Cara Jitu Puskesmas Kedungwaringin Basmi DBD: Rahasia di Balik Fogging dan PHBS

waktu baca 5 menit
Jumat, 17 Mei 2024 15:01 0 8 Silvy

Cara Jitu Puskesmas Kedungwaringin Basmi DBD: Rahasia di Balik Fogging dan PHBS

Cara Jitu Puskesmas Kedungwaringin Basmi DBD: Rahasia di Balik Fogging dan PHBS

Ligaponsel.com – Upaya Puskesmas Kedungwaringin Cegah DBD: Fogging dan Sosialisasi PHBS

Dalam rangka mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Puskesmas Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, melakukan berbagai upaya, diantaranya dengan melakukan fogging dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat.

Kepala Puskesmas Kedungwaringin, dr. H. Asep Gunawan, mengatakan bahwa fogging dilakukan di wilayah yang rawan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi PHBS kepada masyarakat, seperti menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan menggunakan kelambu saat tidur.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala-gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta mual dan muntah,” ujar dr. Asep.

Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD di wilayah Kedungwaringin. Pasalnya, pada tahun 2023 ini, kasus DBD di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hingga bulan Mei 2023, tercatat sebanyak 1.000 kasus DBD dengan 10 kasus kematian.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penyebaran DBD dapat dicegah dan masyarakat dapat hidup sehat.

Upaya Puskesmas Kedungwaringin Cegah DBD

Menjaga kesehatan masyarakat dari Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi prioritas utama bagi Puskesmas Kedungwaringin. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari fogging hingga sosialisasi PHBS, untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini.

Enam aspek penting yang menjadi fokus Puskesmas Kedungwaringin dalam mencegah DBD adalah:

  • Fogging: Pembasmian nyamuk dewasa dengan insektisida.
  • Sosialisasi PHBS: Edukasi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
  • Pemeriksaan Jentik: Deteksi dini jentik nyamuk di tempat penampungan air.
  • Pengelolaan Sampah: Pencegahan berkembang biaknya nyamuk di tempat sampah.
  • KIE: Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang DBD.
  • Surveilans: Pemantauan kasus DBD untuk deteksi dini dan respons cepat.

Semua aspek ini saling terkait dan sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD. Fogging, misalnya, dapat membunuh nyamuk dewasa, tetapi jika tidak dibarengi dengan sosialisasi PHBS dan pengelolaan sampah yang baik, maka jentik-jentik nyamuk akan terus berkembang biak dan menjadi sumber penularan baru.Oleh karena itu, Puskesmas Kedungwaringin terus mengintensifkan upaya-upaya tersebut, bekerja sama dengan masyarakat dan lintas sektor terkait, untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta mencegah penyebaran DBD.

Fogging: Pembasmian nyamuk dewasa dengan insektisida.

Nyamuk dewasa yang menjadi sasaran fogging adalah nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD. Fogging dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke udara, sehingga nyamuk yang terpapar akan mati.

Sosialisasi PHBS: Edukasi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Sosialisasi PHBS dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:

  • Menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin.
  • Menutup rapat tempat penampungan air.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk atau pakaian lengan panjang.

Sosialisasi PHBS

Sosialisasi PHBS dilakukan Puskesmas Kedungwaringin untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD, karena nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, berkembang biak di tempat-tempat yang kotor dan banyak genangan air.

Dalam sosialisasi PHBS, masyarakat diajarkan tentang cara-cara mencegah gigitan nyamuk, seperti menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur, dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk atau pakaian lengan panjang.

Sosialisasi PHBS sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya DBD dan cara-cara mencegahnya. Dengan menerapkan PHBS, masyarakat dapat melindungi diri sendiri dan keluarga dari penyakit DBD.

Pemeriksaan Jentik

Selain fogging dan sosialisasi PHBS, Puskesmas Kedungwaringin juga melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara rutin. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan jentik nyamuk di tempat penampungan air, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dini.

Pemeriksaan jentik nyamuk dilakukan dengan cara memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti bak mandi, tempat penampungan air, dan selokan. Jika ditemukan jentik nyamuk, maka akan dilakukan tindakan pemberantasan, seperti menguras tempat penampungan air dan memberikan larvasida.

Pemeriksaan jentik nyamuk sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD, karena nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, berkembang biak di tempat-tempat yang terdapat genangan air bersih.

Pengelolaan Sampah

Sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran DBD.

Pengelolaan sampah yang baik meliputi kegiatan pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan sampah. Pemilahan sampah dilakukan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang atau dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Pengumpulan sampah dilakukan secara rutin oleh petugas kebersihan. Sampah yang sudah terkumpul kemudian diangkut ke TPA. Di TPA, sampah diolah dan diproses agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti pencemaran udara dan air.

Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya dapat mencegah penyebaran DBD, tetapi juga dapat menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

KIE

Mau tahu cara efektif cegah DBD? Puskesmas Kedungwaringin punya rahasianya!

Selain fogging dan sosialisasi PHBS, mereka juga gencar melakukan KIE, alias Komunikasi, Informasi, dan Edukasi seputar DBD. Tujuannya jelas, biar masyarakat paham betul seluk-beluk DBD dan tahu langkah-langkah pencegahannya.

Jadi, jangan cuma andalkan fogging dan bersih-bersih aja. Dukung juga upaya KIE Puskesmas Kedungwaringin. Dengan informasi yang tepat, kita bisa lindungi diri dan keluarga dari DBD. Yuk, jadi masyarakat cerdas dan sehat!

Surveilans

Nah, yang nggak kalah penting adalah surveilans. Ini adalah pemantauan kasus DBD yang dilakukan secara rutin. Tujuannya untuk mengetahui sebaran kasus DBD dan mengambil tindakan cepat jika ada peningkatan kasus.

Dengan adanya surveilans, petugas kesehatan bisa langsung turun tangan melakukan investigasi dan penanggulangan. Jadi, penyebaran DBD bisa dicegah sejak dini.