Ligaponsel.com – Cegah DBD, Puskesmas Kedungwaringin Gencarkan Fogging dan Sosialisasi PHBS ke Masyarakat
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit. Dalam kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
Untuk mencegah penyebaran DBD, Puskesmas Kedungwaringin gencar melakukan fogging dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke masyarakat. Fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, sedangkan sosialisasi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah berkembang biaknya nyamuk.
Kepala Puskesmas Kedungwaringin, dr. H. Maman Suherman, mengatakan bahwa fogging dan sosialisasi PHBS merupakan dua kegiatan utama yang dilakukan oleh puskesmas dalam rangka mencegah penyebaran DBD. “Fogging dilakukan secara berkala di wilayah-wilayah yang rawan DBD, sedangkan sosialisasi PHBS dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti penyuluhan, pemasangan spanduk, dan pembagian brosur,” katanya.
Menurut dr. Maman, fogging dan sosialisasi PHBS terbukti efektif dalam mencegah penyebaran DBD. “Pada tahun 2023, tidak ada kasus DBD yang dilaporkan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwaringin. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan yang kami lakukan selama ini membuahkan hasil,” ujarnya.
Meski demikian, dr. Maman mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap DBD. “Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti,” pungkasnya.
Cegah DBD, Puskesmas Kedungwaringin Gencarkan Fogging dan Sosialisasi PHBS ke Masyarakat
DBD merupakan penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan cara-cara sederhana. Puskesmas Kedungwaringin melakukan berbagai upaya untuk mencegah DBD, antara lain dengan fogging dan sosialisasi PHBS.
Berikut adalah 6 aspek penting dalam upaya pencegahan DBD:
- Fogging
- Sosialisasi PHBS
- Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
- Penggunaan Kelambu
- Vaksinasi DBD
- Penanganan Kasus DBD
Keenam aspek tersebut saling terkait dan harus dilakukan secara komprehensif untuk mencegah penyebaran DBD. Fogging dan sosialisasi PHBS merupakan upaya pencegahan primer yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dan mencegah berkembang biaknya nyamuk. PSN, penggunaan kelambu, dan vaksinasi DBD merupakan upaya pencegahan sekunder yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk dan infeksi virus dengue. Penanganan kasus DBD merupakan upaya pencegahan tersier yang bertujuan untuk memberikan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.
Dengan melakukan upaya-upaya pencegahan tersebut, kita dapat mencegah penyebaran DBD dan melindungi masyarakat dari bahaya penyakit ini.
Fogging
Fogging adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses penyemprotan insektisida ke udara untuk membunuh nyamuk dewasa. Fogging merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti DBD.
Puskesmas Kedungwaringin gencar melakukan fogging di wilayah-wilayah yang rawan DBD. Fogging dilakukan secara berkala untuk membunuh nyamuk dewasa dan mencegah penularan DBD.
Sosialisasi PHBS
Selain fogging, Puskesmas Kedungwaringin juga gencar melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke masyarakat. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah berkembang biaknya nyamuk.
Sosialisasi PHBS dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti:
- Penyuluhan
- Pemasangan spanduk
- Pembagian brosur
- Pemeriksaan jentik nyamuk (PJN)
Sosialisasi PHBS sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD. Dengan menerapkan PHBS, masyarakat dapat mengurangi risiko tergigit nyamuk dan terinfeksi virus dengue.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN adalah kegiatan pemberantasan jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara:Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, dan gentong.Membersihkan saluran air dan selokan dari sampah dan kotoran.Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti ban bekas dan botol plastik.Menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang tidak dapat ditutup atau dibersihkan.PSN merupakan upaya yang sangat penting untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk dan penyebaran DBD. Dengan melakukan PSN secara rutin, kita dapat mengurangi risiko tergigit nyamuk dan terinfeksi virus dengue.
Penggunaan Kelambu
Kelambu merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah gigitan nyamuk dan penularan DBD. Kelambu dapat digunakan untuk melindungi tempat tidur, sehingga nyamuk tidak dapat menggigit orang yang sedang tidur.
Penggunaan kelambu sangat dianjurkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan DBD. Kelambu dapat digunakan di rumah, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya. Dengan menggunakan kelambu, kita dapat mengurangi risiko tergigit nyamuk dan terinfeksi virus dengue.
Vaksinasi DBD
Vaksinasi DBD merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah infeksi virus dengue. Vaksin DBD dapat diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di daerah rawan DBD. Vaksinasi DBD dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi virus dengue.
Vaksinasi DBD sangat dianjurkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan DBD. Dengan melakukan vaksinasi DBD, kita dapat mengurangi risiko terinfeksi virus dengue dan mengalami komplikasi serius akibat DBD.
Penanganan Kasus DBD
Penanganan kasus DBD sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan kematian. Penanganan kasus DBD meliputi:
- Pemberian cairan intravena (IV) untuk mencegah dehidrasi.
- Pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala, seperti paracetamol untuk menurunkan demam dan ibuprofen untuk meredakan nyeri.
- Transfusi darah jika terjadi perdarahan yang parah.
- Pemantauan ketat kondisi pasien untuk mencegah syok dan kegagalan organ.
Penanganan kasus DBD harus dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas yang memadai. Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar pasien DBD dapat sembuh dengan baik.