Trauma Masa Lalu Bisa Picu Serangan Panik? Ini Faktanya!

waktu baca 4 menit
Jumat, 17 Mei 2024 00:07 0 11 Luna

Trauma Masa Lalu Bisa Picu Serangan Panik? Ini Faktanya!

Ligaponsel.com – Peristiwa Traumatis Di Masa Lalu Benarkah Jadi Penyebab Terkena Serangan Panik?

Serangan panik adalah episode ketakutan atau ketidaknyamanan yang intens yang tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Gejalanya bisa berupa jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sesak napas, dan perasaan seperti akan mati atau kehilangan kendali.

Peristiwa traumatis di masa lalu, seperti kecelakaan, kekerasan, atau bencana alam, dapat memicu serangan panik. Hal ini karena peristiwa traumatis dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan panik.

Selain peristiwa traumatis, serangan panik juga dapat dipicu oleh stres, kecemasan, atau faktor genetik. Jika Anda mengalami serangan panik, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah serangan panik, seperti:

  • Hindari pemicu Anda, jika memungkinkan.
  • Kelola stres dengan berolahraga, yoga, atau meditasi.
  • Tidur yang cukup.
  • Makan makanan yang sehat.
  • Hindari kafein dan alkohol.

Jika Anda mengalami serangan panik, penting untuk tetap tenang dan fokus pada pernapasan Anda. Anda juga dapat mencoba teknik relaksasi seperti relaksasi otot progresif atau visualisasi.

Dengan perawatan yang tepat, serangan panik dapat dikelola dan Anda dapat menjalani kehidupan yang normal dan sehat.

Peristiwa Traumatis Di Masa Lalu Benarkah Jadi Penyebab Terkena Serangan Panik

Peristiwa traumatis bisa jadi pemicu serangan panik. Yuk, kenali 5 aspek pentingnya:

  • Pemicu serangan panik
  • Perubahan struktur otak
  • Stres dan kecemasan
  • Faktor genetik
  • Penanganan serangan panik

Aspek-aspek ini saling terkait dan berperan penting dalam memahami hubungan antara peristiwa traumatis dan serangan panik. Pemicu serangan panik dapat bervariasi pada setiap individu, sehingga penting untuk mengidentifikasi pemicu spesifik Anda. Peristiwa traumatis dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan panik. Stres dan kecemasan juga dapat memicu serangan panik, terutama pada mereka yang memiliki riwayat trauma. Faktor genetik juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan panik. Jika Anda mengalami serangan panik, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pemicu serangan panik

Serangan panik bisa dipicu oleh berbagai macam hal, termasuk peristiwa traumatis di masa lalu. Peristiwa traumatis dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan panik.

Pemicu serangan panik lainnya termasuk stres, kecemasan, dan faktor genetik. Jika Anda mengalami serangan panik, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Perubahan struktur otak

Peristiwa traumatis dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan panik. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami trauma masa kanak-kanak memiliki amigdala yang lebih besar, bagian otak yang terlibat dalam memproses rasa takut dan kecemasan.

Perubahan pada otak ini dapat menyebabkan peningkatan aktivitas amigdala, yang dapat memicu serangan panik. Selain itu, peristiwa traumatis juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas di korteks prefrontal, bagian otak yang terlibat dalam mengendalikan emosi dan perilaku. Hal ini dapat membuat seseorang lebih sulit untuk mengatur emosi dan pikiran mereka, yang dapat menyebabkan serangan panik.

Stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan adalah pemicu umum serangan panik, terutama pada orang yang memiliki riwayat trauma. Ketika seseorang mengalami stres atau cemas, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Hormon-hormon ini dapat menyebabkan gejala fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, dan gemetar. Gejala-gejala ini dapat mirip dengan gejala serangan panik, yang dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami serangan panik ketika mereka sedang stres atau cemas.

Faktor genetik

Tahukah kamu kalau faktor genetik juga bisa bikin seseorang lebih rentan kena serangan panik? Iya, beneran! Kalau orang tua atau saudara kandung kita pernah mengalami serangan panik, kemungkinan besar kita juga bisa mengalaminya.

Tapi tenang aja, faktor genetik bukan satu-satunya penentu. Masih banyak faktor lain yang bisa memicu serangan panik, seperti peristiwa traumatis di masa lalu atau stres berkepanjangan.

Penanganan serangan panik

Kalau kamu lagi ngalamin serangan panik, jangan panik! Tetap tenang dan fokus sama napas kamu. Tarik napas pelan-pelan lewat hidung, terus hembusin lewat mulut. Ulangi terus sampai kamu merasa lebih baik.

Selain itu, kamu juga bisa coba teknik relaksasi otot. Caranya, tegangin otot-otot kamu selama beberapa detik, terus lepasin. Ulangi terus sampai seluruh otot kamu terasa rileks.