Ligaponsel.com – Pasar Sumringah, Saham TPIA Dibuka Melesat 8% dengan Transaksi Segini
Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TPIA) dibuka melesat 8,06% ke level Rp1.125 pada perdagangan Kamis (13/10/2022). Penguatan ini terjadi di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan data RTI, saham TPIA dibuka pada level Rp1.041 dan bergerak pada rentang Rp1.040-1.130. Total transaksi saham TPIA mencapai Rp123,9 miliar dengan volume perdagangan 113,5 juta saham.
Penguatan saham TPIA sejalan dengan rilis laporan keuangan kuartal III-2022 yang tercatat mengalami pertumbuhan. TPIA mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun, naik 10,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan TPIA juga mengalami kenaikan sebesar 7,8% menjadi Rp3,4 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh peningkatan trafik telekomunikasi dan perluasan jaringan.
Analis menilai, penguatan saham TPIA juga dipengaruhi oleh sentimen positif dari rencana pemerintah untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Pasar menilai, TPIA sebagai salah satu perusahaan penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia akan diuntungkan dari rencana tersebut.
Selain itu, TPIA juga berpotensi mendapat manfaat dari peningkatan penggunaan layanan data dan adopsi teknologi 5G di Indonesia.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa harga saham dapat mengalami fluktuasi. Investor disarankan untuk mempertimbangkan kondisi pasar dan faktor fundamental sebelum mengambil keputusan investasi.
Pasar Sumringah, Saham TPIA Dibuka Melesat 8% dengan Transaksi Segini
Saham melambung, transaksi ramai, laba bersih naik, pendapatan naik, rencana pemerintah, potensi 5G.
Keenam aspek tersebut menjadi sorotan utama di balik penguatan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TPIA) yang melesat 8% pada perdagangan Kamis (13/10/2022). Penguatan ini sejalan dengan rilis laporan keuangan kuartal III-2022 yang menunjukkan pertumbuhan positif dan sentimen positif dari rencana pemerintah untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).