Ligaponsel.com – Menteri ESDM: Program B100 Perlu Melalui Uji di Laboratorium
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, program penggunaan bahan bakar nabati murni (B100) perlu melalui uji melalui tahapan engineering development di laboratorium.
Program B100 itu harus kita lakukan uji engineering development-nya, untuk memastikan tidak ada masalah sebelum diimplementasikan, kata Arifin dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023).
Menurut Arifin, uji engineering development tersebut akan dilakukan oleh tim gabungan yang melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lemigas, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kita akan bentuk tim gabungan yang melibatkan BRIN, Lemigas, dan ITB untuk melakukan uji engineering development ini, ujarnya.
Arifin menjelaskan, uji engineering development tersebut akan dilakukan untuk memastikan bahwa B100 aman digunakan pada mesin kendaraan dan tidak menimbulkan kerusakan.
Kita harus pastikan bahwa B100 ini aman digunakan pada mesin kendaraan dan tidak menimbulkan kerusakan, tuturnya.
Selain itu, Arifin juga mengatakan bahwa uji engineering development tersebut juga akan dilakukan untuk mengukur efisiensi penggunaan B100.
Kita juga akan ukur efisiensi penggunaan B100, apakah lebih efisien dari B30 atau tidak, katanya.
Arifin berharap, uji engineering development tersebut dapat selesai pada tahun 2023.
Kita harapkan uji engineering development ini bisa selesai pada tahun ini, pungkasnya.
Menteri ESDM
Uji di laboratorium jadi kunci sukses program B100!
Ada 5 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengujian B100:
- Keamanan
- Efisiensi
- Ketersediaan
- Harga
- Dampak lingkungan
Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa B100 aman digunakan pada mesin kendaraan, efisien dalam penggunaannya, tersedia dalam jumlah yang cukup, memiliki harga yang terjangkau, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan memperhatikan aspek-aspek penting ini, program B100 dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Keamanan
Uji keamanan sangat penting untuk memastikan bahwa B100 tidak akan merusak mesin kendaraan. B100 adalah bahan bakar nabati murni yang terbuat dari minyak kelapa sawit, dan memiliki sifat yang berbeda dengan solar biasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk memastikan bahwa B100 tidak akan menimbulkan masalah pada mesin, seperti korosi atau penyumbatan.
Pengujian keamanan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin uji yang telah dimodifikasi untuk menggunakan B100. Mesin uji ini akan dioperasikan dalam kondisi yang berbeda, seperti beban tinggi, suhu tinggi, dan kecepatan tinggi, untuk melihat bagaimana B100 bereaksi. Hasil pengujian ini akan digunakan untuk menentukan apakah B100 aman digunakan pada mesin kendaraan.
Efisiensi
Selain keamanan, efisiensi juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengujian B100. B100 harus efisien dalam penggunaannya, artinya harus mampu menghasilkan tenaga yang sama atau lebih besar dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit dibandingkan dengan solar biasa.
Pengujian efisiensi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin uji yang sama dengan pengujian keamanan. Mesin uji akan dioperasikan pada kondisi beban dan kecepatan yang berbeda, dan konsumsi bahan bakar akan diukur. Hasil pengujian ini akan digunakan untuk menentukan efisiensi B100 dibandingkan dengan solar biasa.
Ketersediaan
Selain keamanan dan efisiensi, ketersediaan juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengujian B100. B100 harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jika B100 tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka program B100 tidak akan dapat berjalan dengan sukses.
Pengujian ketersediaan dapat dilakukan dengan melakukan survei terhadap petani kelapa sawit dan produsen B100. Survei ini akan digunakan untuk mengetahui kapasitas produksi B100 dan potensi ketersediaannya di masa depan. Hasil survei ini akan digunakan untuk menentukan apakah B100 dapat tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Harga
Harga merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengujian B100. B100 harus memiliki harga yang terjangkau agar dapat bersaing dengan solar biasa. Jika harga B100 terlalu mahal, maka masyarakat akan enggan menggunakannya.
Pengujian harga dapat dilakukan dengan melakukan survei terhadap konsumen dan produsen B100. Survei ini akan digunakan untuk mengetahui berapa harga B100 yang dapat diterima oleh konsumen dan berapa harga B100 yang dapat menguntungkan produsen. Hasil survei ini akan digunakan untuk menentukan harga B100 yang tepat.
Dampak lingkungan
Selain aspek-aspek di atas, dampak lingkungan juga perlu diperhatikan dalam pengujian B100. B100 harus memiliki dampak lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan solar biasa, artinya harus menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah.
Pengujian dampak lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin uji yang sama dengan pengujian keamanan dan efisiensi. Mesin uji akan dioperasikan pada kondisi beban dan kecepatan yang berbeda, dan emisi gas buang akan diukur. Hasil pengujian ini akan digunakan untuk menentukan dampak lingkungan B100 dibandingkan dengan solar biasa.