaruh oleh aksi obral saham ini.

Penjualan saham besar-besaran oleh investor asing

Investor asing sedang melakukan aksi obral saham besar-besaran di pasar modal Indonesia. Hal ini terlihat dari data net buy asing yang terus menurun. Pada tahun 2021, net buy asing mencapai Rp 83,2 triliun. Namun, pada tahun 2022, net buy asing hanya mencapai Rp 36,7 triliun. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana net buy asing hanya mencapai Rp 10,5 triliun.

Salah satu faktor yang menyebabkan aksi obral saham ini adalah kekhawatiran investor asing terhadap kondisi ekonomi global. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketidakpastian Brexit, membuat investor asing lebih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Aksi obral saham ini berdampak negatif pada harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2022 dan 2023. Penurunan ini terutama terjadi pada saham-saham sektor teknologi dan konsumen.

Penurunan net buy asing

Net buy asing mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, net buy asing mencapai Rp 83,2 triliun. Namun, pada tahun 2022, net buy asing hanya mencapai Rp 36,7 triliun. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana net buy asing hanya mencapai Rp 10,5 triliun.

Penurunan net buy asing ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah kekhawatiran investor asing terhadap kondisi ekonomi global. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketidakpastian Brexit, membuat investor asing lebih berhati-hati dalam berinvestasi di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dampak negatif pada harga saham

Aksi obral saham oleh investor asing berdampak negatif pada harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2022 dan 2023. Penurunan ini terutama terjadi pada saham-saham sektor teknologi dan konsumen.

Salah satu contohnya adalah saham GOTO (GOTO). Pada tahun 2021, harga saham GOTO mencapai Rp 420 per saham. Namun, pada tahun 2022, harga saham GOTO turun menjadi Rp 150 per saham. Penurunan ini semakin tajam pada tahun 2023, di mana harga saham GOTO hanya mencapai Rp 100 per saham.

Penurunan harga saham ini tentu saja merugikan investor yang telah membeli saham GOTO pada harga yang lebih tinggi. Oleh karena itu, investor perlu berhati-hati dalam berinvestasi di saham, terutama saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi.

Potensi pertumbuhan saham teknologi

Meski mengalami aksi obral besar-besaran oleh investor asing, saham-saham emiten teknologi masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.

Hal ini karena emiten-emiten teknologi tersebut memiliki bisnis yang solid dan prospek pertumbuhan yang cerah. Oleh karena itu, investor yang berminat untuk berinvestasi di saham-saham emiten teknologi disarankan untuk sabar dan tidak terpengaruh oleh aksi obral besar-besaran oleh investor asing.

Rekomendasi investasi yang sabar

Saham-saham emiten teknologi Indonesia sedang mengalami aksi obral besar-besaran oleh investor asing. Hal ini menyebabkan penurunan harga saham yang cukup signifikan. Namun, investor tidak perlu panik dan terburu-buru menjual saham mereka.

Emiten-emiten teknologi Indonesia memiliki bisnis yang solid dan prospek pertumbuhan yang cerah. Oleh karena itu, penurunan harga saham saat ini dapat dilihat sebagai peluang untuk membeli saham-saham tersebut dengan harga yang lebih murah.

Investor yang berminat untuk berinvestasi di saham-saham emiten teknologi disarankan untuk sabar dan tidak terpengaruh oleh aksi obral besar-besaran oleh investor asing. Dengan kesabaran dan ketekunan, investor dapat memperoleh keuntungan yang signifikan dari investasi mereka di saham-saham emiten teknologi Indonesia.