Pejabat AS: Mampukah Netanyahu Mengalahkan Hamas?

waktu baca 4 menit
Kamis, 16 Mei 2024 23:15 0 33 Canaya

Pejabat AS: Mampukah Netanyahu Mengalahkan Hamas?


Ligaponsel.com – Pejabat AS Ragu Netanyahu Bisa Menang Telak dan Musnahkan Hamas

Pejabat Amerika Serikat (AS) meragukan kemampuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memenangkan pemilu secara telak dan memusnahkan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

Keraguan ini muncul setelah Netanyahu berulang kali gagal membentuk pemerintahan setelah pemilu pada April dan September 2019. Dalam pemilu ketiga yang akan digelar pada 2 Maret 2020, Netanyahu kembali menghadapi tantangan dari mantan Kepala Staf Militer Benny Gantz.

Selain itu, pejabat AS juga menilai bahwa Netanyahu akan kesulitan untuk memusnahkan Hamas karena kelompok tersebut memiliki dukungan kuat dari warga Palestina. Hamas juga telah menunjukkan kemampuannya untuk bertahan dalam menghadapi serangan militer Israel.

Keraguan pejabat AS ini menunjukkan bahwa situasi di Israel dan Palestina masih sangat kompleks dan sulit untuk diprediksi. Pemilu yang akan datang dan upaya untuk memusnahkan Hamas akan menjadi ujian besar bagi Netanyahu dan pemerintahannya.

Pejabat AS Ragu Netanyahu Bisa Menang Telak dan Musnahkan Hamas

Lima aspek penting yang perlu diperhatikan terkait keraguan pejabat AS terhadap kemampuan Netanyahu untuk menang telak dan memusnahkan Hamas:

  • Dukungan warga Palestina terhadap Hamas
  • Kemampuan Hamas bertahan dalam serangan militer
  • Kegagalan Netanyahu membentuk pemerintahan
  • Tantangan dari Benny Gantz
  • Kompleksitas situasi Israel-Palestina

Aspek-aspek ini saling terkait dan menunjukkan bahwa situasi di Israel dan Palestina sangat kompleks. Pemilu yang akan datang dan upaya untuk memusnahkan Hamas akan menjadi ujian besar bagi Netanyahu dan pemerintahannya.

Dukungan warga Palestina terhadap Hamas

Salah satu faktor yang membuat pejabat AS ragu bahwa Netanyahu dapat memusnahkan Hamas adalah dukungan kuat yang dimiliki Hamas dari warga Palestina. Hamas dianggap sebagai gerakan perlawanan yang memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Hamas juga telah memberikan layanan sosial penting kepada masyarakat Gaza, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Dukungan terhadap Hamas terlihat jelas dalam pemilihan umum tahun 2006, di mana Hamas memenangkan mayoritas kursi di Dewan Legislatif Palestina. Hamas juga mampu bertahan dalam tiga serangan militer Israel di Gaza sejak 2008.

Dukungan terhadap Hamas dari warga Palestina menunjukkan bahwa setiap upaya untuk memusnahkan Hamas akan menghadapi perlawanan yang kuat dari masyarakat Gaza. Hal ini akan membuat sulit bagi Netanyahu untuk mencapai tujuannya.

Kemampuan Hamas Bertahan dalam Serangan Militer

Selain dukungan warga Palestina, Hamas juga memiliki kemampuan untuk bertahan dalam serangan militer Israel. Hamas telah membangun jaringan terowongan yang luas di Gaza, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dan menyimpan senjata tanpa terdeteksi.

Hamas juga memiliki persenjataan yang cukup banyak, termasuk roket dan mortir. Mereka juga telah mengembangkan taktik perang asimetris, seperti serangan bunuh diri dan serangan roket ke Israel.

Kemampuan Hamas untuk bertahan dalam serangan militer Israel telah terbukti dalam tiga serangan yang dilancarkan Israel sejak 2008. Dalam setiap serangan tersebut, Hamas mampu menimbulkan kerugian yang signifikan pada militer Israel dan mempertahankan kendali atas Gaza.

Kegagalan Netanyahu Membentuk Pemerintahan

Selain faktor eksternal, keraguan pejabat AS terhadap kemampuan Netanyahu juga didasari oleh faktor internal, yaitu kegagalannya membentuk pemerintahan setelah pemilu yang digelar pada April dan September 2019.

Kegagalan ini menunjukkan bahwa Netanyahu menghadapi tantangan politik yang serius di dalam negeri. Ia tidak mampu mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Ketidakmampuan Netanyahu membentuk pemerintahan melemahkan posisinya dan memunculkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk memimpin Israel secara efektif. Hal ini juga membuat pejabat AS ragu apakah Netanyahu dapat memenangkan pemilu mendatang dan mencapai tujuannya untuk memusnahkan Hamas.

Tantangan dari Benny Gantz

Selain faktor eksternal dan internal yang dihadapi Netanyahu, ia juga menghadapi tantangan dari dalam partainya sendiri. Mantan Kepala Staf Militer Benny Gantz telah membentuk partai baru dan menjadi penantang utama Netanyahu dalam pemilu mendatang.

Gantz dipandang sebagai pemimpin yang lebih moderat dibandingkan Netanyahu. Ia juga dianggap lebih mampu menyatukan Israel dan Palestina. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi para pemilih yang kecewa dengan kepemimpinan Netanyahu.

Jika Gantz berhasil memenangkan pemilu, ia kemungkinan besar akan mengambil pendekatan yang berbeda terhadap konflik Israel-Palestina. Ia mungkin lebih bersedia untuk bernegosiasi dengan Hamas dan fokus pada pembangunan ekonomi di Gaza.

Kompleksitas Situasi Israel-Palestina

Situasi di Israel dan Palestina itu rumit banget, kayak benang kusut yang susah diurai. Banyak faktor yang terlibat, kayak dukungan warga Palestina ke Hamas, kemampuan Hamas bertahan dalam serangan militer, dan kegagalan Netanyahu bentuk pemerintahan. Ditambah lagi sama tantangan dari Benny Gantz, makin bikin pusing aja.