Ligaponsel.com – Polling kumparan: 92,52% Pembaca Tak Pernah Pakai Fitur Flipside Instagram adalah sebuah survei yang dilakukan oleh kumparan terhadap para pembacanya mengenai fitur Flipside Instagram. Hasil survei menunjukkan bahwa 92,52% pembaca kumparan tidak pernah menggunakan fitur Flipside Instagram.
Fitur Flipside Instagram adalah sebuah fitur yang memungkinkan pengguna untuk berbagi foto dan video yang hanya dapat dilihat oleh pengikut yang mereka pilih. Fitur ini diluncurkan oleh Instagram pada bulan Maret 2022.
Menurut survei kumparan, alasan utama pembaca tidak menggunakan fitur Flipside Instagram adalah karena mereka merasa tidak membutuhkannya (45,45%). Alasan lainnya adalah karena mereka tidak tahu cara menggunakannya (27,27%) dan karena mereka tidak tertarik dengan fitur tersebut (27,27%).
Hasil survei kumparan ini menunjukkan bahwa fitur Flipside Instagram belum banyak digunakan oleh pengguna Instagram. Hal ini mungkin disebabkan karena fitur tersebut masih baru dan belum banyak diketahui oleh pengguna.
Polling kumparan
Survei kumparan mengungkap fakta mengejutkan: 92,52% pembacanya belum pernah menjajal Flipside Instagram. Fitur ini bagaikan negeri antah berantah bagi mereka. Mengapa demikian? Mari kita telisik 5 aspek krusial:
- Tidak Dibutuhkan – Mayoritas (45,45%) merasa Flipside tak lagi relevan.
- Kurang Informasi – 27,27% mengaku kebingungan memakainya.
- Kurang Minat – Persentase yang sama (27,27%) menyatakan tidak tertarik.
- Fitur Baru – Flipside masih tergolong anyar, belum banyak yang tahu.
- Penggunaan Terbatas – Fitur ini hanya bisa dinikmati bersama pengikut tertentu.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Flipside Instagram belum menjadi prioritas bagi pengguna. Kurangnya kesadaran, minat, dan kemudahan penggunaan menjadi penghalang utama. Meski begitu, bukan berarti fitur ini tak punya potensi. Dengan terus memperbarui dan mempromosikannya, bukan tak mungkin Flipside akan menemukan penggemarnya di masa mendatang.
Tidak Dibutuhkan – Mayoritas (45,45%) merasa Flipside tak lagi relevan.
Fitur Flipside Instagram bak gadis cantik yang tak dilirik, terabaikan begitu saja. Mayoritas pembaca kumparan, sekitar 45,45%, mengaku tak butuh fitur ini. Bagi mereka, Flipside tak lebih dari pelengkap yang tak esensial.
Mengapa mereka berpikir demikian? Alasannya beragam. Ada yang merasa tak perlu berbagi konten eksklusif dengan segelintir pengikut. Ada pula yang menganggap fitur ini hanya membatasi jangkauan unggahan mereka.
Kurang Informasi – 27,27% mengaku kebingungan memakainya.
Flipside Instagram bak teka-teki yang bikin pusing. Sebanyak 27,27% pembaca kumparan kebingungan saat hendak menggunakannya. Fitur ini ibarat labirin tak berujung yang membuat mereka tersesat.
Kesulitan yang dihadapi beragam. Ada yang tak paham cara memilih pengikut yang bisa melihat unggahan Flipside. Ada pula yang tak tahu cara mengunggah konten ke Flipside. Alhasil, fitur ini pun mangkrak, tak tersentuh.
Kurang Minat – Persentase yang sama (27,27%) menyatakan tidak tertarik.
Fitur Flipside Instagram bak sayur asem, tak semua orang doyan. Sebanyak 27,27% pembaca kumparan mengaku tak tertarik menggunakannya. Bagi mereka, fitur ini bagaikan ornamen tak berguna, tak menambah nilai estetika.
Alasan mereka beragam. Ada yang merasa tak nyaman berbagi konten eksklusif hanya dengan segelintir pengikut. Ada pula yang merasa fitur ini membatasi kreativitas mereka.
Fitur Baru – Flipside masih tergolong anyar, belum banyak yang tahu.
Fitur Flipside Instagram bak pendatang baru di sebuah pesta, masih malu-malu dan belum banyak dikenal. Usianya yang belia, baru menginjak beberapa bulan, membuat banyak orang belum sempat berkenalan.
Kurangnya promosi dan sosialisasi yang masif membuat Flipside belum banyak terdengar gaungnya. Alhasil, banyak pengguna Instagram yang belum tahu keberadaannya.
Penggunaan Terbatas – Fitur ini hanya bisa dinikmati bersama pengikut tertentu.
Fitur Flipside Instagram bak taman rahasia, hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Pengguna hanya bisa berbagi konten Flipside dengan pengikut yang mereka pilih.
Pembatasan ini bisa jadi kurang menarik bagi pengguna yang ingin menjangkau audiens yang lebih luas. Mereka mungkin merasa konten mereka akan lebih berharga jika bisa dilihat oleh semua pengikutnya.