AS Ketar-Ketir! Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Ini Buktinya

waktu baca 4 menit
Jumat, 17 Mei 2024 09:56 0 7 Ilyas

AS Ketar-Ketir! Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Ini Buktinya

AS Ketar-Ketir! Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Ini Buktinya

Ligaponsel.com – AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

Hubungan militer antara Rusia dan Tiongkok semakin erat dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara telah mengadakan latihan militer bersama, mengembangkan senjata baru, dan meningkatkan kerja sama intelijen. Kerja sama ini dipandang sebagai tanggapan terhadap apa yang dianggap sebagai agresi Amerika Serikat (AS) yang semakin meningkat.

AS telah mengambil sejumlah langkah yang dipandang oleh Rusia dan Tiongkok sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka. Langkah-langkah ini termasuk penempatan sistem pertahanan rudal di Eropa, penjualan senjata ke Taiwan, dan patroli kapal perang di Laut Tiongkok Selatan. AS juga telah mengkritik catatan hak asasi manusia Rusia dan Tiongkok.

Rusia dan Tiongkok telah menanggapi tindakan AS ini dengan memperdalam hubungan militer mereka. Kedua negara telah mengadakan latihan militer bersama yang semakin besar dan kompleks. Mereka juga telah mengembangkan senjata baru, seperti jet tempur siluman dan sistem rudal jarak jauh. Selain itu, mereka telah meningkatkan kerja sama intelijen, berbagi informasi tentang ancaman keamanan bersama.

Eratnya hubungan militer antara Rusia dan Tiongkok merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan bagi AS. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara semakin dekat dan bahwa mereka bersedia bekerja sama untuk melawan apa yang mereka anggap sebagai ancaman bersama. AS perlu merespons perkembangan ini dengan hati-hati dan terukur.

AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

Hubungan militer Rusia-Tiongkok makin erat. Enam aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Latihan militer bersama
  • Pengembangan senjata baru
  • Kerja sama intelijen
  • Tanggapan terhadap agresi AS
  • Kekhawatiran AS
  • Respons AS yang hati-hati

Eratnya hubungan militer Rusia-Tiongkok menunjukkan kerja sama kedua negara dalam menghadapi ancaman bersama. AS perlu merespons perkembangan ini dengan hati-hati dan terukur.

Latihan Militer Bersama

Rusia dan Tiongkok telah mengadakan latihan militer bersama yang semakin besar dan kompleks. Latihan-latihan ini dirancang untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, menunjukkan kekuatan militer mereka, dan mengirim pesan ke Amerika Serikat.

Salah satu latihan militer bersama yang paling penting adalah latihan “Vostok”. Latihan ini diadakan pada tahun 2018 dan melibatkan lebih dari 300.000 tentara dari Rusia dan Tiongkok. Latihan ini menunjukkan kemampuan kedua negara untuk melakukan operasi militer bersama dalam skala besar.

Latihan militer bersama lainnya yang penting adalah latihan “Zapad”. Latihan ini diadakan pada tahun 2021 dan melibatkan lebih dari 200.000 tentara dari Rusia dan Tiongkok. Latihan ini berfokus pada perang melawan terorisme dan menunjukkan kemampuan kedua negara untuk bekerja sama dalam menghadapi ancaman keamanan bersama.

Pengembangan Senjata Baru

Selain latihan militer bersama, Rusia dan Tiongkok juga mengembangkan senjata baru.

Salah satu senjata baru yang paling penting adalah rudal hipersonik. Rudal ini dapat terbang dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, sehingga sangat sulit untuk dicegat. Rusia dan Tiongkok sama-sama mengembangkan rudal hipersonik, dan mereka dipandang sebagai ancaman serius bagi Amerika Serikat.

Senjata baru lainnya yang dikembangkan oleh Rusia dan Tiongkok adalah senjata laser. Senjata ini dapat digunakan untuk menghancurkan target di udara, di darat, dan di laut. Rusia dan Tiongkok sama-sama mengembangkan senjata laser, dan mereka dipandang sebagai ancaman serius bagi Amerika Serikat.

Kerja sama intelijen

Selain latihan militer bersama dan pengembangan senjata baru, Rusia dan Tiongkok juga meningkatkan kerja sama intelijen mereka.

Kerja sama ini mencakup berbagi informasi tentang ancaman keamanan bersama, seperti terorisme dan proliferasi senjata nuklir. Rusia dan Tiongkok juga bekerja sama untuk mengembangkan teknologi baru untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi intelijen.

Peningkatan kerja sama intelijen antara Rusia dan Tiongkok merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan bagi Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara semakin dekat dan bahwa mereka bersedia bekerja sama untuk melawan apa yang mereka anggap sebagai ancaman bersama.

Tanggapan terhadap agresi AS

Rusia dan Tiongkok memandang sejumlah tindakan AS sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka, seperti penempatan sistem pertahanan rudal di Eropa, penjualan senjata ke Taiwan, dan patroli kapal perang di Laut Tiongkok Selatan. AS juga mengkritik catatan hak asasi manusia Rusia dan Tiongkok.

Sebagai tanggapan, Rusia dan Tiongkok memperdalam hubungan militer mereka. Mereka mengadakan latihan militer bersama, mengembangkan senjata baru, dan meningkatkan kerja sama intelijen. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara semakin dekat dan bahwa mereka bersedia bekerja sama untuk melawan apa yang mereka anggap sebagai ancaman bersama.

Kekhawatiran AS

Amerika Serikat (AS) khawatir dengan meningkatnya kerja sama militer antara Rusia dan Tiongkok. AS memandang kerja sama ini sebagai ancaman terhadap kepentingannya di kawasan Asia-Pasifik.

AS telah mengambil sejumlah langkah untuk menanggapi meningkatnya kerja sama militer Rusia-Tiongkok. Langkah-langkah ini termasuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Asia-Pasifik, mengembangkan sistem pertahanan rudal baru, dan memperkuat aliansinya dengan negara-negara di kawasan.

Respons AS yang hati-hati

Amerika Serikat (AS) khawatir dengan meningkatnya kerja sama militer antara Rusia dan Tiongkok. AS memandang kerja sama ini sebagai ancaman terhadap kepentingannya di kawasan Asia-Pasifik. AS telah mengambil sejumlah langkah untuk menanggapi meningkatnya kerja sama militer Rusia-Tiongkok. Langkah-langkah ini termasuk: meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Asia-Pasifik, mengembangkan sistem pertahanan rudal baru, dan memperkuat aliansinya dengan negara-negara di kawasan.