Ligaponsel.com – Murka Hadapi Israel, Mesir Kerahkan Konvoi Militer ke Perbatasan Gaza
Mesir geram melihat tindakan Israel yang membabi buta menyerang warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Sebagai bentuk protes, Mesir mengerahkan konvoi militer ke perbatasan Gaza.
Konvoi militer tersebut terdiri dari tank, kendaraan lapis baja, dan pasukan infanteri. Mereka akan bersiaga di perbatasan untuk mencegah Israel melakukan tindakan agresi lebih lanjut.
Tindakan Mesir ini mendapat dukungan dari negara-negara Arab lainnya. Mereka mengecam keras tindakan Israel dan menyerukan penghentian segera serangan militer terhadap warga sipil Palestina.
Konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Jumat (10/5). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan.
Serangan Israel tersebut dipicu oleh tembakan roket dari kelompok Hamas ke wilayah Israel. Namun, Israel membalas dengan kekuatan yang berlebihan, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di pihak Palestina.
Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu konflik yang paling berkepanjangan di dunia. Konflik ini telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun dan telah merenggut banyak korban jiwa.
Penyebab utama konflik ini adalah perebutan wilayah antara Israel dan Palestina. Israel ingin mendirikan negara Yahudi di Palestina, sementara Palestina ingin merdeka dan memiliki negara sendiri.
Konflik Israel-Palestina telah menjadi sumber keprihatinan internasional. PBB dan negara-negara besar telah berusaha untuk menyelesaikan konflik ini, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Murka Hadapi Israel, Mesir Kerahkan Konvoi Militer ke Perbatasan Gaza
Mesir murka dengan serangan Israel ke Gaza, sehingga mengerahkan konvoi militer ke perbatasan. Aksi ini mendapat dukungan negara-negara Arab.
Konflik Israel-Palestina berkepanjangan, dipicu perebutan wilayah.
Serangan Israel tewaskan warga sipil Palestina, termasuk anak-anak.
PBB dan negara-negara besar berusaha menyelesaikan konflik, namun belum berhasil.
Konflik ini menjadi keprihatinan internasional.