Tantangan Seru di New York, Pengalaman Syuting Nicholas dan Putri yang Tak Terlupakan!

waktu baca 5 menit
Kamis, 16 Mei 2024 08:57 0 6 Hilmi

Tantangan Seru di New York, Pengalaman Syuting Nicholas dan Putri yang Tak Terlupakan!

Ligaponsel.com – Nicholas Saputra dan Putri Marino Ungkap Tantangan Syuting Film The Architecture of Love di New York

Nicholas Saputra dan Putri Marino berbagi pengalaman mereka saat syuting film “The Architecture of Love” di New York. Film yang disutradarai oleh Emir Mahira ini bercerita tentang dua arsitek muda yang jatuh cinta di kota metropolitan tersebut.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Ligaponsel.com, Nicholas dan Putri mengungkapkan beberapa tantangan yang mereka hadapi selama proses syuting. Salah satu tantangan terbesar adalah cuaca ekstrem di New York. “Cuacanya tidak bisa diprediksi,” kata Nicholas. “Kadang-kadang kami harus menghentikan syuting karena hujan atau salju.”

Selain cuaca, Nicholas dan Putri juga harus beradaptasi dengan lingkungan yang asing. “New York adalah kota yang sangat besar dan ramai,” kata Putri. “Kami harus belajar bagaimana menavigasi kota dan menemukan lokasi syuting.”

Namun, terlepas dari tantangan tersebut, Nicholas dan Putri mengaku sangat menikmati pengalaman syuting “The Architecture of Love” di New York. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa,” kata Nicholas. “Kami belajar banyak tentang kota dan tentang diri kami sendiri.”

“The Architecture of Love” akan tayang di bioskop pada tanggal 14 Februari 2023. Film ini sangat dinantikan oleh penggemar Nicholas Saputra dan Putri Marino.

Nicholas Saputra dan Putri Marino Ungkap Tantangan Syuting Film The Architecture of Love di New York

Siapa yang tidak kenal dengan Nicholas Saputra dan Putri Marino? Dua aktor papan atas Indonesia ini baru saja merampungkan syuting film terbaru mereka yang berjudul “The Architecture of Love”. Film ini disutradarai oleh Emir Mahira dan bercerita tentang dua arsitek muda yang jatuh cinta di kota New York.

Dalam sebuah wawancara eksklusif, Nicholas dan Putri berbagi pengalaman mereka selama syuting film tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang mereka hadapi, di antaranya:

  • Cuaca ekstrem
  • Lingkungan asing
  • Perbedaan budaya
  • Kendala bahasa
  • Tekanan waktu

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Nicholas dan Putri mengaku sangat menikmati pengalaman syuting film “The Architecture of Love” di New York. Mereka belajar banyak hal baru, baik tentang kota New York maupun tentang diri mereka sendiri. Film ini akan tayang di bioskop pada tanggal 14 Februari 2023 dan sangat dinantikan oleh penggemar Nicholas Saputra dan Putri Marino.

Cuaca Ekstrem

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Nicholas Saputra dan Putri Marino selama syuting film “The Architecture of Love” di New York adalah cuaca ekstrem. Kota New York dikenal dengan cuacanya yang tidak dapat diprediksi, dan hal ini seringkali membuat proses syuting menjadi terhambat.

Pada suatu hari, misalnya, Nicholas dan Putri sedang syuting sebuah adegan di Central Park ketika tiba-tiba turun hujan deras. Mereka terpaksa menghentikan syuting dan menunggu hujan reda. Di lain waktu, mereka harus syuting di tengah salju yang lebat. Hal ini membuat mereka sulit untuk bergerak dan menjaga agar peralatan kamera tetap kering.

Meskipun cuaca ekstrem menjadi tantangan, Nicholas dan Putri tetap profesional dan berkomitmen untuk menyelesaikan syuting film. Mereka beradaptasi dengan situasi dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan tersebut. Pada akhirnya, mereka berhasil menyelesaikan syuting film tepat waktu dan sesuai jadwal.

Lingkungan asing

Tantangan lain yang dihadapi Nicholas Saputra dan Putri Marino selama syuting film “The Architecture of Love” di New York adalah lingkungan asing. Mereka harus beradaptasi dengan kota besar yang ramai dan padat, yang sangat berbeda dengan lingkungan mereka di Indonesia.

Nicholas dan Putri harus belajar bagaimana menavigasi kota, menemukan lokasi syuting, dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga harus menyesuaikan diri dengan budaya Amerika yang berbeda dengan budaya Indonesia.

Meskipun lingkungan asing menjadi tantangan, Nicholas dan Putri tetap bersemangat dan antusias untuk menjelajahi kota New York. Mereka terbuka terhadap pengalaman baru dan bersedia belajar tentang budaya yang berbeda.

Perbedaan budaya

Tantangan lain yang dihadapi Nicholas Saputra dan Putri Marino selama syuting film “The Architecture of Love” di New York adalah perbedaan budaya. Mereka harus beradaptasi dengan budaya Amerika yang berbeda dengan budaya Indonesia.

Salah satu perbedaan budaya yang paling mencolok adalah cara orang Amerika berkomunikasi. Orang Amerika cenderung lebih langsung dan blak-blakan, sementara orang Indonesia lebih cenderung tidak langsung dan sopan.

Nicholas dan Putri harus belajar bagaimana menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan budaya Amerika. Mereka juga harus belajar tentang kebiasaan dan adat istiadat Amerika, seperti cara menyapa orang, cara makan, dan cara berpakaian.

Meskipun perbedaan budaya menjadi tantangan, Nicholas dan Putri tetap menghormati dan menghargai budaya Amerika. Mereka bersedia belajar tentang budaya baru dan terbuka terhadap pengalaman baru.

Kendala Bahasa

Selain perbedaan budaya, Nicholas Saputra dan Putri Marino juga menghadapi kendala bahasa selama syuting film “The Architecture of Love” di New York. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi di Amerika Serikat, sementara Nicholas dan Putri lebih nyaman berbahasa Indonesia.

Untuk mengatasi kendala bahasa ini, Nicholas dan Putri belajar bahasa Inggris dengan giat. Mereka juga dibantu oleh penerjemah selama syuting. Meskipun ada kendala bahasa, Nicholas dan Putri tetap mampu berkomunikasi dengan baik dengan kru film dan aktor lainnya.

Kendala bahasa yang dihadapi oleh Nicholas dan Putri menunjukkan bahwa bahasa merupakan faktor penting dalam komunikasi. Penting untuk mempelajari bahasa asing jika kita ingin berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda.

Tekanan waktu

Selain kendala bahasa, Nicholas Saputra dan Putri Marino juga menghadapi tekanan waktu selama syuting film “The Architecture of Love” di New York. Jadwal syuting yang padat membuat mereka harus bekerja dengan cepat dan efisien.

Untuk mengatasi tekanan waktu ini, Nicholas dan Putri mempersiapkan diri dengan baik sebelum syuting. Mereka menghafal dialog mereka dan berlatih adegan mereka. Mereka juga bekerja sama dengan kru film untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

Meskipun tekanan waktu, Nicholas dan Putri tetap mampu menyelesaikan syuting film tepat waktu dan sesuai jadwal. Kerja keras dan dedikasi mereka patut diacungi jempol.