Achondroplasia, Risiko Komplikasi Kesehatan yang Perlu Diketahui Orang Tua

waktu baca 3 menit
Minggu, 12 Mei 2024 20:14 0 21 Luna

Achondroplasia, Risiko Komplikasi Kesehatan yang Perlu Diketahui Orang Tua

Ligaponsel.com – Alasan Achondroplasia Juga Bisa Timbulkan Komplikasi Kesehatan Pada Anak

Achondroplasia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan tulang rawan pada tubuh terhambat. Kelainan ini terjadi pada 1 dari 25.000 kelahiran dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Ciri-ciri anak dengan achondroplasia di antaranya adalah tubuh pendek, kepala besar, dahi menonjol, hidung pesek, dan tangan serta kaki pendek. Selain itu, anak dengan achondroplasia juga berisiko mengalami komplikasi kesehatan, seperti:

  1. Gangguan pernapasanAnak dengan achondroplasia memiliki saluran napas yang sempit, sehingga rentan mengalami gangguan pernapasan, seperti sleep apnea dan infeksi paru-paru.
  2. Gangguan pendengaranAnak dengan achondroplasia sering mengalami infeksi telinga tengah, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
  3. Gangguan tulang belakangAnak dengan achondroplasia berisiko mengalami kelainan tulang belakang, seperti skoliosis dan kifosis.
  4. HidrosefalusAnak dengan achondroplasia berisiko mengalami hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan di dalam rongga otak.

Komplikasi kesehatan pada anak dengan achondroplasia dapat dicegah dan ditangani dengan baik jika orang tua melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti saran dokter. Dengan penanganan yang tepat, anak dengan achondroplasia dapat hidup sehat dan produktif.

Alasan Achondroplasia Juga Bisa Timbulkan Komplikasi Kesehatan Pada Anak

Anak dengan achondroplasia berisiko mengalami komplikasi kesehatan, seperti:

  1. Gangguan pernapasan: Saluran napas sempit.
  2. Gangguan pendengaran: Infeksi telinga tengah.
  3. Gangguan tulang belakang: Skoliosis, kifosis.
  4. Hidrosefalus: Penumpukan cairan di otak.

Komplikasi ini dapat dicegah dan ditangani dengan baik jika orang tua melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti saran dokter. Dengan penanganan yang tepat, anak dengan achondroplasia dapat hidup sehat dan produktif.

Gangguan pernapasan

Anak dengan achondroplasia memiliki saluran napas yang sempit karena tulang rawan pada tulang rusuk dan tulang belakang mereka tumbuh lebih lambat dari biasanya. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama saat tidur (sleep apnea). Sleep apnea dapat menyebabkan anak sering terbangun di malam hari, mengantuk di siang hari, dan mengalami masalah perilaku.

Selain itu, anak dengan achondroplasia juga berisiko mengalami infeksi paru-paru karena saluran napas mereka yang sempit lebih mudah tersumbat oleh lendir dan bakteri. Infeksi paru-paru dapat menyebabkan batuk, demam, dan sesak napas.

Gangguan pendengaran

Anak dengan achondroplasia lebih sering mengalami infeksi telinga tengah karena bentuk tulang tengkorak mereka yang tidak normal. Infeksi telinga tengah dapat menyebabkan nyeri, demam, dan gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran pada anak dengan achondroplasia dapat berdampak pada perkembangan bicara dan bahasanya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan telinga secara rutin dan mengobati infeksi telinga tengah dengan segera.

Gangguan tulang belakang

Anak dengan achondroplasia berisiko mengalami gangguan tulang belakang, seperti skoliosis dan kifosis, karena pertumbuhan tulang rawan pada tulang belakang mereka tidak normal. Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke samping, sedangkan kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke depan.

Gangguan tulang belakang pada anak dengan achondroplasia dapat menyebabkan nyeri, kesulitan bernapas, dan masalah pencernaan. Dalam kasus yang parah, gangguan tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan.

Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di dalam rongga otak. Pada anak dengan achondroplasia, hidrosefalus dapat terjadi karena pertumbuhan tulang tengkorak yang tidak normal. Tulang tengkorak yang tidak normal dapat menekan otak dan menyebabkan penumpukan cairan.

Hidrosefalus dapat menyebabkan kepala anak membesar, muntah, kejang, dan keterlambatan perkembangan. Dalam kasus yang parah, hidrosefalus dapat menyebabkan kematian.