Ligaponsel.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan tak takut dengan ancaman ultimatum dari Ukraina dan Barat terkait resolusi perdamaian yang diajukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Rossyia-1, Putin mengatakan bahwa Rusia akan terus melanjutkan operasi militernya di Ukraina hingga mencapai tujuannya.
“Kami tidak akan goyah dari rencana kami. Kami akan mencapai semua tujuan kami,” tegas Putin, seperti dikutip Reuters, Senin (27/2/2023).
Putin juga mengecam resolusi perdamaian yang diajukan Zelensky, dengan menyebutnya sebagai “tidak realistis” dan “tidak dapat diterima”.
“Resolusi itu tidak mempertimbangkan kepentingan Rusia. Kami tidak akan menerimanya,” ujar Putin.
Sebelumnya, Zelensky menyerukan agar Rusia mundur dari wilayah Ukraina dan membayar ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan akibat perang.
Zelensky juga menyerukan agar Rusia diadili atas kejahatan perang yang dilakukan selama invasi ke Ukraina.
Namun, Putin menolak semua tuntutan tersebut, dengan mengatakan bahwa Rusia tidak akan pernah menyerah pada wilayahnya dan tidak akan membayar ganti rugi apa pun.
“Kami tidak akan menyerah pada wilayah kami. Kami akan terus berjuang sampai kami mencapai tujuan kami,” tegas Putin.
Putin Tak Takut bila Ukraina dan Barat Coba Ultimatum Rusia dengan Resolusi dari Zelensky
Berikut lima aspek penting terkait pemberitaan “Putin Tak Takut bila Ukraina dan Barat Coba Ultimatum Rusia dengan Resolusi dari Zelensky”:
-
Ancaman Ultimatum
Ukraina dan Barat mengancam akan memberikan ultimatum kepada Rusia. -
Respons Putin
Putin menegaskan tidak takut dengan ancaman tersebut. -
Resolusi Zelensky
Zelensky mengajukan resolusi perdamaian yang ditolak Putin. -
Tujuan Rusia
Rusia akan terus melanjutkan operasi militer hingga mencapai tujuannya. -
Dampak Perang
Perang telah menimbulkan kerusakan besar di Ukraina.
Kelima aspek ini saling terkait dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang situasi terkini antara Rusia, Ukraina, dan Barat. Ancaman ultimatum dari Ukraina dan Barat merupakan upaya untuk menekan Rusia agar mengakhiri invasinya ke Ukraina. Namun, Putin menegaskan bahwa Rusia tidak akan goyah dari rencananya dan akan terus melanjutkan operasi militernya hingga mencapai tujuannya. Resolusi perdamaian yang diajukan Zelensky ditolak oleh Putin karena dianggap tidak realistis dan tidak dapat diterima. Sementara itu, perang telah menimbulkan kerusakan besar di Ukraina, baik dari segi infrastruktur maupun korban jiwa.
Ancaman Ultimatum
Bayangin gini, Ukraina dan Barat kayak anak kecil yang lagi ngambek sama Rusia. Mereka ngancem mau ngasih ultimatum, kayak anak kecil yang ngancem mau kabur dari rumah kalau nggak diturutin.
Tapi Rusia mah kayak bapak-bapak cuek. Putin bilang, “Ultimatum? San aja kali. Aku nggak takut!”
Kenapa Putin nggak takut? Ya karena dia punya tentara yang kuat dan banyak senjata. Dia yakin bisa ngalahin Ukraina dan Barat kalau mereka berani macam-macam.
Respons PutinPutin menegaskan tidak takut dengan ancaman tersebut.
Putin mah emang gitu. Dia nggak takut sama siapa-siapa. Ukraina sama Barat ngancem mau ngasih ultimatum, tapi Putin santai aja. Dia bilang, “Ultimatum? San aja kali. Aku nggak takut!”
Kenapa Putin nggak takut? Ya karena dia punya tentara yang kuat dan banyak senjata. Dia yakin bisa ngalahin Ukraina sama Barat kalau mereka berani macam-macam.
Resolusi Zelensky
Zelensky mengajukan resolusi perdamaian yang ditolak Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajukan resolusi perdamaian yang berisi tuntutan agar Rusia mundur dari wilayah Ukraina dan membayar ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan akibat perang. Namun, resolusi tersebut ditolak oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang menganggapnya tidak realistis dan tidak dapat diterima.
Penolakan Putin terhadap resolusi Zelensky menunjukkan bahwa Rusia tidak berniat untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina. Putin bertekad untuk terus melanjutkan operasi militernya hingga mencapai tujuannya, yaitu menguasai seluruh wilayah Ukraina timur dan selatan.
Penolakan Putin terhadap resolusi Zelensky juga menunjukkan bahwa Rusia tidak takut dengan ancaman dari Ukraina dan Barat. Putin yakin bahwa Rusia memiliki kekuatan militer yang cukup untuk mengalahkan Ukraina dan Barat jika terjadi perang.
Tujuan RusiaRusia akan terus melanjutkan operasi militer hingga mencapai tujuannya.
Putin punya tujuan yang jelas dalam invasinya ke Ukraina. Dia ingin menguasai seluruh wilayah Ukraina timur dan selatan, serta menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky.
Putin yakin bahwa Rusia memiliki kekuatan militer yang cukup untuk mencapai tujuannya. Dia telah mengerahkan ratusan ribu tentara ke Ukraina dan meluncurkan serangan udara besar-besaran.
Namun, Ukraina juga memberikan perlawanan yang sengit. Militer Ukraina telah berhasil menghentikan kemajuan Rusia di beberapa wilayah, dan bahkan melancarkan serangan balik di beberapa daerah.
Perang di Ukraina kemungkinan akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Putin tidak akan menyerah pada tujuannya, dan Ukraina tidak akan menyerah pada kedaulatannya.
Dampak Perang
Perang di Ukraina telah menimbulkan kerusakan besar, baik dari segi infrastruktur maupun korban jiwa.
Di kota-kota besar seperti Mariupol dan Kharkiv, banyak bangunan hancur dan rusak. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan pembangkit listrik juga menjadi sasaran serangan Rusia.
Menurut PBB, lebih dari 10 juta orang Ukraina telah mengungsi dari rumah mereka, baik di dalam negeri maupun ke negara-negara tetangga.
Perang juga telah menyebabkan krisis kemanusiaan. Banyak orang kekurangan makanan, air, dan obat-obatan. Selain itu, banyak anak-anak terpaksa berhenti sekolah karena sekolah mereka hancur atau ditutup.
Dampak perang di Ukraina sangat besar dan akan terus terasa dalam jangka waktu yang lama.
