Ligaponsel.com – Pelari Borobudur Marathon Meninggal Saat Lomba, Mungkinkah Ini Penyebabnya?
Pada hari Minggu, 12 November 2023, seorang pelari Borobudur Marathon meninggal dunia saat mengikuti lomba. Pelari tersebut bernama Supriyadi (45), warga Semarang, Jawa Tengah. Ia meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung di kilometer 25.
Meninggalnya Supriyadi menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum mengikuti lomba lari jarak jauh.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian saat mengikuti lomba lari jarak jauh, di antaranya:
- Penyakit jantung yang tidak terdeteksi
- Dehidrasi
- Hiponatremia (kadar natrium dalam darah terlalu rendah)
- Hipertermia (suhu tubuh terlalu tinggi)
- Kelelahan
Untuk mencegah kematian saat mengikuti lomba lari jarak jauh, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti lomba
- Berlatih secara teratur dan bertahap
- Mencukupi kebutuhan cairan sebelum, selama, dan setelah lomba
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
- Istirahat yang cukup sebelum mengikuti lomba
- Mengetahui tanda-tanda bahaya dan segera mencari pertolongan medis jika diperlukan
Meninggalnya Supriyadi merupakan sebuah tragedi. Namun, peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan sebelum mengikuti lomba lari jarak jauh. Dengan melakukan persiapan yang matang, kita dapat meminimalkan risiko kematian saat mengikuti lomba.
Pelari Borobudur Marathon Meninggal Saat Lomba, Mungkinkah Ini Penyebabnya?
Penyebab kematian pelari Borobudur Marathon perlu mendapat perhatian serius. Berikut adalah enam aspek penting yang mungkin menjadi penyebabnya:
- Penyakit jantung: Kondisi jantung yang tidak terdeteksi dapat memicu serangan jantung saat berlari.
- Dehidrasi: Kekurangan cairan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, termasuk jantung.
- Hiponatremia: Kadar natrium dalam darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pembengkakan otak dan kematian.
- Hipertermia: Suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat merusak organ vital, termasuk jantung.
- Kelelahan: Berlari jarak jauh dapat menyebabkan kelelahan ekstrem, yang dapat memicu masalah jantung.
- Faktor lainnya: Faktor lain seperti usia, riwayat kesehatan, dan kondisi cuaca juga dapat memengaruhi risiko kematian saat berlari.
Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pelari harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum berlari, berlatih secara bertahap, dan memenuhi kebutuhan cairan mereka. Penyelenggara lomba juga harus menyediakan pos pertolongan pertama dan tenaga medis yang cukup di sepanjang rute lomba.
Penyakit jantung
Penyebab utama kematian saat lomba lari jarak jauh adalah penyakit jantung yang tidak terdeteksi. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, biasanya karena penumpukan plak di arteri. Plak adalah zat lengket yang terbentuk dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain. Seiring waktu, plak dapat menyempitkan arteri dan membatasi aliran darah ke jantung.
Jika Anda memiliki penyakit jantung, Anda mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, olahraga berat seperti lari jarak jauh dapat memicu serangan jantung, bahkan pada orang yang tampaknya sehat. Itulah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti lomba lari jarak jauh, terutama jika Anda berusia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga penyakit jantung.
Dehidrasi
Saat berlari, tubuh kita kehilangan cairan melalui keringat. Jika kita tidak mengganti cairan yang hilang ini, kita bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, termasuk jantung. Gejala dehidrasi meliputi: haus, pusing, mual, dan kelelahan.
Untuk mencegah dehidrasi, penting untuk minum banyak cairan sebelum, selama, dan setelah berlari. Minuman terbaik untuk pelari adalah air putih atau minuman olahraga. Minuman olahraga mengandung elektrolit, yang membantu mengganti elektrolit yang hilang melalui keringat.
Hiponatremia
Dalam kondisi tertentu, seperti saat berlari jarak jauh, tubuh bisa kehilangan banyak cairan dan elektrolit, termasuk natrium. Jika kadar natrium dalam darah terlalu rendah, kondisi ini disebut hiponatremia. Hiponatremia dapat menyebabkan pembengkakan otak dan kematian.
Gejala hiponatremia meliputi: mual, muntah, sakit kepala, kebingungan, dan kejang. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini saat berlari, segera hentikan berlari dan cari pertolongan medis.
Hipertermia
Saat berlari jarak jauh, tubuh kita memproduksi panas. Jika suhu tubuh kita terlalu tinggi, kita bisa mengalami hipertermia. Hipertermia dapat merusak organ vital, termasuk jantung. Gejala hipertermia meliputi: kram panas, kelelahan panas, dan sengatan panas.
Untuk mencegah hipertermia, penting untuk berlari pada cuaca yang sejuk dan berpakaian yang sesuai. Anda juga harus minum banyak cairan sebelum, selama, dan setelah berlari.
Kelelahan
Penyebab kematian lainnya akibat maraton adalah kelelahan. Kelelahan terjadi saat tubuh tidak lagi mampu mempertahankan kecepatan dan intensitas lari. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya persiapan, kondisi fisik yang buruk, atau faktor eksternal seperti cuaca panas atau medan yang berat.
Ketika pelari mengalami kelelahan, mereka mungkin merasa sesak napas, pusing, mual, dan nyeri otot. Jika kelelahan tidak segera diatasi, dapat menyebabkan masalah jantung yang serius, seperti aritmia atau serangan jantung.
Faktor lainnya
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa faktor lain yang juga dapat memengaruhi risiko kematian saat berlari, di antaranya:
- Usia: Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi risiko kematiannya saat berlari. Hal ini karena seiring bertambahnya usia, fungsi jantung dan paru-paru menurun.
- Riwayat kesehatan: Orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, atau penyakit kronis lainnya memiliki risiko kematian yang lebih tinggi saat berlari.
- Kondisi cuaca: Berlari pada cuaca yang panas dan lembap dapat meningkatkan risiko kematian. Hal ini karena cuaca panas dan lembap dapat menyebabkan dehidrasi dan hipertermia.
Penting untuk mempertimbangkan semua faktor ini sebelum memutuskan untuk mengikuti lomba lari jarak jauh. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Anda, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter sebelum berlari.