Warga dan Aparat Bentrok Pengosongan Rusunawa di Surabaya, 1 Anak Luka
Pada hari Rabu (7/9/2023), terjadi bentrokan antara warga dan aparat kepolisian saat pengosongan Rusunawa Sumur Welut, Surabaya. Bentrokan ini dipicu oleh penolakan warga untuk pindah dari rusunawa tersebut. Akibat bentrokan ini, seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka.
Bentrokan bermula saat petugas gabungan dari Satpol PP, kepolisian, dan TNI datang ke Rusunawa Sumur Welut untuk melakukan pengosongan. Warga yang menolak untuk pindah langsung melakukan perlawanan. Mereka melempari petugas dengan batu dan benda-benda lainnya. Petugas kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata dan water cannon.
Bentrokan berlangsung selama kurang lebih dua jam. Akibat bentrokan ini, seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka di bagian kepala. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, pihaknya akan menyelidiki kasus bentrokan ini. Ia juga mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta maaf atas kejadian ini. Ia berjanji akan memberikan solusi terbaik bagi warga yang terdampak pengosongan rusunawa.
Warga dan Aparat Bentrok Pengosongan Rusunawa di Surabaya, 1 Anak Luka
Warga menolak pengosongan, aparat bertindak, anak jadi korban.
Lima aspek penting:
- Warga menolak
- Aparat bertindak
- Anak jadi korban
- Wali kota minta maaf
- Polisi selidiki kasus
Bentrokan terjadi karena warga menolak pengosongan rusunawa. Aparat yang datang untuk melakukan pengosongan kemudian bertindak dengan menembakkan gas air mata dan water cannon. Akibatnya, seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka di bagian kepala. Wali kota Surabaya telah meminta maaf atas kejadian ini dan berjanji akan memberikan solusi terbaik bagi warga yang terdampak pengosongan rusunawa. Sementara itu, polisi masih menyelidiki kasus bentrokan ini.
Warga Menolak Pengosongan
Warga menolak pengosongan rusunawa karena mereka tidak ingin kehilangan tempat tinggal. Mereka merasa rusunawa tersebut adalah rumah mereka dan mereka berhak tinggal di sana.
Aparat Bertindak
Aparat kepolisian dan Satpol PP datang ke rusunawa untuk melakukan pengosongan. Mereka menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan warga yang menolak pindah.
Anak Jadi Korban
Akibat bentrokan antara warga dan aparat, seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka di bagian kepala. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Wali Kota Minta Maaf
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta maaf atas kejadian ini. Ia berjanji akan memberikan solusi terbaik bagi warga yang terdampak pengosongan rusunawa.
Polisi Selidiki Kasus
Polisi masih menyelidiki kasus bentrokan ini. Mereka akan mencari tahu siapa yang bersalah dan akan memberikan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Aparat bertindak
Aparat kepolisian dan Satpol PP datang ke rusunawa untuk melakukan pengosongan. Mereka menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan warga yang menolak pindah.
Akibatnya, seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka di bagian kepala. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Anak jadi korban
Dalam bentrokan antara warga dan aparat di Rusunawa Sumur Welut, Surabaya, seorang anak berusia 12 tahun menjadi korban. Ia mengalami luka-luka di bagian kepala akibat terkena gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian. Kejadian ini tentu sangat memprihatinkan, apalagi yang menjadi korban adalah anak-anak yang tidak berdosa.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah. Aparat seharusnya bertindak lebih humanis dan mengedepankan dialog dalam menghadapi warga yang menolak pengosongan rusunawa. Sementara itu, warga juga harus menghormati petugas yang sedang menjalankan tugasnya.
Wali kota minta maaf
Dalam kasus bentrokan antara warga dan aparat di Rusunawa Sumur Welut, Surabaya, yang mengakibatkan seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Permintaan maaf ini disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi saat mengunjungi korban di rumah sakit.
Permintaan maaf dari Wali Kota Eri Cahyadi ini tentu saja merupakan langkah yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kota peduli dengan warganya dan tidak ingin ada warganya yang menjadi korban dalam peristiwa yang tidak diinginkan.
Polisi selidiki kasus
Polisi masih menyelidiki kasus bentrokan antara warga dan aparat di Rusunawa Sumur Welut, Surabaya, yang mengakibatkan seorang anak berusia 12 tahun mengalami luka-luka. Polisi akan mencari tahu siapa yang bersalah dan akan memberikan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan anak-anak yang tidak berdosa. Masyarakat berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban.