Ligaponsel.com – Presiden Korut Inspeksi Sistem Rudal Taktis
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memeriksa sistem rudal taktis baru negaranya, kantor berita resmi KCNA melaporkan, saat Pyongyang melanjutkan pengembangan persenjataannya yang pesat di tengah kebuntuan pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.
Kim “mengawasi uji coba penembakan sistem rudal taktis baru yang dikembangkan baru-baru ini” pada hari Rabu (14/9), kata KCNA, menambahkan bahwa uji coba tersebut “menunjukkan kemampuan tempur yang unggul” dari sistem tersebut.
Kantor berita itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem rudal tersebut, seperti jenis atau jangkauannya, namun mengatakan bahwa Kim “sangat menghargai” keberhasilan uji coba tersebut dan “menekankan perlunya produksi massal sistem senjata canggih di masa depan.”
Pemeriksaan Kim terhadap sistem rudal taktis baru ini terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut, dalam apa yang tampaknya merupakan uji coba senjata terbaru oleh negara tersebut.
Peluncuran tersebut dikutuk oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, yang melihatnya sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korea Utara mengembangkan program rudal balistiknya.
Pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara terhenti sejak runtuhnya KTT kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi pada Februari 2019. Korea Utara telah berulang kali menyerukan Amerika Serikat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan ekonominya sebagai imbalan untuk langkah-langkah denuklirisasi, namun Washington bersikeras bahwa Pyongyang harus terlebih dahulu menyerahkan senjata nuklirnya.
Presiden Korut Inspeksi Sistem Rudal Taktis
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini memeriksa sistem rudal taktis baru negaranya. Langkah ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus mengembangkan persenjataannya meskipun ada pembicaraan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat.
Ada lima aspek penting dari berita ini:
- Pemimpin Korea Utara
- Inspeksi
- Sistem Rudal Taktis
- Pengembangan Persenjataan
- Pembicaraan Denuklirisasi
Pemeriksaan sistem rudal taktis baru oleh Presiden Korut menunjukkan bahwa Korea Utara terus memprioritaskan pengembangan militernya. Langkah ini juga dapat dilihat sebagai pesan kepada Amerika Serikat bahwa Korea Utara tidak akan menyerah pada tuntutan denuklirisasi.
Pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara telah terhenti sejak runtuhnya KTT kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi pada Februari 2019. Korea Utara telah berulang kali menyerukan Amerika Serikat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan ekonominya sebagai imbalan untuk langkah-langkah denuklirisasi, namun Washington bersikeras bahwa Pyongyang harus terlebih dahulu menyerahkan senjata nuklirnya.
Pemimpin Korea Utara
Siapa pemimpin Korea Utara? Tentu saja Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini memeriksa sistem rudal taktis baru negaranya. Langkah ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus mengembangkan persenjataannya meskipun ada pembicaraan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat.
Inspeksi
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini memeriksa sistem rudal taktis baru negaranya. Langkah ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus mengembangkan persenjataannya meskipun ada pembicaraan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat.
Pemeriksaan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut, dalam apa yang tampaknya merupakan uji coba senjata terbaru oleh negara tersebut.
Sistem Rudal Taktis
Sistem rudal taktis yang diperiksa oleh Presiden Korut, Kim Jong-un, adalah jenis senjata yang dirancang untuk digunakan dalam pertempuran jarak dekat. Sistem ini biasanya memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan rudal balistik antarbenua (ICBM), namun lebih akurat dan dapat digunakan untuk menyerang target tertentu di medan perang.
Korea Utara telah mengembangkan berbagai sistem rudal taktis, termasuk rudal jarak pendek, menengah, dan jarak jauh. Rudal-rudal ini dapat membawa berbagai jenis hulu ledak, termasuk hulu ledak konvensional, kimia, dan nuklir.
Pengembangan sistem rudal taktis oleh Korea Utara dipandang sebagai ancaman serius oleh negara-negara tetangga, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan untuk menyerang target di negara-negara ini dengan cepat dan akurat, sehingga menimbulkan risiko besar konflik militer.
Pengembangan Persenjataan
Korea Utara terus mengembangkan persenjataannya, termasuk sistem rudal taktis. Pengembangan ini dipandang sebagai ancaman serius oleh negara-negara tetangga, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.
Ada beberapa alasan mengapa Korea Utara mengembangkan persenjataannya. Pertama, Korea Utara merasa perlu untuk mempertahankan diri dari serangan dari negara lain, terutama Amerika Serikat. Kedua, Korea Utara ingin meningkatkan posisinya dalam negosiasi dengan negara lain. Ketiga, Korea Utara ingin menunjukkan kekuatan dan prestisenya di kawasan.
Pengembangan persenjataan Korea Utara mendapat kecaman dari negara-negara lain, yang melihatnya sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan. Namun, Korea Utara berpendapat bahwa mereka berhak mengembangkan persenjataan untuk mempertahankan diri.
Pembicaraan Denuklirisasi
Pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara sudah buntu sejak lama. Amerika Serikat menginginkan Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya, sementara Korea Utara menginginkan Amerika Serikat untuk mencabut sanksi ekonominya.
Pemeriksaan sistem rudal taktis baru oleh Presiden Korut, Kim Jong-un, dapat dilihat sebagai pesan kepada Amerika Serikat bahwa Korea Utara tidak akan menyerah pada tuntutan denuklirisasi. Korea Utara akan terus mengembangkan persenjataannya sampai Amerika Serikat mencabut sanksi ekonominya.