Ligaponsel.com – Keluarga korban kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana membantah adanya open donasi di media sosial (medsos).
Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara keluarga korban, Ade Erma. Ia mengatakan, keluarga tidak pernah membuka donasi untuk korban kecelakaan.
“Kami tidak pernah membuka donasi. Kami minta masyarakat untuk tidak tertipu oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan keluarga korban,” kata Ade, Minggu (30/10/2022).
Ade menjelaskan, keluarga korban saat ini sedang fokus pada proses pemakaman dan pemulihan korban luka-luka.
“Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat. Kami juga berharap pihak kepolisian dapat segera mengusut tuntas penyebab kecelakaan ini,” ujar Ade.
Keluarga Korban Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana Bantah Open Donasi di Medsos
Mari kita bahas aspek penting dari topik ini:
- Bantahan keluarga korban
- Dugaan penipuan donasi
- Fokus keluarga pada korban
- Permintaan usut tuntas
- Dukungan masyarakat
- Etika berdonasi
Keluarga korban dengan tegas membantah adanya penggalangan donasi. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan keluarga korban. Saat ini, keluarga tengah fokus pada pemulihan korban luka-luka dan proses pemakaman korban meninggal. Mereka juga meminta pihak berwenang untuk mengusut tuntas penyebab kecelakaan. Dukungan masyarakat sangat berarti bagi keluarga korban. Masyarakat dapat memberikan dukungan moral dan bantuan sesuai kemampuan, namun tetap memperhatikan etika berdonasi.
Bantahan keluarga korban
Keluarga korban kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana membantah adanya penggalangan donasi di media sosial (medsos). Juru bicara keluarga korban, Ade Erma, menegaskan bahwa keluarga tidak pernah membuka donasi untuk para korban.
Bantahan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya penipuan yang mengatasnamakan keluarga korban. Masyarakat diimbau untuk waspada dan tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dugaan penipuan donasi
Kasus penipuan donasi kerap terjadi, terutama saat terjadi musibah atau bencana. Para penipu biasanya mengatasnamakan korban atau keluarga korban untuk mengelabui masyarakat agar mau memberikan donasi.
Dalam kasus kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana, keluarga korban telah membantah adanya penggalangan donasi. Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap kemungkinan penipuan.
Jika ingin berdonasi, sebaiknya lakukan melalui lembaga atau organisasi resmi yang terpercaya. Masyarakat juga dapat langsung menghubungi keluarga korban untuk memastikan kebenaran informasi penggalangan donasi.
Fokus keluarga pada korban
Di tengah duka mendalam, keluarga korban kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana tengah fokus pada pemulihan korban luka-luka dan proses pemakaman korban meninggal. Mereka sangat menghargai doa dan dukungan dari masyarakat.
Keluarga berharap pihak berwenang dapat segera mengusut tuntas penyebab kecelakaan ini. Mereka juga meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan keluarga korban untuk melakukan penggalangan donasi.
Permintaan usut tuntas
Keluarga korban kecelakaan maut bus SMK Lingga Kencana meminta pihak berwenang untuk mengusut tuntas penyebab kecelakaan. Mereka ingin mengetahui secara jelas apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut sehingga dapat dihindari di kemudian hari.
Usut tuntas kecelakaan lalu lintas sangat penting untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarga korban. Selain itu, usut tuntas juga dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah terjadinya kecelakaan serupa di kemudian hari.
Dukungan masyarakat
Dalam menghadapi musibah ini, keluarga korban sangat terbantu dengan doa dan dukungan dari masyarakat. Dukungan tersebut menjadi kekuatan bagi keluarga untuk melewati masa sulit ini.
Masyarakat dapat memberikan dukungan dengan berbagai cara, seperti memberikan bantuan materiil, doa, atau sekadar memberikan semangat kepada keluarga korban.
Etika berdonasi
Saat ingin berdonasi, ada baiknya kita memperhatikan etika berdonasi. Pastikan donasi diberikan kepada pihak yang tepat dan benar-benar membutuhkan. Jangan mudah tergiur dengan ajakan donasi yang mengatasnamakan korban bencana atau musibah, apalagi jika ajakan tersebut beredar di media sosial.
Untuk memastikan keamanan donasi, lebih baik disalurkan melalui lembaga atau organisasi resmi yang terpercaya. Kita juga bisa langsung menghubungi keluarga korban untuk memastikan kebenaran informasi penggalangan donasi.