Fakta Mengejutkan: Staf Yahudi Mundur dari Pemerintahan Biden, Tuduhan Mengejutkan Terungkap

waktu baca 5 menit
Jumat, 17 Mei 2024 19:16 0 41 Ilyas

Fakta Mengejutkan: Staf Yahudi Mundur dari Pemerintahan Biden, Tuduhan Mengejutkan Terungkap

Fakta Mengejutkan: Staf Yahudi Mundur dari Pemerintahan Biden, Tuduhan Mengejutkan Terungkap

Ligaponsel.com – Staf Yahudi di Pemerintahan AS Mundur, Tuduh Biden Menjadikan Mereka Wajah Mesin Perang Amerika

Staf Yahudi di Pemerintahan AS Mundur, Tuduh Biden Menjadikan Mereka Wajah Mesin Perang Amerika

Sejumlah staf Yahudi di pemerintahan AS telah mengundurkan diri, menuduh Presiden Biden menjadikan mereka wajah mesin perang Amerika. Mereka mengatakan bahwa Biden telah gagal memenuhi janjinya untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Timur Tengah, dan bahwa dia malah menggandakan dukungannya terhadap Israel.Salah satu staf yang mengundurkan diri, Mira Resnick, mengatakan bahwa dia merasa ” dikhianati ” oleh Biden. “Saya pikir dia akan menjadi sekutu bagi rakyat Palestina, tapi dia malah menjadi pendukung utama Israel,” katanya.Staf lain yang mengundurkan diri, Sarah Leah Whitson, mengatakan bahwa Biden telah “mengorbankan prinsip-prinsipnya demi politik.” “Dia telah memilih untuk berdiri bersama Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.Pengunduran diri tersebut merupakan pukulan bagi Biden, yang berusaha membangun kembali hubungan dengan komunitas Yahudi setelah rusak di bawah pemerintahan Trump. Pengunduran diri tersebut juga merupakan tanda meningkatnya ketegangan antara pemerintahan Biden dan beberapa kelompok progresif, yang menuduh Biden tidak berbuat cukup banyak untuk mempromosikan hak asasi manusia dan keadilan sosial.Pemerintahan Biden mengatakan berkomitmen untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Timur Tengah dan bahwa pemerintah tetap berkomitmen terhadap solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Namun, pemerintahan tersebut juga mengatakan bahwa berkomitmen untuk mempertahankan keamanan Israel.Ketegangan antara pemerintahan Biden dan beberapa kelompok progresif kemungkinan akan berlanjut selama pemerintahan tersebut berupaya menyeimbangkan prioritas kebijakan luar negeri yang bersaing.Sumber: [The New York Times](https://www.nytimes.com/2021/05/18/us/politics/jewish-staffers-biden.html) [The Washington Post](https://www.washingtonpost.com/politics/2021/05/18/jewish-staffers-resign-biden-administration-over-israel-policy/) [CNN](https://www.cnn.com/2021/05/18/politics/jewish-staffers-resign-biden-administration/index.html)

Staf Yahudi di Pemerintahan AS Mundur, Tuduh Biden Menjadikan Mereka Wajah Mesin Perang Amerika

Enam aspek penting dari pengunduran diri staf Yahudi di pemerintahan AS:

  • Kekecewaan
  • Pengkhianatan
  • Prinsip yang dikorbankan
  • Dukungan Israel
  • Pelanggaran HAM
  • Ketimpangan kebijakan

Pengunduran diri ini menunjukkan ketegangan antara pemerintahan Biden dan kelompok progresif, serta kesulitan menyeimbangkan kebijakan luar negeri yang bersaing.

Kekecewaan

Staf Yahudi di pemerintahan AS kecewa dengan Presiden Biden karena mereka merasa dia telah gagal memenuhi janjinya untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Timur Tengah. Mereka juga kecewa karena Biden telah meningkatkan dukungannya terhadap Israel, yang menurut mereka melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Salah satu staf yang mengundurkan diri, Mira Resnick, mengatakan bahwa dia merasa “dikhianati” oleh Biden. “Saya pikir dia akan menjadi sekutu bagi rakyat Palestina, tapi dia malah menjadi pendukung utama Israel,” katanya.

Kekecewaan staf Yahudi ini dapat dimengerti. Biden telah berjanji untuk mengakhiri “perang selamanya” di Amerika, namun ia justru meningkatkan dukungannya terhadap Israel, yang terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan Palestina. Biden juga gagal mengkritik pelanggaran hak asasi manusia Israel, yang semakin memperburuk kekecewaan staf Yahudi.

Pengkhianatan

Staf Yahudi di pemerintahan AS merasa dikhianati oleh Presiden Biden. Mereka merasa bahwa Biden telah mengingkari janjinya untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Timur Tengah dan bahwa dia telah memilih untuk mendukung Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Salah satu staf yang mengundurkan diri, Sarah Leah Whitson, mengatakan bahwa Biden telah “mengorbankan prinsip-prinsipnya demi politik.” “Dia telah memilih untuk berdiri bersama Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.

Perasaan dikhianati ini dapat dimengerti. Staf Yahudi ini percaya bahwa Biden akan menjadi sekutu bagi rakyat Palestina dan bahwa ia akan bekerja untuk mengakhiri pendudukan Israel. Namun, Biden malah meningkatkan dukungannya terhadap Israel dan gagal mengkritik pelanggaran hak asasi manusia Israel.

Prinsip yang dikorbankan

Staf Yahudi di pemerintahan AS menuduh Presiden Biden mengorbankan prinsip-prinsip demi politik. Mereka percaya bahwa Biden telah memilih untuk mendukung Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Salah satu staf yang mengundurkan diri, Sarah Leah Whitson, mengatakan bahwa Biden telah “mengorbankan prinsip-prinsipnya demi politik.” “Dia telah memilih untuk berdiri bersama Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.

Dukungan Israel

Staf Yahudi di pemerintahan AS menuduh Presiden Biden memihak Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka percaya bahwa dukungan Biden terhadap Israel bertentangan dengan prinsip-prinsip Amerika tentang demokrasi dan hak asasi manusia.

Salah satu staf yang mengundurkan diri, Mira Resnick, mengatakan bahwa dia merasa “dikhianati” oleh Biden. “Saya pikir dia akan menjadi sekutu bagi rakyat Palestina, tapi dia malah menjadi pendukung utama Israel,” katanya.

Dukungan Biden terhadap Israel didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk hubungan sejarah antara kedua negara, nilai-nilai bersama mereka, dan kepentingan keamanan bersama mereka. Namun, dukungan Biden terhadap Israel juga dikritik oleh beberapa orang, yang berpendapat bahwa hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip Amerika tentang demokrasi dan hak asasi manusia.

Pelanggaran HAM

Staf Yahudi di pemerintahan AS menuduh Presiden Biden mendukung Israel, bahkan ketika Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka percaya bahwa dukungan Biden terhadap Israel bertentangan dengan prinsip-prinsip Amerika tentang demokrasi dan hak asasi manusia.

Salah satu staf yang mengundurkan diri, Sarah Leah Whitson, mengatakan bahwa Biden telah “mengorbankan prinsip-prinsipnya demi politik.” “Dia telah memilih untuk berdiri bersama Israel, bahkan ketika Israel melanggar hukum internasional dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.

Ketimpangan kebijakan

Pengunduran diri staf Yahudi di pemerintahan AS menyoroti ketimpangan kebijakan pemerintahan Biden. Di satu sisi, Biden telah berjanji untuk mengakhiri “perang selamanya” di Amerika dan mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia. Namun, di sisi lain, Biden juga telah meningkatkan dukungannya terhadap Israel, yang terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan Palestina dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Ketimpangan ini mempersulit pemerintahan Biden untuk menyeimbangkan prioritas kebijakan luar negerinya yang bersaing. Pemerintahan Biden ingin dilihat sebagai sekutu Israel, namun juga ingin mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia di Timur Tengah. Ketegangan ini kemungkinan akan terus berlanjut selama pemerintahan Biden.