Ligaponsel.com – Ahli Beberkan Jeroan Bus Maut Subang: Keledai Dipaksa Jadi Kuda. Sebuah pepatah lama mengatakan, “Keledai yang dipaksa jadi kuda akan mati di tengah jalan.” Pepatah ini tepat menggambarkan kondisi bus maut yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, pada Rabu (2/6/2023).
Bus yang seharusnya hanya mengangkut 54 penumpang, namun dipaksa mengangkut hingga 62 penumpang. Akibatnya, bus kelebihan muatan dan tidak kuat menanjak di tanjakan Ciater, Subang. Bus pun mundur dan menabrak tebing hingga terguling. Akibat kecelakaan ini, 23 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, kecelakaan bus maut Subang merupakan bukti nyata dari pepatah “keledai yang dipaksa jadi kuda.” Menurutnya, bus tersebut tidak laik jalan karena kelebihan muatan. Selain itu, kondisi bus juga sudah tua dan tidak terawat.
“Bus ini sudah tidak layak jalan. Usianya sudah lebih dari 10 tahun dan tidak pernah dirawat dengan baik. Selain itu, bannya juga sudah gundul dan remnya tidak berfungsi dengan baik,” kata Djoko.
Djoko menambahkan, sopir bus juga tidak profesional. Sopir diduga mengendarai bus dengan kecepatan tinggi dan tidak hati-hati. Selain itu, sopir juga tidak menguasai medan jalan di tanjakan Ciater.
“Sopir bus ini tidak profesional. Dia mengendarai bus dengan kecepatan tinggi dan tidak hati-hati. Selain itu, dia juga tidak menguasai medan jalan di tanjakan Ciater,” tambah Djoko.
Kecelakaan bus maut Subang menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus selalu memperhatikan keselamatan dalam berkendara. Jangan memaksakan kendaraan untuk mengangkut beban yang melebihi kapasitasnya. Selain itu, kita juga harus selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum berkendara.
“Keselamatan adalah yang utama. Jangan sampai kita menjadi korban berikutnya dari kecelakaan lalu lintas,” pungkas Djoko.
Ahli Beberkan Jeroan Bus Maut Subang
Kecelakaan bus maut di Subang menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Ada 6 aspek penting yang harus diperhatikan:
- Kelayakan kendaraan
- Kondisi sopir
- Muatan berlebih
- Medan jalan
- Faktor cuaca
- Faktor manusia
Keenam aspek ini saling berkaitan dan harus diperhatikan secara komprehensif. Jika salah satu aspek diabaikan, maka dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Misalnya, jika kendaraan tidak laik jalan, maka risiko kecelakaan akan meningkat. Demikian juga jika sopir dalam kondisi mengantuk atau mabuk, maka risiko kecelakaan juga akan meningkat. Selain itu, jika muatan berlebih, maka kendaraan akan kesulitan menanjak dan berpotensi mengalami kecelakaan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu memperhatikan keenam aspek tersebut saat berkendara. Dengan demikian, kita dapat meminimalisir risiko kecelakaan lalu lintas dan selamat sampai tujuan.
Kelayakan Kendaraan
Dalam kasus kecelakaan bus maut di Subang, bus yang digunakan ternyata sudah tidak layak jalan. Usianya sudah lebih dari 10 tahun dan tidak pernah dirawat dengan baik. Selain itu, bannya juga sudah gundul dan remnya tidak berfungsi dengan baik.
Kendaraan yang tidak laik jalan sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum berkendara.
Kondisi Sopir
Selain kondisi kendaraan, kondisi sopir juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan berkendara. Dalam kasus kecelakaan bus maut di Subang, sopir diduga mengendarai bus dengan kecepatan tinggi dan tidak hati-hati. Selain itu, sopir juga tidak menguasai medan jalan di tanjakan Ciater.
Sopir yang mengantuk, mabuk, atau tidak profesional dapat membahayakan keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi sopir untuk selalu dalam kondisi fit dan berkonsentrasi saat berkendara.
Muatan berlebih
Muatan berlebih merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kecelakaan bus maut di Subang. Bus yang seharusnya hanya mengangkut 54 penumpang, namun dipaksa mengangkut hingga 62 penumpang. Akibatnya, bus kelebihan muatan dan tidak kuat menanjak di tanjakan Ciater, Subang. Bus pun mundur dan menabrak tebing hingga terguling.
Muatan berlebih dapat mengganggu keseimbangan dan kestabilan kendaraan. Selain itu, muatan berlebih juga dapat membuat kendaraan lebih sulit dikendalikan, terutama saat menanjak atau menikung.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu memperhatikan kapasitas muatan kendaraan. Jangan memaksakan kendaraan untuk mengangkut beban yang melebihi kapasitasnya.
Medan jalan
Medan jalan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keselamatan berkendara. Dalam kasus kecelakaan bus maut di Subang, bus mengalami kecelakaan di tanjakan Ciater yang dikenal sebagai tanjakan yang cukup curam. Bus yang kelebihan muatan dan tidak laik jalan tidak kuat menanjak dan akhirnya mundur hingga menabrak tebing.
Medan jalan yang tidak rata, berlubang, atau licin dapat membahayakan keselamatan berkendara. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu berhati-hati saat berkendara di jalan yang tidak rata atau licin.
Faktor cuaca
Cuaca juga dapat mempengaruhi keselamatan berkendara. Hujan deras, kabut, atau angin kencang dapat membuat jarak pandang terbatas dan jalanan menjadi licin. Hal ini dapat membahayakan keselamatan berkendara, terutama di jalan yang berkelok-kelok atau di malam hari.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum berkendara. Jika cuaca buruk, sebaiknya kita menunda perjalanan atau mencari jalur alternatif yang lebih aman.
Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan lalu lintas. Faktor manusia meliputi kelelahan, mengantuk, mabuk, kurang konsentrasi, dan melanggar aturan lalu lintas.
Dalam kasus kecelakaan bus maut di Subang, diduga faktor manusia menjadi penyebab utama kecelakaan. Sopir bus diduga mengendarai bus dalam kondisi kelelahan dan mengantuk. Selain itu, sopir juga diduga tidak menguasai medan jalan dan melanggar aturan lalu lintas dengan memaksakan bus mengangkut penumpang melebihi kapasitas.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu berkendara dengan konsentrasi penuh dan mematuhi aturan lalu lintas. Jangan mengemudi dalam kondisi lelah atau mengantuk. Istirahatlah jika merasa lelah dan mengantuk.