Aksi Jual Mereda, Asing Gencar Borong Saham-Saham Ini!

waktu baca 4 menit
Kamis, 16 Mei 2024 14:37 0 30 Pasha

Aksi Jual Mereda, Asing Gencar Borong Saham-Saham Ini!

Aksi Jual Mereda, Asing Gencar Borong Saham-Saham Ini!

Ligaponsel.com – Aksi jual berkurang, asing mulai banyak borong saham ini

IHSG ditutup menguat 0,36% ke level 6.865,25 pada perdagangan Selasa (14/2/2023). Aksi jual investor asing yang sempat menekan IHSG pada pekan lalu mulai berkurang. Bahkan, pada hari ini, asing mencatat beli bersih (net buy) Rp466,07 miliar di seluruh pasar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan aksi jual akan semakin berkurang pada pekan ini. “Kami perkirakan investor asing masih akan melakukan aksi beli seiring dengan rilisnya data perekonomian yang masih bagus,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/2).

Herditya merekomendasikan saham-saham yang masih menarik untuk dicermati. Beberapa saham tersebut antara lain:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
  • PT Astra International Tbk (ASII)
  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Herditya menilai, saham-saham tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan yang bagus. “Saham-saham ini memiliki fundamental yang kuat dan didukung oleh kinerja keuangan yang baik,” imbuhnya.

Aksi Jual Berkurang, Asing Mulai Banyak Borong Saham Ini

Investor asing mulai banyak memborong saham di pasar Indonesia. Hal ini terlihat dari aksi beli bersih (net buy) yang dilakukan oleh investor asing pada Selasa (14/2/2023) yang mencapai Rp466,07 miliar.

Ada 6 aspek penting yang perlu diperhatikan terkait dengan aksi jual yang berkurang dan aksi borong saham oleh investor asing ini:

  • Sentimen positif
  • Kinerja emiten
  • Prospek ekonomi
  • Kebijakan pemerintah
  • Nilai tukar rupiah
  • Kondisi global

Semua aspek ini saling berkaitan dan mempengaruhi minat investor asing untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia. Misalnya, sentimen positif terhadap perekonomian Indonesia akan mendorong investor asing untuk membeli saham-saham emiten yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan prospek pertumbuhan yang bagus. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah dan kondisi global yang tidak kondusif dapat membuat investor asing cenderung menahan diri untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Dengan memahami berbagai aspek yang mempengaruhi aksi jual dan aksi borong saham oleh investor asing, pelaku pasar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan menguntungkan.

Sentimen positif

Investor asing mulai banyak memborong saham di pasar Indonesia. Hal ini terlihat dari aksi beli bersih (net buy) yang dilakukan oleh investor asing pada Selasa (14/2/2023) yang mencapai Rp466,07 miliar.

Sentimen positif terhadap perekonomian Indonesia menjadi salah satu faktor yang mendorong investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Perekonomian Indonesia yang tumbuh cukup baik dan stabil membuat investor asing yakin untuk berinvestasi di Indonesia.

Kinerja emiten

Selain sentimen positif terhadap perekonomian Indonesia, kinerja emiten yang baik juga menjadi daya tarik bagi investor asing untuk memborong saham di pasar Indonesia. Emiten-emiten dengan kinerja keuangan yang baik dan prospek pertumbuhan yang bagus akan menjadi incaran investor asing.

Beberapa emiten yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan prospek pertumbuhan yang bagus antara lain:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
  • PT Astra International Tbk (ASII)
  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Prospek ekonomi

Prospek ekonomi Indonesia yang cerah menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terkendali membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi, seperti insentif fiskal dan kemudahan perizinan. Hal ini semakin membuat Indonesia menjadi negara yang ramah investasi.

Kebijakan pemerintah

Pemerintah Indonesia terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi, seperti insentif fiskal dan kemudahan perizinan. Hal ini semakin membuat Indonesia menjadi negara yang ramah investasi.

Salah satu kebijakan pemerintah yang paling menarik bagi investor asing adalah pemberian insentif fiskal berupa tax holiday dan tax allowance. Tax holiday adalah pembebasan pajak penghasilan (PPh) selama beberapa tahun bagi perusahaan yang berinvestasi di Indonesia. Sedangkan tax allowance adalah pengurangan PPh yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengurangi beban pajaknya.

Selain itu, pemerintah juga memberikan kemudahan perizinan bagi investor asing. Pemerintah telah memangkas waktu pengurusan izin investasi dan menyediakan layanan one stop service untuk mempermudah investor asing dalam mendirikan bisnis di Indonesia.

Nilai tukar rupiah

Nilai tukar rupiah yang stabil juga menjadi daya tarik bagi investor asing. Rupiah yang stabil membuat investor asing tidak perlu khawatir akan risiko nilai tukar yang dapat merugikan investasi mereka.

Pemerintah Indonesia juga terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang wajar. Defisit transaksi berjalan yang terkendali akan membuat nilai tukar rupiah tetap stabil.

Kondisi global

Kondisi global yang kondusif juga menjadi faktor yang mendorong investor asing masuk ke pasar saham Indonesia. Perekonomian global yang tumbuh dan stabil membuat investor asing lebih percaya diri untuk berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang mereda juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham Indonesia. Perang dagang yang mereda mengurangi ketidakpastian di pasar global dan membuat investor lebih berani mengambil risiko.