Ligaponsel.com – Kebiasaan Yang Ternyata Dapat Menyebabkan Vaginosis Bakterialis
Tahukah kamu, vaginosis bakterialis merupakan sebuah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di organ kewanitaanmu? Nah, ternyata ada beberapa kebiasaan yang dapat memicu terjadinya kondisi ini. Apa saja ya?
Yuk, simak penjelasan berikut ini agar kamu bisa lebih aware dan terhindar dari vaginosis bakterialis ya!
1. Tidak Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan
Kurang menjaga kebersihan organ kewanitaan dapat menyebabkan penumpukan bakteri jahat di area tersebut. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat sehingga meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis.
2. Menggunakan Pembersih Kewanitaan yang Tidak Tepat
Pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia keras dapat merusak pH alami organ kewanitaan. Akibatnya, keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat dapat terganggu dan meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis.
3. Sering Berganti Pasangan Seksual
Berganti-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko terpapar bakteri baru yang dapat menyebabkan vaginosis bakterialis. Bakteri ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual sehingga penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
4. Menggunakan Pakaian Dalam yang Terlalu Ketat
Pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menyebabkan gesekan pada organ kewanitaan sehingga menimbulkan iritasi. Iritasi ini dapat membuat organ kewanitaan lebih rentan terhadap infeksi bakteri, termasuk vaginosis bakterialis.
5. Menggunakan Antibiotik Jangka Panjang
Penggunaan antibiotik jangka panjang dapat membunuh bakteri baik di organ kewanitaan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis. Oleh karena itu, antibiotik harus digunakan sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh digunakan secara sembarangan.
6. Stres
Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini juga berlaku pada infeksi bakteri di organ kewanitaan, termasuk vaginosis bakterialis.
7. Merokok
Merokok dapat merusak jaringan organ kewanitaan dan mengganggu keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis.
Itulah beberapa kebiasaan yang dapat memicu terjadinya vaginosis bakterialis. Dengan mengetahui dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kamu dapat menjaga kesehatan organ kewanitaanmu dan terhindar dari risiko vaginosis bakterialis.
Jika kamu mengalami gejala-gejala vaginosis bakterialis, seperti keputihan berwarna abu-abu atau putih, bau amis pada organ kewanitaan, dan rasa gatal atau perih, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Kebiasaan Yang Ternyata Dapat Menyebabkan Vaginosis Bakterialis
Tahukah kamu, ada beberapa kebiasaan yang ternyata dapat menyebabkan vaginosis bakterialis? Yuk, cari tahu apa saja kebiasaan tersebut agar kita bisa terhindar dari kondisi ini!
Berikut adalah 5 kebiasaan yang dapat memicu terjadinya vaginosis bakterialis:
- Tidak menjaga kebersihan organ kewanitaan
- Menggunakan pembersih kewanitaan yang tidak tepat
- Sering berganti pasangan seksual
- Menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat
- Menggunakan antibiotik jangka panjang
Kelima kebiasaan ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di organ kewanitaan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan, memilih pembersih kewanitaan yang tepat, setia pada satu pasangan seksual, menggunakan pakaian dalam yang nyaman, dan menggunakan antibiotik sesuai dengan resep dokter.
Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kita dapat menjaga kesehatan organ kewanitaan dan terhindar dari risiko vaginosis bakterialis.
Tidak menjaga kebersihan organ kewanitaan
Siapa yang suka jorok? Enggak ada, kan? Nah, organ kewanitaan kita juga sama, dia enggak suka kotoran. Kalau kita malas membersihkannya, bakteri jahat bakal betah tinggal di sana dan bikin kita kena vaginosis bakterialis.
Jadi, rajin-rajinlah membersihkan organ kewanitaan dengan air bersih dan sabun khusus kewanitaan. Jangan lupa juga ganti celana dalam setiap hari dan hindari penggunaan pembalut atau pantyliner terlalu lama.
Menggunakan pembersih kewanitaan yang tidak tepat
Banyak banget pilihan pembersih kewanitaan di pasaran, tapi jangan asal pilih ya! Pembersih yang mengandung bahan kimia keras bisa merusak pH alami organ kewanitaan kita. Akibatnya, keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat bisa terganggu dan risiko vaginosis bakterialis meningkat.
Jadi, pilihlah pembersih kewanitaan yang pH-nya seimbang dan tidak mengandung bahan kimia keras. Lebih bagus lagi kalau pakai pembersih yang mengandung bahan alami, seperti ekstrak chamomile atau lidah buaya.
Sering berganti pasangan seksual
Buat yang suka gonta-ganti pasangan, hati-hati ya! Soalnya, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko vaginosis bakterialis. Kok bisa? Soalnya, setiap kali kita berhubungan seksual dengan orang yang berbeda, kita berisiko terpapar bakteri baru yang bisa menyebabkan infeksi.
Jadi, kalau nggak mau kena vaginosis bakterialis, lebih baik setia pada satu pasangan seksual aja ya!
Menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat
Siapa yang suka pakai celana dalam ketat? Hayo ngaku! Padahal, pakai celana dalam ketat itu nggak baik lho buat organ kewanitaan kita. Soalnya, celana dalam yang ketat bisa bikin iritasi dan lecet. Nah, kalau organ kewanitaan kita iritasi, bakteri jahat jadi lebih mudah masuk dan bikin kita kena vaginosis bakterialis.
Jadi, mulai sekarang pakailah celana dalam yang longgar dan nyaman ya! Biar organ kewanitaan kita tetap sehat dan terhindar dari vaginosis bakterialis.
Menggunakan antibiotik jangka panjang
Siapa yang suka minum antibiotik? Hayo ngaku! Padahal, minum antibiotik jangka panjang itu nggak baik lho buat organ kewanitaan kita. Soalnya, antibiotik itu nggak cuma membunuh bakteri jahat, tapi juga bakteri baik yang ada di organ kewanitaan kita.
Nah, kalau bakteri baik kita berkurang, bakteri jahat jadi lebih mudah berkembang biak dan bikin kita kena vaginosis bakterialis. Makanya, kalau memang nggak terpaksa, jangan minum antibiotik jangka panjang ya! Lebih baik obati penyakitnya dengan cara alami aja.