Kamu Alergi Telur? Ini Penyebabnya yang Jarang Diketahui!

waktu baca 4 menit
Selasa, 21 Mei 2024 20:16 0 9 Maira

Kamu Alergi Telur? Ini Penyebabnya yang Jarang Diketahui!

Ligaponsel.com – Alergi telur merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat dalam telur. Reaksi ini dapat berupa ruam, gatal-gatal, bengkak, sesak napas, hingga anafilaksis. Alergi telur paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi telur, antara lain:

  • Riwayat keluarga alergi telur
  • Riwayat eksim atau asma
  • Usia dini saat pertama kali mengonsumsi telur
  • Konsumsi telur secara berlebihan

Gejala alergi telur dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan alergi. Gejala ringan biasanya berupa ruam, gatal-gatal, dan bengkak pada kulit. Gejala sedang dapat berupa sesak napas, mengi, dan mual. Gejala berat dapat berupa anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang mengancam jiwa yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.

Jika Anda mengalami gejala alergi telur, segera cari pertolongan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga dapat melakukan tes alergi untuk memastikan diagnosis. Pengobatan alergi telur biasanya berupa penghindaran telur dan produk yang mengandung telur. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan untuk meredakan gejala.

Alergi telur merupakan kondisi yang serius, tetapi dapat dikelola dengan baik. Dengan menghindari telur dan produk yang mengandung telur, serta selalu membawa obat-obatan yang diresepkan dokter, Anda dapat hidup sehat dengan alergi telur.

Kenapa Orang Bisa Terkena Alergi Telur

Alergi telur merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang menganggap protein dalam telur sebagai zat berbahaya. Reaksi ini dapat berupa ruam, gatal-gatal, bengkak, sesak napas, hingga anafilaksis. Alergi telur paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi telur, antara lain:

  • Riwayat keluarga alergi telur
  • Riwayat eksim atau asma
  • Usia dini saat pertama kali mengonsumsi telur
  • Konsumsi telur berlebihan

Gejala alergi telur dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan alergi. Gejala ringan biasanya berupa ruam, gatal-gatal, dan bengkak pada kulit. Gejala sedang dapat berupa sesak napas, mengi, dan mual. Gejala berat dapat berupa anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang mengancam jiwa yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.

Jika Anda mengalami gejala alergi telur, segera cari pertolongan medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga dapat melakukan tes alergi untuk memastikan diagnosis. Pengobatan alergi telur biasanya berupa penghindaran telur dan produk yang mengandung telur. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan untuk meredakan gejala.

Alergi telur merupakan kondisi yang serius, tetapi dapat dikelola dengan baik. Dengan menghindari telur dan produk yang mengandung telur, serta selalu membawa obat-obatan yang diresepkan dokter, Anda dapat hidup sehat dengan alergi telur.

Riwayat keluarga alergi telur

Kalau di keluarga kamu ada yang alergi telur, kemungkinan besar kamu juga bisa alergi telur. Ini karena alergi telur bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Jadi, kalau orang tua kamu alergi telur, kamu harus hati-hati saat makan telur. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter untuk memastikan apakah kamu juga alergi telur atau tidak.

Alergi telur biasanya muncul pada anak-anak. Tapi, bukan berarti orang dewasa tidak bisa alergi telur. Alergi telur bisa muncul kapan saja, bahkan pada orang yang sebelumnya tidak pernah alergi telur.

Riwayat eksim atau asma

Selain riwayat keluarga, riwayat eksim atau asma juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena alergi telur. Ini karena eksim dan asma merupakan kondisi yang berhubungan dengan alergi. Orang yang memiliki eksim atau asma lebih cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang sensitif, sehingga lebih mudah terkena alergi, termasuk alergi telur.

Jika kamu memiliki riwayat eksim atau asma, sebaiknya berhati-hati saat makan telur. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter untuk memastikan apakah kamu alergi telur atau tidak.

Usia dini saat pertama kali mengonsumsi telur

Usia dini saat pertama kali mengonsumsi telur juga bisa meningkatkan risiko alergi telur. Ini karena sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak masih belum berkembang sempurna, sehingga lebih mudah terkena alergi. Sebaiknya hindari memberikan telur pada bayi di bawah usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, telur dapat diberikan secara bertahap, dimulai dari kuning telur yang dihaluskan.

Konsumsi telur berlebihan

Makan telur terlalu banyak juga bisa meningkatkan risiko alergi telur. Ini karena semakin sering kamu makan telur, semakin banyak sistem kekebalan tubuh kamu terpapar protein telur. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh kamu bisa menjadi lebih sensitif terhadap protein telur dan menganggapnya sebagai zat berbahaya. Hal ini dapat memicu reaksi alergi.