Ligaponsel.com – Perut kembung merupakan kondisi umum yang ditandai dengan peningkatan jumlah gas di saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan rasa penuh di perut.
Ada berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan perut kembung, antara lain:
- Sindrom iritasi usus (IBS) adalah gangguan pencernaan umum yang menyebabkan gejala seperti perut kembung, kram perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
- Penyakit celiac adalah gangguan autoimun yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley. Gejala penyakit celiac dapat meliputi perut kembung, diare, dan penurunan berat badan.
- Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Gejala intoleransi laktosa dapat meliputi perut kembung, kembung, dan diare.
- Sembelit adalah kondisi di mana buang air besar menjadi sulit atau tidak teratur. Sembelit dapat menyebabkan perut kembung karena tinja yang menumpuk di usus besar.
- Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung. Gejala tukak lambung dapat meliputi perut kembung, nyeri perut, dan mual.
Jika Anda mengalami perut kembung yang parah atau berkepanjangan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Inilah Beberapa Penyakit Yang Ditandai Dengan Perut Kembung
Perut kembung bisa menjadi pertanda dari berbagai macam penyakit. Berikut adalah 5 penyakit yang seringkali ditandai dengan perut kembung:
- Sindrom iritasi usus (IBS)
- Penyakit celiac
- Intoleransi laktosa
- Sembelit
- Tukak lambung
Jika Anda mengalami perut kembung yang parah atau berkepanjangan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Sindrom iritasi usus (IBS)
Sindrom iritasi usus atau yang biasa disingkat IBS adalah salah satu penyakit yang seringkali ditandai dengan perut kembung. Penyakit ini merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan gejala seperti nyeri perut, kembung, dan perubahan pola buang air besar.
Penyebab pasti IBS belum diketahui secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik, stres, dan infeksi. Gejala IBS bisa kambuh-kambuhan dan tingkat keparahannya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada usus halus saat mengonsumsi gluten. Gluten sendiri merupakan protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley.
Pada penderita penyakit celiac, mengonsumsi makanan yang mengandung gluten akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang lapisan usus halus. Hal ini menyebabkan kerusakan pada vili, yaitu tonjolan kecil di dinding usus yang berfungsi menyerap nutrisi. Akibatnya, penderita penyakit celiac mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Hal ini disebabkan oleh kekurangan enzim laktase, yang biasanya diproduksi oleh usus halus untuk memecah laktosa menjadi gula yang lebih sederhana.
Gejala intoleransi laktosa dapat muncul dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa, dan dapat meliputi perut kembung, kembung, diare, dan mual.
Sembelit
Sembelit adalah kondisi di mana buang air besar menjadi sulit atau tidak teratur. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya asupan serat, kurang minum air putih, atau kurang aktivitas fisik.
Sembelit dapat menyebabkan perut kembung karena tinja yang menumpuk di usus besar. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan rasa penuh di perut.
Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung yang dapat menyebabkan perut kembung, nyeri perut, dan mual. Tukak lambung dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres.
Pengobatan tukak lambung biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan untuk membunuh bakteri H. pylori, mengurangi produksi asam lambung, dan melindungi lapisan lambung.