Ligaponsel.com – Cetak Rekor Terendah Sejak 2010, Saham SMGR Anjlok 36%
Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) atau yang biasa dikenal dengan Smartfren mencetak rekor terendah sejak tahun 2010. Pada perdagangan hari ini, Kamis (16/2/2023), saham FREN ditutup di level Rp 77, turun 36,11% secara year-to-date (ytd) dan menjadi yang terendah sejak 2010.
Anjloknya saham FREN terjadi di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat. Para pemain besar seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata terus melakukan ekspansi dan inovasi untuk menarik pelanggan.
Selain itu, Smartfren juga menghadapi tantangan dari sisi internal. Perusahaan masih mencatatkan kerugian pada kuartal III-2022 sebesar Rp 814,06 miliar. Pendapatan perusahaan juga turun 10,7% secara tahunan menjadi Rp 2,9 triliun.
Analis menilai, saham FREN masih berpotensi untuk turun lebih dalam. Hal ini karena persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat dan kinerja keuangan Smartfren yang belum membaik.
Bagi investor yang ingin membeli saham FREN, disarankan untuk menunggu hingga ada perbaikan kinerja keuangan dan kondisi industri telekomunikasi membaik.
Cetak Rekor Terendah Sejak 2010, Saham SMGR Anjlok 36%
Saham SMGR mencetak rekor terendah sejak 2010. Ada 6 aspek penting yang perlu diperhatikan:
- Persaingan ketat
- Kinerja keuangan buruk
- Potensi penurunan lebih dalam
- Tunggu perbaikan kinerja
- Industri telekomunikasi membaik
- Investor disarankan menunggu
Keenam aspek ini saling terkait dan mempengaruhi pergerakan saham SMGR. Persaingan ketat dan kinerja keuangan yang buruk membuat saham SMGR berpotensi turun lebih dalam. Investor disarankan untuk menunggu hingga ada perbaikan kinerja dan kondisi industri telekomunikasi membaik sebelum membeli saham SMGR.
Persaingan ketat
Saham SMGR ambles, jatuh 36% sejak awal tahun. Ada apa gerangan?
Salah satu penyebabnya adalah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat. Pemain besar seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata terus berebut pelanggan dengan berbagai cara, mulai dari perang harga hingga inovasi layanan.
Dalam kondisi seperti ini, SMGR harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan posisinya di pasar.
Kinerja keuangan buruk
Selain persaingan ketat, kinerja keuangan SMGR juga menjadi sorotan. Perusahaan masih mencatatkan kerugian pada kuartal III-2022 sebesar Rp 814,06 miliar. Pendapatan perusahaan juga turun 10,7% secara tahunan menjadi Rp 2,9 triliun.
Kinerja keuangan yang buruk ini membuat investor khawatir tentang masa depan SMGR. Mereka takut bahwa perusahaan tidak akan mampu bersaing dengan pemain besar lainnya di industri telekomunikasi.
Potensi Penurunan Lebih Dalam
Saham SMGR masih berpotensi untuk turun lebih dalam. Hal ini karena persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat dan kinerja keuangan Smartfren yang belum membaik.
Bagi investor yang ingin membeli saham FREN, disarankan untuk menunggu hingga ada perbaikan kinerja keuangan dan kondisi industri telekomunikasi membaik.
Tunggu perbaikan kinerja
Buat para investor yang lagi mengincar saham SMGR, mendingan sabar dulu deh. Tunggu aja sampai kinerja keuangan perusahaan membaik dan kondisi industri telekomunikasi membaik.
Soalnya, kalau dipaksain beli sekarang, bisa-bisa malah buntung. Soalnya, persaingan di industri telekomunikasi lagi ketat banget. Pemain-pemain besar kayak Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata lagi pada jor-joran ngasih promo dan inovasi buat menarik pelanggan.
Di sisi lain, kinerja keuangan SMGR juga masih belum bagus. Perusahaan masih rugi gede-gedean. Makanya, mendingan tunggu aja dulu sampai kondisinya membaik. Kalau udah gitu, baru deh beli saham SMGR.
Industri telekomunikasi membaik
Selain kinerja keuangan yang membaik, kondisi industri telekomunikasi juga harus membaik sebelum saham SMGR bisa naik signifikan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, persaingan di industri telekomunikasi sangat ketat. Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata terus berinovasi dan menawarkan promo menarik untuk menarik pelanggan.
Kalau kondisi industri telekomunikasi membaik, artinya persaingan tidak terlalu ketat dan permintaan akan layanan telekomunikasi meningkat. Hal ini akan membuat SMGR lebih mudah untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungannya.
Investor disarankan menunggu
Buat para investor yang lagi mengincar saham SMGR, mendingan sabar dulu deh. Tunggu aja sampai kinerja keuangan perusahaan membaik dan kondisi industri telekomunikasi membaik.
Soalnya, kalau dipaksain beli sekarang, bisa-bisa malah buntung. Soalnya, persaingan di industri telekomunikasi lagi ketat banget. Pemain-pemain besar kayak Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata lagi pada jor-joran ngasih promo dan inovasi buat menarik pelanggan.
Di sisi lain, kinerja keuangan SMGR juga masih belum bagus. Perusahaan masih rugi gede-gedean. Makanya, mendingan tunggu aja dulu sampai kondisinya membaik. Kalau udah gitu, baru deh beli saham SMGR.