Ligaponsel.com – Studi: Kerja Shift Malam Rentan Terkena Obesitas dan Diabetes
Bekerja shift malam memang kerap menggoda, apalagi bagi mereka yang ingin mendapat penghasilan tambahan. Namun, tahukah kamu kalau kerja shift malam ternyata bisa meningkatkan risiko terkena obesitas dan diabetes?
Ya, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard University menemukan bahwa orang yang bekerja shift malam memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena obesitas dan 29% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Studi tersebut juga menemukan bahwa risiko ini semakin tinggi pada orang yang bekerja shift malam selama lebih dari 10 tahun.
Lalu, apa penyebabnya? Ada beberapa alasan mengapa kerja shift malam bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Pertama, kerja shift malam dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mengatur siklus tidur-bangun, suhu tubuh, dan hormon.
Ketika ritme sirkadian terganggu, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penyimpanan lemak. Selain itu, kerja shift malam juga dapat menyebabkan kurang tidur, yang dapat mengganggu produksi hormon pengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin.
Kedua, orang yang bekerja shift malam cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Mereka sering kali makan makanan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji dan makanan olahan, karena pilihan makanan yang tersedia terbatas pada malam hari.
Mereka juga cenderung kurang berolahraga karena waktu tidur mereka yang tidak teratur. Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat dapat semakin meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Jika kamu bekerja shift malam, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terkena obesitas dan diabetes, di antaranya:
- Cobalah untuk tetap pada jadwal tidur yang teratur, bahkan di akhir pekan.
- Buatlah pilihan makanan yang sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
- Batasi konsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan.
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur, setidaknya 30 menit setiap hari.
- Jika memungkinkan, hindari bekerja shift malam selama lebih dari 10 tahun.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, kamu dapat mengurangi risiko terkena obesitas dan diabetes, meskipun kamu bekerja shift malam.
Studi
Bekerja shift malam memang kerap menggoda, apalagi bagi mereka yang ingin mendapat penghasilan tambahan. Namun, tahukah kamu kalau kerja shift malam ternyata bisa meningkatkan risiko terkena obesitas dan diabetes?
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard University menemukan bahwa orang yang bekerja shift malam memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena obesitas dan 29% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Risiko ini semakin tinggi pada orang yang bekerja shift malam selama lebih dari 10 tahun.
Lalu, apa penyebabnya? Ada beberapa alasan mengapa kerja shift malam bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, di antaranya:
- Gangguan Ritme Sirkadian
- Kurang Tidur
- Gaya Hidup Tidak Sehat
Jika kamu bekerja shift malam, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terkena obesitas dan diabetes, di antaranya:
- Tidur Teratur
- Makan Sehat
- Olahraga Teratur
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, kamu dapat mengurangi risiko terkena obesitas dan diabetes, meskipun kamu bekerja shift malam.
Gangguan Ritme Sirkadian
Ritme sirkadian adalah jam biologis tubuh kita yang mengatur siklus tidur-bangun, suhu tubuh, dan hormon. Kerja shift malam dapat mengganggu ritme sirkadian, karena kita dipaksa untuk terjaga di malam hari dan tidur di siang hari.
Ketika ritme sirkadian kita terganggu, tubuh kita akan memproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penyimpanan lemak. Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu produksi hormon pengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin.
Akibatnya, orang yang bekerja shift malam cenderung makan lebih banyak dan menyimpan lebih banyak lemak, yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Kurang Tidur
Selain mengganggu ritme sirkadian, kerja shift malam juga dapat menyebabkan kurang tidur. Hal ini karena kita dipaksa untuk melawan rasa kantuk alami kita di malam hari dan tidur di siang hari, ketika tubuh kita seharusnya terjaga.
Kurang tidur dapat mengganggu produksi hormon pengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin. Leptin adalah hormon yang memberi sinyal pada tubuh kita bahwa kita sudah kenyang, sementara ghrelin adalah hormon yang merangsang rasa lapar.
Ketika kita kurang tidur, kadar leptin menurun dan kadar ghrelin meningkat, sehingga kita merasa lebih lapar dan cenderung makan lebih banyak. Selain itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan kelelahan, yang membuat kita kurang aktif dan cenderung memilih makanan yang tidak sehat.
Gaya Hidup Tidak Sehat
Selain gangguan ritme sirkadian dan kurang tidur, kerja shift malam juga dapat menyebabkan gaya hidup tidak sehat, yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas dan diabetes.
Orang yang bekerja shift malam sering kali makan makanan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji dan makanan olahan, karena pilihan makanan yang tersedia terbatas pada malam hari. Mereka juga cenderung kurang berolahraga karena waktu tidur mereka yang tidak teratur.
Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat dapat semakin meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Tidur Teratur
Tidur yang teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, termasuk mengurangi risiko obesitas dan diabetes. Bagi yang bekerja shift malam, mempertahankan jadwal tidur yang teratur bisa menjadi tantangan, namun sangat penting untuk sebisa mungkin melakukannya.
Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Hal ini akan membantu mengatur kembali ritme sirkadian tubuh dan mengurangi risiko gangguan kesehatan yang terkait dengan kerja shift malam.
Makan Sehat
Selain mengatur pola tidur, menjaga pola makan yang sehat juga sangat penting bagi pekerja shift malam. Hindari makanan cepat saji dan makanan olahan yang tinggi kalori, lemak, dan gula. Pilihlah makanan yang sehat dan seimbang, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.
Membawa bekal makanan dari rumah bisa menjadi salah satu cara untuk memastikan asupan makanan sehat saat bekerja shift malam. Dengan mempersiapkan makanan sendiri, kamu bisa mengontrol bahan dan porsi makanan, sehingga terhindar dari makanan tidak sehat yang menggoda saat bekerja.
Olahraga Teratur
Selain pola tidur dan pola makan, olahraga teratur juga sangat penting untuk menjaga kesehatan pekerja shift malam. Olahraga dapat membantu membakar kalori, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi risiko obesitas dan diabetes.
Bagi pekerja shift malam, menemukan waktu untuk berolahraga bisa menjadi tantangan. Namun, ada beberapa cara untuk menyiasatinya, seperti berolahraga sebelum atau sesudah bekerja, atau memanfaatkan waktu istirahat untuk melakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki atau peregangan.