Tongue tie atau dalam bahasa medis dikenal dengan ankyloglossia adalah suatu kondisi di mana frenulum lingual, yaitu selaput tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut, terlalu pendek atau tebal. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan menggerakkan lidah, sehingga bayi kesulitan menyusu dan berbicara.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi laki-laki lebih berisiko mengalami tongue tie dibandingkan bayi perempuan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2012 menemukan bahwa sekitar 4,2% bayi laki-laki mengalami tongue tie, dibandingkan dengan 1,7% bayi perempuan.
Penyebab pasti mengapa bayi laki-laki lebih berisiko mengalami tongue tie belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli berspekulasi bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kadar hormon selama kehamilan. Hormon testosteron, yang lebih tinggi pada bayi laki-laki, dapat memengaruhi perkembangan frenulum lingual.
Meskipun bayi laki-laki lebih berisiko mengalami tongue tie, kondisi ini dapat terjadi pada bayi dari kedua jenis kelamin. Jika Anda menduga bayi Anda mengalami tongue tie, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Benarkah Bayi Laki Laki Lebih Mudah Alami Tongue Tie Dibandingkan Perempuan?
Tahukah kamu, ada perbedaan risiko tongue tie pada bayi laki-laki dan perempuan. Yuk, cari tahu alasannya!
- Jenis kelamin: Bayi laki-laki lebih berisiko
- Hormon: Testosteron pada bayi laki-laki diduga berpengaruh
- Genetik: Riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko
- Posisi lidah: Lidah yang terlalu rendah atau ke belakang dapat menyebabkan tongue tie
- Frenulum: Selaput penghubung lidah ke dasar mulut yang terlalu pendek atau tebal
- Gejala: Kesulitan menyusu, berbicara, dan menggerakkan lidah
Meskipun bayi laki-laki lebih berisiko, tongue tie juga bisa terjadi pada bayi perempuan. Jika kamu menduga bayi kamu mengalami tongue tie, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Jenis kelamin
Tahukah kamu? Ternyata bayi laki-laki punya risiko lebih tinggi mengalami tongue tie dibandingkan bayi perempuan. Wah, kenapa ya?
Ada dugaan, hal ini disebabkan oleh hormon testosteron yang lebih tinggi pada bayi laki-laki. Hormon ini diduga berpengaruh terhadap perkembangan frenulum lingual, yaitu selaput tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Jika frenulum lingual terlalu pendek atau tebal, bisa menyebabkan tongue tie.
Hormon
Tahukah kamu? Hormon testosteron yang lebih tinggi pada bayi laki-laki diduga berpengaruh terhadap risiko tongue tie. Hormon ini berperan dalam perkembangan frenulum lingual, selaput tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Jika frenulum lingual terlalu pendek atau tebal, dapat menyebabkan tongue tie pada bayi laki-laki.
Jadi, kadar testosteron yang lebih tinggi pada bayi laki-laki diperkirakan menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap risiko tongue tie yang lebih tinggi pada mereka dibandingkan dengan bayi perempuan.
Genetik
Tahukah kamu? Risiko tongue tie pada bayi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang mengalami tongue tie, maka risiko bayi untuk mengalaminya juga lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena faktor genetik dapat memengaruhi ukuran dan bentuk frenulum lingual. Frenulum lingual yang lebih pendek atau tebal lebih rentan menyebabkan tongue tie.
Posisi lidah
Tahukah kamu? Posisi lidah juga bisa memengaruhi risiko tongue tie pada bayi. Lidah yang terlalu rendah atau terlalu ke belakang dapat menekan frenulum lingual, sehingga membuatnya lebih pendek dan tebal. Akibatnya, frenulum lingual dapat membatasi gerakan lidah, menyebabkan tongue tie.
Jadi, posisi lidah yang tidak normal juga perlu diperhatikan sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko tongue tie pada bayi.
Frenulum
Frenulum lingual adalah selaput tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Pada bayi dengan tongue tie, frenulum lingual ini terlalu pendek atau tebal, sehingga membatasi gerakan lidah.
Penyebab frenulum lingual yang terlalu pendek atau tebal belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
- Faktor genetik
- Posisi lidah yang terlalu rendah atau terlalu ke belakang
- Pengaruh hormon testosteron pada bayi laki-laki
Tongue tie dapat menyebabkan berbagai masalah pada bayi, seperti kesulitan menyusu, berbicara, dan menelan. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika kamu menduga bayi kamu mengalami tongue tie.
Gejala
Bayi yang mengalami tongue tie mungkin mengalami kesulitan saat menyusu, berbicara, dan menggerakkan lidah mereka. Hal ini disebabkan oleh frenulum lingual yang terlalu pendek atau tebal, sehingga membatasi pergerakan lidah.
Kesulitan menyusu dapat menyebabkan bayi tidak dapat menyusu secara efektif dan mengalami kenaikan berat badan yang tidak optimal. Kesulitan berbicara dapat menyebabkan bayi kesulitan mengucapkan kata-kata tertentu dan berkomunikasi dengan jelas. Kesulitan menggerakkan lidah dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk makan, menelan, dan melakukan ekspresi wajah tertentu.
Jika kamu menduga bayi kamu mengalami tongue tie, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.