Ligaponsel.com – Amerika Serikat (AS) dan Cina kembali ‘perang’ dagang. Indonesia bisa gigit jari menghadapi situasi ini.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia tentu akan terdampak oleh perang dagang antara AS dan Cina. Pasalnya, kedua negara tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 22,5 miliar, sedangkan ekspor ke Cina mencapai USD 54,4 miliar. Sementara itu, impor Indonesia dari AS mencapai USD 10,9 miliar dan dari Cina mencapai USD 73,2 miliar.
Dengan demikian, perang dagang antara AS dan Cina akan berdampak negatif pada ekspor Indonesia ke kedua negara tersebut. Selain itu, perang dagang juga akan menyebabkan harga barang-barang impor dari kedua negara tersebut menjadi lebih mahal.
Pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif dari perang dagang antara AS dan Cina. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mencari pasar ekspor baru bagi produk-produk Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor. Dengan demikian, Indonesia bisa meminimalisir dampak negatif dari perang dagang antara AS dan Cina.
AS & China ‘Perang’ Lagi, Indonesia Bisa Gigit Jari
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina berdampak negatif pada Indonesia. Berikut 5 aspek penting yang perlu diperhatikan:
- Ekspor menurun
- Harga impor naik
- Pertumbuhan ekonomi melambat
- Nilai tukar rupiah melemah
- Investasi asing berkurang
Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif dari perang dagang ini. Salah satunya dengan mencari pasar ekspor baru dan memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor.
Ekspor menurun
Perang dagang antara AS dan Cina menyebabkan permintaan terhadap ekspor Indonesia menurun. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Penurunan ekspor akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencari pasar ekspor baru dan memberikan insentif kepada pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor.
Harga impor naik
Perang dagang antara AS dan Cina menyebabkan harga barang-barang impor dari kedua negara tersebut menjadi lebih mahal. Hal ini dikarenakan adanya tarif bea masuk yang dikenakan oleh kedua negara.
Kenaikan harga impor akan berdampak negatif pada konsumen Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencari alternatif sumber impor barang-barang tersebut dari negara lain.
Pertumbuhan ekonomi melambat
Perang dagang antara AS dan Cina menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Hal ini dikarenakan menurunnya ekspor dan naiknya harga impor.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat akan berdampak negatif pada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini.
Nilai tukar rupiah melemah
Perang dagang antara AS dan Cina menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Hal ini dikarenakan ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh perang dagang tersebut.
Pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Investasi asing berkurang
Perang dagang antara AS dan Cina juga menyebabkan investasi asing di Indonesia berkurang. Hal ini dikarenakan ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh perang dagang tersebut.
Penurunan investasi asing akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk menarik investasi asing ke Indonesia.