Studi Tur Dilarang, Kepala Sekolah di Semarang Ketar-Ketir!

waktu baca 4 menit
Jumat, 17 Mei 2024 12:59 0 39 Fatimah

Studi Tur Dilarang, Kepala Sekolah di Semarang Ketar-Ketir!

Studi Tur Dilarang, Kepala Sekolah di Semarang Ketar-Ketir!

Ligaponsel.com – Soal Larangan “Study Tour”, Begini Respons Sejumlah Kepala Sekolah di Kota Semarang

Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan larangan kegiatan _study tour_ bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) pada tahun ajaran 2023/2024. Larangan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor 421.1/10695 tanggal 15 Februari 2023.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, mengatakan larangan _study tour_ diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 yang masih terjadi.

“Kami masih khawatir dengan penyebaran Covid-19. Kita tidak ingin mengambil risiko anak-anak kita terpapar virus ini,” kata Gunawan, Rabu (15/2/2023).

Selain itu, larangan _study tour_ juga bertujuan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah.

“Kami ingin anak-anak fokus belajar di sekolah. Jangan sampai kegiatan _study tour_ mengganggu proses belajar mereka,” ujar Gunawan.

Menanggapi larangan tersebut, sejumlah kepala sekolah di Kota Semarang memberikan respons yang beragam.

Kepala SMP Negeri 1 Semarang, Mulyono, mengatakan pihaknya mendukung larangan _study tour_ yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan.

“Kami memahami kekhawatiran Dinas Pendidikan terkait penyebaran Covid-19. Kami juga ingin memastikan keselamatan dan kesehatan siswa kami,” kata Mulyono.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Semarang, Agus Triyono, mengaku kecewa dengan larangan _study tour_.

“Kegiatan _study tour_ sangat bermanfaat bagi siswa. Mereka bisa belajar banyak hal di luar sekolah,” kata Agus.

Agus berharap Dinas Pendidikan bisa mempertimbangkan kembali larangan _study tour_.

“Kami berharap Dinas Pendidikan bisa memberikan solusi alternatif yang tidak merugikan siswa,” ujar Agus.

Soal Larangan “Study Tour”, Begini Respons Sejumlah Kepala Sekolah di Kota Semarang

Larangan _study tour_ di Kota Semarang menuai beragam respons dari kepala sekolah. Ada yang mendukung, ada pula yang kecewa. Namun, semua pihak sepakat bahwa keselamatan dan kesehatan siswa harus menjadi prioritas utama.

Berikut adalah enam aspek penting yang perlu diperhatikan terkait larangan _study tour_ di Kota Semarang:

  1. Kesehatan dan keselamatan siswa
  2. Proses belajar mengajar
  3. Dukungan orang tua
  4. Alternatif kegiatan belajar
  5. Dampak psikologis
  6. Tanggung jawab sekolah

Semua aspek ini saling terkait dan harus dipertimbangkan secara komprehensif. Dinas Pendidikan Kota Semarang harus bisa mengambil keputusan yang terbaik demi kepentingan semua pihak.

Kesehatan dan keselamatan siswa

Kesehatan dan keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama dalam mengambil keputusan terkait larangan _study tour_. Kegiatan _study tour_ berpotensi menjadi tempat penyebaran virus dan penyakit. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan harus mempertimbangkan risiko kesehatan yang mungkin timbul sebelum mengambil keputusan.

Selain itu, _study tour_ juga dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan cedera. Siswa yang mengikuti _study tour_ akan melakukan perjalanan jauh dan mengunjungi tempat-tempat yang tidak dikenal. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera.

Proses belajar mengajar

Kegiatan _study tour_ dapat menjadi sarana belajar yang efektif bagi siswa. Melalui _study tour_, siswa dapat belajar banyak hal di luar kelas. Mereka dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah, museum, dan tempat-tempat lainnya yang relevan dengan materi pelajaran.

Selain itu, _study tour_ juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan kemandirian. Siswa akan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dalam kelompok, dan membuat keputusan sendiri.

Dukungan orang tua

Dukungan orang tua sangat penting dalam menentukan apakah kegiatan _study tour_ boleh dilakukan atau tidak. Orang tua berhak mengetahui risiko dan manfaat _study tour_ sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk anaknya.

Selain itu, dukungan orang tua juga diperlukan dalam memastikan bahwa siswa mengikuti aturan dan prosedur _study tour_ dengan baik. Orang tua harus bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan siswa selama _study tour_.

Alternatif kegiatan belajar

Jika kegiatan _study tour_ dilarang, Dinas Pendidikan Kota Semarang harus menyediakan alternatif kegiatan belajar yang tidak kalah bermanfaat bagi siswa. Alternatif kegiatan belajar ini harus tetap memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan, dan proses belajar mengajar.

Beberapa alternatif kegiatan belajar yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Kunjungan ke museum atau tempat bersejarah di sekitar Kota Semarang
  • Pameran atau lomba karya ilmiah
  • Kegiatan bakti sosial
  • Pembelajaran berbasis proyek
  • Pembelajaran daring dengan narasumber dari luar sekolah

Dampak psikologis

Kegiatan _study tour_ dapat memberikan dampak psikologis yang positif bagi siswa. Melalui _study tour_, siswa dapat belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dalam kelompok, dan membuat keputusan sendiri. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, dan keterampilan sosial siswa.

Selain itu, _study tour_ juga dapat memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi siswa. Siswa dapat mengunjungi tempat-tempat baru, bertemu orang baru, dan belajar tentang budaya yang berbeda. Hal ini dapat memperluas wawasan siswa dan membuat mereka lebih menghargai keberagaman.

Tanggung jawab sekolah

Dalam penyelenggaraan kegiatan _study tour_, sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memastikan keselamatan dan kesehatan siswa. Sekolah harus memastikan bahwa _study tour_ direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.

Sekolah juga harus bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan bahwa siswa mengikuti aturan dan prosedur _study tour_ dengan baik. Sekolah harus memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada orang tua tentang risiko dan manfaat _study tour_.