Ligaponsel.com – Houthi Yaman mengklaim telah menghancurkan sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) dan sebuah kapal tujuan Israel di Laut Merah Minggu (19/12/2021).
Kabar ini disampaikan juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi.
Saree mengatakan bahwa kapal perang AS yang ditargetkan adalah kapal perusak USS Mason, sementara kapal tujuan Israel adalah Hyperion Ray.
Ia mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan oleh unit rudal pesisir Houthi, dan kedua kapal tersebut tenggelam.
Namun, klaim Houthi ini dibantah oleh pejabat AS dan Israel.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa tidak ada kapal perang AS yang diserang atau rusak di Laut Merah.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Hidai Zilberman, mengatakan bahwa tidak ada kapal Israel yang menjadi sasaran serangan.
Klaim Houthi ini merupakan bagian dari perang propaganda yang sedang berlangsung antara kelompok pemberontak Yaman tersebut dengan koalisi pimpinan Arab Saudi yang didukung AS.
Houthi telah berulang kali mengklaim telah melakukan serangan terhadap kapal-kapal koalisi, namun klaim tersebut sering dibantah oleh pejabat koalisi.
Houthi Yaman Klaim Merudal Kapal Perang AS dan Kapal Tujuan Israel
Klaim berani Houthi menghebohkan dunia, memicu spekulasi dan pertanyaan. Lima aspek penting yang perlu dicermati:
- Klaim Serangan: Houthi mengklaim menyerang kapal perang AS dan kapal tujuan Israel.
- Bantahan AS-Israel: AS dan Israel membantah klaim tersebut.
- Perang Propaganda: Klaim ini bagian dari perang propaganda antara Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi.
- Ketegangan Regional: Kejadian ini menambah ketegangan di kawasan Laut Merah.
- Dampak Geopolitik: Klaim ini berpotensi mempengaruhi hubungan internasional dan stabilitas regional.
Lima aspek ini saling terkait, membentuk narasi kompleks dari klaim berani Houthi. Dari perang propaganda hingga implikasi geopolitik, setiap aspek memberikan wawasan tentang dinamika yang sedang berlangsung di kawasan.
Klaim Serangan
Dalam sebuah pernyataan yang menggemparkan, Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan terhadap kapal perang Amerika Serikat (AS) dan sebuah kapal tujuan Israel di Laut Merah.
Klaim berani ini memicu kehebohan di seluruh dunia, meningkatkan ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak.
Bantahan AS-Israel
Tidak tinggal diam, Amerika Serikat dan Israel langsung membantah klaim Houthi.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, menegaskan bahwa tidak ada kapal perang AS yang diserang atau rusak di Laut Merah.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Hidai Zilberman, menyatakan bahwa tidak ada kapal Israel yang menjadi sasaran serangan apa pun.
Bantahan tegas dari AS dan Israel semakin memperkeruh situasi, membuat klaim Houthi dipertanyakan.
Perang Propaganda
Klaim Houthi menyerang kapal perang AS dan kapal tujuan Israel tidak hanya sekadar klaim biasa.
Ini adalah bagian dari perang propaganda yang lebih besar antara Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi yang didukung Barat.
Kedua belah pihak telah berulang kali saling menuduh melakukan serangan dan pelanggaran, seringkali tanpa bukti yang jelas.
Perang propaganda ini bertujuan untuk mempengaruhi opini publik, mendapatkan dukungan internasional, dan melemahkan semangat lawan.
Klaim Houthi menyerang kapal perang AS dan Israel, meskipun dibantah oleh kedua negara tersebut, merupakan bagian dari strategi propaganda ini.
Ketegangan Regional
Klaim Houthi menyerang kapal perang AS dan kapal tujuan Israel bak bensin yang disiram ke api yang sudah berkobar di kawasan Laut Merah.
Ketegangan yang sudah tinggi antara Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi kini semakin memanas, mengancam stabilitas kawasan yang rapuh.
Laut Merah adalah jalur pelayaran penting yang menghubungkan Eropa dan Asia, menjadikannya titik strategis yang diperebutkan oleh berbagai kekuatan regional dan internasional.
Klaim serangan Houthi berpotensi mengganggu lalu lintas pelayaran, meningkatkan premi asuransi, dan memicu konflik yang lebih luas.
Ketegangan di Laut Merah juga dapat berdampak pada pasokan energi global, karena kawasan ini merupakan jalur utama untuk pengiriman minyak dari Timur Tengah.
Dampak Geopolitik
Klaim Houthi yang menggegerkan tidak hanya berdampak pada kawasan Laut Merah saja, namun juga berpotensi mempengaruhi hubungan internasional dan stabilitas regional.
Amerika Serikat dan Israel merupakan pemain kunci dalam percaturan geopolitik global, dan serangan terhadap kapal mereka (jika terbukti benar) dapat memicu respons yang signifikan.
Selain itu, klaim ini dapat semakin memperburuk hubungan antara Iran (pendukung utama Houthi) dan negara-negara Barat.